"..Ednah melihat orang yang dicintainya itu pergi tanpa menoleh untuk melihatnya sekali lagi. Meski begitu, Ednah masih teringat sketsa yang menawan nan anggun.." -Legenda Yellow Bellow.
Matahari memaksa untuk muncul dari balik dinding tebal yang berkabut di langit, celah-celah untuk cahayanya yang mulai melemah kini tertutup sudah tanpa nampak cahaya sedikitpun. Caspian masih disisi kanan Carrie dengan mengatup bibirnya yang penuh. Sorot matanya liar ke kerumunan orang yang berada tak jauh darinya, sekarang yang hanya Carrie pikirkan ialah sampai rumah tanpa membuat onar dengan anak aneh itu.
Jika bukan karena Annabeth yang memanggil dan menyatakan dirinya adalah Carrie, Caspian tidak akan berada sedekat ini bersamanya.
Tubuh ramping anak itu berhasil menutupi diri Carrie yang ramah dan senang bersosialisasi, karena orang-orang tampak tak peduli dengan kehadirannya hari itu dijalan dan tidak memanggil.
Carrie sudah punya pasangan.
Carrie terlihat bahagia sekali.
Anak pastor itu sudah besar, ya.
Dan masih banyak lagi kenyataan yang bertolak belakang dengan yang dirasakan Carrie saat ini.Carrie tidak tahu mesti berbuat apa kecuali membentak anak itu untuk menjauh, tapi hasilnya nihil, anak itu terus membuntutinya dan kini sudah berada lebih dekat dari yang sebelumnya. Tibanya mereka di Brightway, Carrie menghempaskan tasnya dibangku toko lalu menghadap ke wajah Caspian. Memberanikan diri.
"Kau pikir aku peduli denganmu? Dengar ya, jika kita bertemu lagi di kelas Sastra. Sebaiknya kau tidak usah menegurku."
Lalu Carrie masuk ke rumahnya untuk memanggil ibunya. Mungkin itu ide bagus daripada mendiamkan Caspian sendirian.
Demi apapun Carrie bersumpah dia tidak bisa benar-benar menahan diri untuk tidak melihat anak itu. Enam tahun adalah waktu yang lama untuk melihat Caspian yang aneh itu menjadi seramah dirinya dan malah lebih sopan dari yang Carrie pikirkan.
Rumah memang bukan tempat yang bagus untuk menghindari segalanya, hal yang tidak diinginkan pun bisa terjadi kapan saja meski hanya duduk didalam rumah tanpa melakukan aktivitas apa-apa dan seperti itulah Carrie saat ini, dia terjebak dalam dunia yang dikaguminya sebelumnya, tanpa ada celah untuk menghindariya.
Caspian lebih baik dari yang ia pikirkan, tapi berkali-kali dia berusaha menepiskan perkataan itu. Dia melihat ibunya yang pergi ke toko dengan celana pendek dan rambut yang dikuncir rapi dibelakang kepalanya dari balik jendela rumahnya yang langsung menghadap ke samping Brightway. Caspian selalu tersenyum diakhir katanya dan tak lupa untuk tertawa geli karena Kyle begitu kuat selera humornya. Carrie tahu itu semacam kunjungan "tak lama berjumpa" tapi tetap saja anak itu terkesan memaksa saat akan datang ke Brightway. Kyle kembali masuk ke dalam rumah dan menyuruh Carrie untuk menemui anak itu. Dengan berjalan gontai dan hanya menatap lantai mamer, Carrie tak bisa berhenti memusatkan pikirannya mengenai CASPIAN.
"Care, maafkan aku karna memanggilmu dengan nama itu. Untungnya aku tidak sulit mengenal dirimu setelah sekian lama kita tidak pernah bertemu kembali dan, kita hampir tidak pernah bicara.." Caspian menyunggingkan senyum.
kita hampir tidak pernah bicara.. dia masih mengingat semuanya. Carrie pikir anak itu sudah melupakan tentang semua itu dan.. melupakannya.
"Tak perlu minta maaf orang aneh, aku lebih tahu darimu." Entah kenapa rasanya Carrie ingin menjambaki rambut Caspian saat itu pula. Tidak Caspian bukan menggemaskan, tapi kenapa dia harus bersikap manis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Archangel Alley
FantasyDatanglah lagi malam ini malaikatku Sayapmu kan membawa kedamaian pada Yellow Bellow. -Gneemert Lockheed. Jika Tuhan mengutus malaikatNya untuk bersamamu, kau tidak akan bisa menyangkalnya. Keelokan dan keanggunannya dibawah cahaya bulan membutakan...