Archangel Alley : Daun Persegi

554 54 4
                                    

"..kecuali kau bisa menutup ruang mimpimu dengan dinding tebal agar mimpi buruk tidak bisa masuk dari celah manapun." -Legenda Yellow Bellow.

Caspian berdiri dipuncak Pegunungan Salvagus dan Carrie berdiri agak jauh dari sana. Caspian seolah terbang diudara, kakinya sama sekali tidak menyentuh tanah, kulitnya bercahaya lebih terang dari sinar bulan yang memancarkan cahaya padanya. Caspian hanya tersenyum padanya dan lalu pergi ke atas dengan cahaya putih yang mengelilinginya. Dia terbang tanpa terlihat sayapnya dari balik baju kaus yang tampak baik-baik saja di tubuhnya. Tapi sehelai bulu jatuh di depan Carrie dan dia langsung menangkapnya, harum bulu itu beraroma grapefruit yang menjadi aroma khas tubuh Caspian.

Carrie mengusap-usap wajahnya setelah gedoran pintu yang terakhir terdengar seiring suara yang menjauh dari kamarnya. Dia melihat jam weker dan terburu-buru berangkat dari baringnya. Karpet rusia itu selalu menyentuh kakinya lebih dulu, ketika kulitnya menyentuh lembut karpet tersebut Carrie ingat betapa rindunya ia dengan pasir pantai yang selalu dikunjunginya, putih dengan butir-butir yang tidak nampak sama sekali, bahkan Carrie tak pernah berhasil menghitung jumlah setiap butir yang menempel lekat pada sela-sela jemari kakinya.

Jumat pagi diawali dengan kelas Matematika, disana dia bertemu Caspian dan berinisiatif untuk bicara padanya sebagaimana mereka melakukannya di malam itu, bukan karena jangkauan untuk menyentuh tangan Caspian saja yang menghambat kesempatan agar bisa kembali dekat dengan Caspian, tetapi lagak Caspian acuh tak acuh dengannya. Meski sangat berat membawa matanya untuk tetap fokus ke depan dan memperhatikan, jiwa Carrie melayang, seolah tak bisa berada disana. Sepulangnya dia bertemu Nedved yang nyaris membuatnya serangan jantung, mereka pulang bersama walau niat Carrie menunggu digerbang sekolah adalah karna ingin bertemu Caspian namun sosok yang diharapkannya tak kunjung muncul hingga dia memilih untuk tidak menolak ajakan Nedved.

"Anak itu sudah pulang, tapi aku tidak akan meninggalkanmu kok." Ujar Ned tersenyum ramah. Anak itu bersikap manis dihadapannya setelah Carrie meninggalkannya sendirian dikafeteria, tapi bukankah tidak baik jika mengabaikan orang begitu saja. Setidaknya jawaban ya bisa membuat ekspresinya berubah sedikit.

Bob terpaku ditempatnya setelah beberapa detik, Carrie mengamatinya untuk kebiasaan nya diakhir pekan, menulis artikel. Semacam tarikan magnet yang kuat yang Carrie rasakan saat bersama Bob, sulit dijelaskan bagian mana yang membuat Carrie begitu tertarik padanya, ada sesuatu keunikan tersendiri dalam diri Bob yang berhasil Carrie dapatkan. Bob merasa beruntung bisa menjadi cowok favorit bagi Carrie, tapi lebih beruntungnya Bob seandainya dia bisa mendapatkan hati anak itu.

Postur tubuh Bob yang ideal untuk orang sepertinya bisa dikatakan mirip atlet, dengan rambut hitam keriting, mana mungkin banyak cewek-cewek tertarik padanya. Bukan hanya itu, Bob jarang terlihat tersenyum kepada orang yang baginya tidak menarik, dia lebih senang dia yang menilai lebih dulu atau mengagumi sekalipun daripada sebaliknya. Dengan bibir yang dimajukan sedikit, Bob mulai mengalunkan sebuah lagu, dia bersiul dengan ringan dan sorot matanya menggoda kearah Carrie, keterpakuannya hilang tak lama seorang pengunjung ingin membeli roti.

Bola yang melingkar dilangit berwarna jingga kemerahan dengan kejamnya membanting diri ke ufuk, Carrie yang sudah lama sekali menikmati sinarnya kini mulai gelisah diatas kursi adirondak yang dicat coklat tanpa motif. Dia senang beristirahat disana ketika usai menulis artikel. Sesekali Carrie menghela napas panjang dan tak jarang pula saat dia memejamkan matanya wajah Caspian melayang-layang dipelupuk matanya, meskipun penuh gelap dan mustahil dapat melihat apa-apa, tetapi Caspian telah berada didalam kegelapan itu, berdiri diantara sudut ruangan yang gelap itu.

Archangel AlleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang