Akhirnya, Abigail dan Aubree tiba di atas kapal Titanic II. Mereka langsung terpana dengan kemewahan kapal itu.
Tidak salah jika Ibu Abigail sangat terkagum-kagum dengan kapal ini. Kapal ini sudah seperti Surga di dunia.
"Wow, ini... keren banget," kata Abigail mengakui kemegahan Titanic II. Matanya melihat ke sekeliling kapal. Setiap inci kapal itu membuatnya terpesona. Tiba-tiba, seseorang menyapa mereka...
"Guten morgen and welcome to the unsinkable Titanic II, Miss."
Mereka langsung menoleh dan mendapati seorang pria muda berdiri di belakang mereka.
Pria itu mengenakan setelan formal; kemeja putih yang dirangkepi vest berwarna hitam dan dasi kupu-kupu hitam serta celana panjang berwarna hitam.
"Ah, guten morgen," balas Abigail dan Aubree bersamaan.
"Ada yang bisa saya bantu?" Pria itu tersenyum formal.
"Kami akan pergi ke New York dengan kapal ini," kata Aubree dengan sopan.
"Oh, begitu. Bolehkah saya melihat tiket Anda terlebih dahulu, Nona?" tanya pria itu.
Abigail dan Aubree segera mengeluarkan tiket mereka dan menyerahkannya kepada pria itu, yang tak lain adalah seorang pelayan kapal Titanic II.
Pelayan itu mengamati tiket mereka dengan seksama. Lalu, ia mendongak dan menatap mereka satu persatu.
"Baiklah. Biar saya antar Anda ke kamar. Kebetulan, Anda berdua satu kamar," jelas pelayan itu dengan ramah.
Abigail dan Aubree saling bertatapan. "Kita satu kamar!" Aubree langsung histeris. Begitu juga dengan Abigail. Mereka melompat-lompat kegirangan seperti anak umur lima tahun dibelikan mainan.
"Maaf mengganggu momen bahagia Anda, Nona. Mari, lewat sini." Pelayan itu mempersilahkan kedua gadis remaja untuk berjalan terlebih dahulu.
Mereka berdua langsung tersipu malu. Secara tidak sadar, mereka mempermalukan diri mereka di depan orang asing. Ah, ingin sekali mereka terjun ke laut dan tidak ingin muncul kembali karena malu.
Mereka berjalan di depan, sedangkan pelayan tadi berjalan membuntuti mereka di belakang sambil membawa koper mereka yang untungnya tidak terlalu banyak dan berat.
Tak lama kemudian, mereka tiba di kamar mereka yang terletak di lantai dua. Pelayan tadi membukakan pintu kamar mereka dan meletakkan koper mereka di dalam.
Kamar mereka memang tidak terlalu besar. Tetapi, setidaknya cukup untuk mereka berdua dan juga... sangat, sangat mewah!
"Nah, selamat menikmati perjalanan Anda, Nona." Pelayan itu membungkuk dengan sopan lalu meninggalkan mereka berdua untuk memberi privasi bagi mereka.
"Oh. My. God." Abigail terpana dengan pemandangan yang tersaji di sekelilingnya. Furnitur-furnitur klasik yang mewah menghiasi kamarnya dengan Aubree.
Di dalam kamar itu terdapat dua buah tempat tidur yang sangat nyaman, sebuah televisi, meja kecil dari kayu jati, mini-bar, lemari kecil, dan sebagainya.
"Luar biasa! Lihatlah kamar mandinya!" pekik Aubree sambil menunjuk kamar mandi yang terdapat di dalam kamar mereka. Abigail mengintip kamar mandi tersebut dan ia langsung membulatkan matanya.
Kamar mandinya tak kalah mewah dengan bathtub, cermin raksasa, peralatan mandi yang sangat mahal, dan masih banyak lagi.
"Oh! Ini sangat keren, Bree!" Abigail meloncat-loncat kegirangan. Begitu juga dengan Aubree. Mereka sangat yakin kalau mereka akan menikmati perjalanan mereka menuju ke New York.
Abigail mengambil sebuah buku berwarna cokelat dari atas meja dari kayu jati itu. Ia membuka dan membacanya. Ia langsung tersentak kaget.
"Ah! Aubree! Nanti malam ada gala dinner!" kata Abigail dengan girang.
"Benarkah?"
"Iya! Beneran, jam tujuh malam!"
"Perfekt!"
Mereka meloncat-loncat kegirangan (lagi) sampai mereka merasa kelelahan. Tak lama kemudian, mereka mendengar seseorang berbicara lewat speaker.
"Ladies and gentlemen, we're heading to New York now. Enjoy your trip!"
Lalu, mereka merasakan kapal pesiar yang mereka tumpangi mulai bergerak, meninggalkan pelabuhan Hamburg menuju New York.
***
Dictionary:
Guten morgen: Selamat pagi.
Perfekt: Perfect.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titanic II
Mystery / ThrillerAura yang mengerikan dan mencengkam menyelimuti kapal itu. Kapal yang menyimpan rahasia dan misteri puluhan tahun lamanya. Dimana rahasia dan misteri yang mulai terungkap secara perlahan, Serta memori lama yang terkenang kembali. Semuanya ada di kap...