Archangel Alley : Bingkisan dengan Pita Hitam

648 45 11
                                    

Holaaaaaaa!!
Author persembahkan Epilognya disiniii
Semoga suka ya ya ya!!!
Please, yg silent readers muncul dong!
Aku tunggu kalian di akhir part. Key!
Selamat mmbaca :* :*

_________________

"Carrie, buka pintunya! Ada apa?!" Teriak suara lembut Kyle dari sela-sela pintu.

Kini gedoran itu semakin kuat dan membuat Carrie semakin meremas kepalanya lebih kuat. Dia menyesal telah berteriak-teriak sore ini, padahal sebelumnya, dia berjanji tidak akan bersuara selama dia masih berada di dalam kamar. Tapi entah kenapa, bayangan itu berhasil membuat rahangnya terbuka dan mendorong pita suaranya berbunyi sekeras pengeras suara milik Nathalie. Dua malam terakhir Carrie mendapat masalah dengan tidurnya dan ini terjadi secara berulang, ini terjadi lagi dan lagi. Ketika dipagi hari, suhu tubuhnya akan meningkat secara drastis, Carrie akan menggigil dan penglihatannya kabur.

Tapi sore ini berbeda, kondisinya sudah membaik dan dia terpaksa harus bangkit dari tempat tidurnya, penglihatannya sedikit kabur karena terlalu lama terpejam, dia bahkan tidak menyadari bekas air mata yang mengalir pada bagian ekor mata sebelah kiri.

"Carrie buka pintunya, sayang!" Teriakkan itu berubah menjadi suara berat Sam.

Clak.

Dua pasang mata menatapnya sayu, lalu Sam menarik Carrie ke dalam pelukannya. Carrie hanya terdiam, dia tidak bergerak apapun, bahkan tubuhnya tidak meminta untuknya bereaksi sebagaimana seharusnya dia membalas pelukan Sam, ayah tercintanya.

"Apa yang terjadi Carrie? Kenapa kau menangis? Kami begitu khawatir padamu, sayang. Ada apa?" Tanya Sam beruntun membuat sedikit goncangan kecil pada perut Carrie.

Tiba-tiba saja dia ingin muntah dan mengeluarkan isi perutnya, rasanya kerongkongannya terganggu, pangkal lidahnya terasa kering dan perih. Dia tahu bahwa dirinya memang sakit dan belum sangat pulih untuk melakukan kegiatan yang dilakukannya seperti biasa. Tapi rasanya, dia sudah merasa baik-baik saja. Bahkan dia hanya ingin keluar kamar dan makan, bukan terbaring di tempat tidur sepanjang jam dan kembali melihat bayangan itu. Dan tentang menangis.. Carrie tidak memikirkannya untuk saat ini.

Carrie menggeleng sebagai jawaban. Tapi tetap saja, orang tua mana yang puas dengan jawaban semacam itu. Mereka selalu butuh penjelasan, tolong garis bawahi.

"Sam," Kyle menepuk pundak suaminya. "Biarkan dia pulih dulu, sebaiknya kita tinggalkan dia untuk bersiap-siap makan malam." Jelas Kyle. Sam hanya menatap istrinya pasrah.

Sam melepaskan tangannya yang tadinya berada di kedua lengan Carrie seraya menatap Carrie begitu lama lalu mengelus puncak kepalanya pelan. Sam kemudian menunduk dan melenggang pergi dari sana, tinggallah Kyle dengan Carrie berdua saja, tepat di depan pintu kamar Carrie.

"Kami menunggumu di meja makan, Carrie." Sambil mengelus pipi Carrie pelan, Kyle tersenyum hangat ke arahnya.

Seperti halnya kau menunggu sesuatu yang tidak pasti, begitulah Carrie ketika ditinggalkan Kyle di depan pintu kamarnya. Dia masih berdiri seorang diri dengan tatapan sayu ke arah hilangnya punggung Kyle dan dia tidak menyadari bahwa degup jantung serta suhu tubuhnya sudah seperti manusia normal lainnya. Namun yang masih membuatnya menunggu hanyalah sesuatu yang lain, sesuatu yang perlu dijelaskan, sesuatu yang ingin diketahuinya. Alih-alih menghilangkan rasa ingin tahunya, dia masuk ke kamarnya dan membiarkan sedikit celah, tidak menutupnya dengan rapat. Carrie berjalan ke kamar mandinya untuk membasuh wajahnya dan merapikan rambutnya yang berantakan, bahkan dia hanya tersenyum ketika sadar piyama miliknya semalam masih tergantung di tubuhnya.

Langkahnya gontai keluar dari kamar, dia mendapat Nathalie berjalan di depannya. Anak itu selalu mengenakan baju oblong dan celana pendek, meski cuaca dingin sekalipun.

Archangel AlleyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang