Nadine's POV

2.9K 229 9
                                        

Nadine's Point Of View.



Kusibakkan rambutku kebelakang dengan pelan,lalu aku mulai mengikat rambutku dengan ikatan karet agar rambutku terlihat rapih dan cantik. Ya walaupun tubuhku mempunyai lemak yang banyak. Tapi setidaknya aku harus tampak cantik didepan Justin bukan? Karena hari ini aku akan berangkat kesekolah bersama dengan Justin. Jadi aku tidak ingin terlihat jelek dihadapannya. Jika aku tidak perduli dengan penampilanku,aku pasti akan kalah cantik dengan para penggemar justin disekolah. Apalagi kendall! Uh mengingatnya saja sudah membuat hatiku berapi-api! Walaupun justin sudah bilang kepadaku kalau dia tak mencium gadis itu melainkan hanya meniup mata kanannya tetapi tetap saja aku harus was-was padanya. Takut-takut kalau ia mengambil Justin-ku!

"Nadineee!!! Cepatlah! Justin sudah menunggumu!" teriak ibuku dari bawah. Suaranya menggema diruangan kamarku. Pasalnya,pintu kamarku terbuka dengan lebarnya.

"Okey mom. Wait.." ucapku tak kalah teriak.

Kupastikan aku akan mendapatkan tatapan lembut dari Justin dan mendapatkan kalimat-kalimat yang indah darinya!

Hah Lembut dan Indah dari mana?! Tajam dan Pedas yang ada!

Setelah aku rapih,akupun langsung turun kebawah dan menghampiri Justin yang sudah berdiri dari duduknya. Aku langsung mendapati tatapan membunuh darinya. Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku.

Setelah justin berpamitan pada ibuku,kamipun bergegas berangkat kesekolah dengan menaiki mobil Ferrari milik Justin.
Kenapa justin membawa mobil? Dia bilang agar aku bisa belajar lagi diperjalanan nanti. Dan juga agar kami tak terlihat berangkat bersama. Karena justin pastinya akan memarkirkan mobilnya diluar area sekolah. Dan justin memilih memarkirkan mobilnya di cafetaria dimana selena selalu memarkirkan mobilnya disana.

Justin mulai menekan pedal gasnya dengan pelan. Dan tiba-tiba ia membuka mulutnya.

"Jika kau membuatku menunggu lama lagi,aku tak segan segan meninggalkanmu! Camkan itu baik-baik nona nadine!" tegas justin ketus dan dingin tanpa melihat kearahku.

Aku hanya menunduk sembari menggembungkan kedua pipiku. "Sorry.." ucapku pelan.

Justin tak berkata lagi. Hanya keheninganlah sekarang yang menguasai diantara kami. Tak ada suara kecuali gerakan justin menyetir. Aku sangat bosan sekali dengan situasi seperti ini.

Aku mengacak rambutku frustasi,dan gerakan itupun sukses menyita perhatian Justin. Ia melirikku sekilas lalu kembali fokus menyetir.

"Kenapa kau tidak membuka dan mulai pelajari lagi materi matematika untuk bahan ulanganmu hari ini?! Sudah cepat sekarang kau buka bukumu dan mulai pelajari lagi!!" perintahnya dengan suara tegas dan dinginnya.

Uh-oh jika aku belum menjadi kekasihmu,aku pasti sudah mengacak-acak wajahmu itu Justin!

Tanpa berkata apapun aku langsung membuka buku matematikaku dan mulai membacanya lagi.

Aku menelan ludahku melihat tiap-tiap tulisan yang ada di buku matematika itu. Aku sangat terpana dengan setiap kalimat-kalimat dan angkanya. Sungguh luar biasa sekali. Aku sangat kagum dengan tulisannya. Rasanya aku ingin membakar buku ini sekarang juga!

Aku membuang nafas frustasi,aku tak mengerti sama sekali. Aku menyerah,aku menutup buku matematikaku dengan cepat.

Justin melirikku sekilas.
"Pantas jika kau tidak mengerti! Karena kau tidak mendengarkan apa yang kuajarkan tadi malam! Kau malah asik meneliti setiap wajahku bukannya malah mendengarkan dan memahami ucapanku! Sekarang terserahmu saja! Kau mau nilaimu D kurang atau B! Ya setidaknya kau harus bisa sampai B. Sekarang itu terserahmu! Aku sudah mencoba membantu tapi kau yang memang tidak pernah fokus untuk diajarkan!" ucap justin ketus dan dingin padaku.

My Ice Man // j.b [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang