Habis sudah harapannya, berjatuhan berkeping-keping di lantai marmer yang kini terasa menggigiti kulit-kulitnya yang mendingin. Carrie mengerjap-erjapkan matanya pelan, mula-mula hanya seberkas cahaya yang di lihatnya, kemudian cahaya itu berubah menjadi tempat baru seperti ketika dia mengungkapkan harapannya. Menyadari itu, dirinya agak ketakutan. Jantung dan tubuhnya benar-benar bergetar, tidak seimbang hingga dia harus merasakan sakit pada bagian belakang kepalanya. Dia tidak berhasil mengubah segalanya, dia gagal menyelamatkan dunia, dia gagal dalam segala hal.
Carrie bangkit dari baringnya seraya memegang kepala bagian belakangnya yang terasa seperti habis terbentur. Dia menatap sekelilingnya, ada dua buah lampu gantung di samping kanan dan kirinya, dia baru sadar jika sekarang dia tidak lagi di atas lantai marmer melainkan di atas aspal yang hitam legam, retak di setiap sisinya dan nampak berembun. Ketika dia mengangkat kepalanya ke atas, tidak ada semacam langit atau apapun disana kecuali dinding gelap yang bahkan sulit di gapai. Dirinya di apit gedung-gedung tinggi menjulang, dia ingat sekarang dimana dia berada, dia pernah kemari sebelumnya, dia berada di sini untuk beberapa saat. Dia mengerutkan dahinya, berpikir. Hades. Dia berada di pusat Hades, masih di Hades. Lalu kemana para iblis? Dimana RavenRon? Dimana Caspian dan yang lainnya?
Wajah Carrie berubah sayu, menghela napasnya pasrah, memejamkan matanya. Namun sesuatu berbunyi bedebum kerasa seperti bunyi reruntuhan gedung yang roboh, terdengar begitu nyaring dan sangat dekat. Lalu Carrie tiba-tiba merasa dirinya sedang di awasi, dia melihat sekelilingnya dengan perasaan yang was-was seperti mengintai mangsa. Dia berjalan berhati-hati mencari asal suara, dia mencoba melewati celah-celah gedung yang sudah bobrok di depannya itu, dengan bekas-bekas telapak tangan di setiap tembok putih gedung yang kini sudah semakin usang warnanya menjadi agak kekuningan atau lebih tepat berwarna gading. Carrie merasakan sesuatu bergerak dalam dirinya, kulitnya tiba-tiba bersinar dan bercahaya terang sekali. Tapi dia mengabaikan mengapa dirinya menjadi seperti itu, dia sibuk mencari sesuatu yang berbunyi tadi. Dari kejauhan dia bisa mendengar suara teriakkan, nadanya marah dan terus-terusan meninggi. Suara itu hampir mirip dengan milik RavenRon.
"Enyahlah kau!"
Aku semakin dekat, pikir Carrie karena mendengar suara itu semakin jelas tertangkap oleh telinganya. Di sisi lain, Carrie hanya penasaran dengan apa yang terjadi, namun di satu sisi yang lainnya juga dia ingin mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi selama dia tidak membuka matanya. Dia bahkan bingung dengan keberadaannya, terakhir yang dia tahu dia bersama Simmons dan kemudian RavenRon menariknya hingga dia pingsan. Lalu setelah itu, dia tidak tahu bagaimana dia bisa berada di luar lorong dan sendirian.
"Kau tidak bisa menolak takdir, RavenRon." Suara yang lain membalas.
Carrie lolos dari celah gedung dan suasana yang di dapatinya tidaklah sesantai kedengarannya. Tentu saja, dua sosok yang tinggi besar kini sedang bertarung sengit, yang satu melemparkan kekuatannya dan yang satu lagi membalasnya atau lebih melindungi diri.
Di sebelah kiri Carrie berdiri seorang malaikat terbuang, RavenRon, dengan mata yang berapi-api menatap lawan di depannya, sayapnya menguncup di belakangnya, garis-garis tubuhnya nampak karena dia tidak lagi mengenakan selembar kain pun untuk menutupi tubuhnya yang besar. Dan disisi lain Carrie nampak sesosok malaikat dengan cahayanya yang keperakan mengelilinginya sama seperti dirinya kini, dia Gabriel. Kedua malaikat itu belum melihat Carrie yang sedang menonton pertarungan gila macam itu, tapi dengan sangat cepat Carrie berlari ke tengah-tengah perkelahian mereka tanpa memikirkan resiko yang akan di dapatinya. Semua berhenti dengan aktivitas menyerang dan membalas, kedua malaikat itu menatapnya tercengang.
"Carrie?" Suara Gabriel yang berat lebih dulu sampai di telinga Carrie.
"Apa yang kalian berdua lakukan?!" Carrie berteriak kepada kedua malaikat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archangel Alley
FantasíaDatanglah lagi malam ini malaikatku Sayapmu kan membawa kedamaian pada Yellow Bellow. -Gneemert Lockheed. Jika Tuhan mengutus malaikatNya untuk bersamamu, kau tidak akan bisa menyangkalnya. Keelokan dan keanggunannya dibawah cahaya bulan membutakan...