Fünfzehn: New Day, New Life, and Survive.

2.5K 151 0
                                    

Sang Surya terlihat mulai menampakkan dirinya dari ufuk timur. Itu menandakan bahwa Abigail dan kawan-kawan telah terapung di tengah lautan selama sehari.

Kedua teman Abigail, Aubree dan Othello sedang asyik mendengkur ria saat ini. Mereka merasa kelelahan setelah rentetan kejadian yang terjadi.

Sedangkan Abigail... Ia hanya duduk termenung di pojok perahu karet. Ia tidak dapat tidur semalaman. Itu semua karena ia tidak dapat berhenti untuk memikirkan Vladimir.

Ia tidak pernah menyangka kalau ia akan diselamatkan dari kutukan kapal Titanic II oleh cinta pertama Ibunya.

Mata hazel-nya menatap jauh ke ujung lautan tanpa batas itu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Semua hal yang terjadi telah membuatnya seperti orang ling-lung.

Gadis itu sangat merindukan Vladimir dan kedua orang tuanya. Ia sangat ingin sekali pulang, bertemu dengan Ibunya, dan bercerita semuanya.

"Abby?"

Suara parau itu membuyarkan lamunan Abigail. Ia menoleh dan mendapati Othello telah terjaga dari tidurnya semalam.

Matanya masih terlihat sayu, dan sekali-kali ia menguap. Ia terlihat sangat berantakan. Mukanya kusam, rambutnya mencuat ke sana ke sini. Mirip gelandangan di pinggir jalan.

"Ya?" balas Abigail dengan suaranya yang tak kalah parau dengan suara Othello. Bibir dan tenggorokannya terasa kering.

Ia sama sekali tidak minum semenjak kejadian tenggelamnya kapal Titanic II. Di depan matanya, air membentang luas.

Sayangnya airnya tidak bisa diminum. Kalau bisa diminum, Abigail sudah melakukannya dari tadi. Kalau bisa, ia habiskan semuanya.

"Kau masih memikirkan Vladimir?" tanyanya. Abigail hanya mengangguk lesu. Gadis itu telah memberi tahukan semuanya kepada Othello dan Aubree. Mereka pun turut prihatin.

"Biarkan dia beristirahat dengan tenang. Aku yakin, Vladimir pasti sangat bahagia karena telah membantumu, putri tunggal dari cinta pertamanya." Abigail hanya tersenyum kecut.

Kruyukkk~

Abigail dan Othello saling berpandangan. Lalu, mereka menatap Aubree yang masih terlelap. Wajah Aubree terlihat gelisah. Tetapi, kedua matanya masih terpejam.

Bruttttt~

"Astaga! Anak ini mimpi apaan sih? Sampai cacingnya kelaparan. Ditambah keluarnya gas metan pula." Abigail hanya geleng-geleng kepala.

Tuttttt~

"Dasar tukang kentut!" Abigail memukul tangan Aubree. Gadis itu langsung terlonjak kaget.

"Ih, Abby! Apaan sih?" gerutu Aubree. Wajahnya terlihat kesal sekaligus berantakan. Terlihat bekas air liur di ujung bibirnya.

"Kamu jorok deh! Masa tidur sambil kruyukan, kentut, sama ngeces pula!" protes Abigail. Othello hanya tertawa terbahak-bahak.

Tuttttt~

"Kalau mau BAB bilang dong! Gak usah kentut berkali-kali segala!" Kini giliran Othello yang protes. Pemuda itu tidak habis pikir. Bagaimana bisa sih Aubree kentut dengan santai di depan orang?

"Apaan sih? Aku gak kentut kok!"

Tuttttt~

"Itu bukan suara kentut aku tau!" gertak Aubree dengan garang. Othello hanya menjulurkan lidahnya. "Kalau bukan suara kentutnya Aubree berarti..."

"Itu suara kapal!" jerit mereka bertiga bersamaan. Dan dugaan mereka benar. Ada sebuah kapal berukuran medium sedang berlayar tak jauh dari mereka.

"HILFE! HILFE"

Mereka melambaikan tangan mereka sambil meloncat-loncat di atas perahu. Sampai perahu karet mereka hampir jatuh. Sayangnya, sepertinya nahkoda kapal itu tidak melihat mereka.

Kapal itu malah menjauh.

"NEIN! Jangan pergi!" jerit Aubree. Harapan mereka pun hilang. Kedua gadis itu langsung lesu. Begitu juga dengan Othello.

Pemuda itu berdiri mematung dan memasukkan tangannya pada saku celananya. Tiba-tiba, ia menyentuh sesuatu. Ia pun menarik keluar benda itu. Ternyata...

Sebuah senter mini!

"Aku ada senter!" kata Othello dengan girang. Ia segera menyalakan benda mungil itu dan mengarahkan sinarnya ke kapal itu berkali-kali. Dan akhirnya...

Ngueeenggg!

"Be-berhasil!" pekik Abigail senang. Kapal itu berbalik dan menghampiri mereka. Akhirnya semuanya berakhir.

Mereka akhirnya dapat pulang ke rumah.

***

Dictionary:

*) Hilfe: Help.

*) Nein: Tidak.

Titanic IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang