Author's Point Of View
Nadine melangkahkan kakinya dengan menuruni tiap-tiap anak tangga dengan wajah lesuhnya. Selena yang melihat keadaan nadine sekarang hanya dapat menatapnya dengan sedih. Tidak biasanya nadine seperti itu. Ia tahu bahwa nadine dalam masalah besar dan sangat rumit. Bagaimana tidak? Satu sekolah sudah mengetahui hubungan mereka,para penggemar Justin saja bukan hanya satu atau dua. Tetapi lebih dari 1000 orang yang berada disekolah mereka. Nadine takut jika ia akan dibuli habis-habisan. Dan juga,ia takut jika Justin akan memarahinya habis-habisan dan tidak mau memaafkannya. Jika hal itu terjadi,ia tak tahu harus bagaimana.
Bahkan nadine sempat berfikir bahwa sepertinya ia harus mengakhiri hubungannya dengan Justin. Itu karena ia sudah sangat frustasi. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia juga tak ingin kehilangan Justin,pria pertama yang sudah merebut hatinya.
"Mom.. aku berangkat dulu." pamit nadine sembari memasang senyum yang dipaksakan. Ia tak ingin ibunya mengetahui tentang masalah yang sedang ia hadapi sekarang. Apalagi ibunya sudah mengetahui tentang hubungannya dengan Justin. Habislah jika ibunya tahu dan tiba-tiba langsung bercerita dengan ibunya Justin. Masalah pasti akan bertambah besar.
"Hati-hati." ucap ibunya. Lalu merekapun pergi. Tak lupa selena berpamitan terlebih dahulu dengan ibunya nadine sembari tersenyum lembut.
Ditengah perjalanan. Selena terus melirik kearah nadine yang sedang terduduk lesuh sembari melihat keluar jendela yang berada disamping kanannya.
Selena tak ingin mengganggunya. Ia tahu betul,saat ini nadine sedang dalam keadaan mood yang buruk. Ia juga melihat sedari tadi bahwa nadine terlihat gusar dan gelisah. Nadine pasti takut jika bertemu dengan para penggemar Justin disekolah. Ia tidak mampu melawan mereka yang jumlahnya lebih dari 100 orang.
Selena akan berusaha keras melindungi dan menjaga nadine selama nadine berada disampingnya.
Selena tak akan membiarkan nadine terluka.Sesampainya disekolah,merekapun turun dan mulai bergegas masuk kehalaman sekolah menuju kelas mereka. Namun ketika berada ditengah-tengah koridor,ada seseorang yang memanggil nama nadine. Selena dan nadinepun berbalik dan mendapati beberapa gadis yang tak mereka kenal menatap mereka dengan intens.
"Kau yang bernama Nadine?! Yatuhan! Bagaimana bisa Justin memilihmu? Itu aneh sekali! Kau pasti menggunakan ilmu sihir ya?! Lebih baik kau pergi dan mengakhiri hubunganmu dengan Justin! Karena kau tak pantas! Kau itu hanya gadis bodoh,ceroboh,jelek... pokoknya kau tak pantas jika bersanding dengannya! Kalau kau masih memiliki hubungan dengan Justin..Ingatlah! Kami akan selalu mengancammu,meneror,dan mengganggumu! Ingat itu baik-baik!" ucap gadis berambut pirang yang dikuncir satu.
Nadine tak bergeming,ia hanya menunduk takut. Selena yang melihat hal itu,langsung emosi dan kesal.
"Sialan kau jalang! Memangnya kau siapa berani mengancamnya!? Sekalipun kau putri dari pemilik sekolah inipun aku tak perduli! Kalau kau berani,kemari kau! Akan kupatahkan kedua tanganmu dan teman-temanmu itu! Sialan kau jalang!" umpat selena emosi.
Gadis itupun bergidik ngeri,"Lebih baik kita cabut girls! Tak ada untungnya berdebat dengan gadis gila sepertinya!" Lalu merekapun pergi.
Emosi selena semakin memuncak,ketika selena ingin menghampiri gadis itu dan ingin menghajarnya. Nadine menahan tangan selena. Membuat selena menoleh dan menatap nadine dengan bingung.
"Sudahlah sel. Tak perlu. Memang ini salahku. Aku tak pantas jika bersanding dengan Justin. Mungkin sepertinya memang aku harus mengakhiri hubunganku dengannya. Kau lihat saja,banyak sekali penggemar Justin disini. Dan aku tak akan mungkin bisa melawan mereka." lirih nadine lemas. Iapun berjalan dengan langkah pelan menuju kelasnya. Selena menghampiri nadine sembari merangkul nadine dengan perasaan sedih yang teramat dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Man // j.b [COMPLETE]
Fanfic[BELUM DIREVISI] Nadine Weasley,gadis yang sangat baik,polos,dan terbilang bodoh. Ia mempunyai tubuh yang sangat ideal. Namun,kecantikan dan juga tubuhnya tidak menambahkan nilai plus untuk dirinya karena tertutupi oleh tingkah,dan juga otaknya yang...