Chapter 13 : AUDITION

505 36 0
                                    

Sehari menjelang audisi.

Angie melihat daftar yang baru saja dia susun. Dia mengeceknya satu persatu sebelum menyerahkannya kepada Edi. Angie tak ingin mendapat protes dari Edi karena kurangnya daftar yang diperlukan untuk properti.

Leo juga masih ada disana, dengan setia menemani Kak Ocha yang mempersiapkan masalah kostum. Leo seperti adik kecil yang manis, dia menemani kakaknya kemanapun dia pergi. Tapi Angie tahu, bukan seperti itu kenyataannya. Leo mempunyai rasa yang sepesial untuk Kak Ocha. Hanya sedikit orang yang tahu memang, karena sesuka apapun Leo kepada Kak Ocha, dia masih bisa menyembunyikannya dari orang lain.

Angie melihat sekeliling, dia tahu Mia tak akan ada di tempat ini. Mia sedang sibuk mempersiapkan pertandingan memanahnya.

Dari luar dia melihat Nico masuk ke ruang klub. Angie sepontan kaget, dia tak yakin yang dicari Nico adalah dirinya. Tapi mungkin saja itu benar melihat akhir-akhir ini Nico lebih sering mengganggunya dibanding saat dia menjadi bebek dulu.

Angie kalang kabut dibuatnya, rasanya tak ada tempat bersembunyi. Dia juga harus menyerahkan daftar properti yang telah dia buat kepada Edi, jadi Angie tak bisa begitu saja pergi dari sana. Lagi pula ruangan ini hanya memiliki satu pintu, Angie akan berpapasan dengan Nico kalau dia nekat untuk keluar.

Sepertinya Nico telah menemukan sosok Angie. Buktinya sekarang dia berjalan ke arah Angie dengan senyuman malaikatnya. Kehadiran Nico menyita banyak perhatian dari anggota baru. Mereka tak pernah berpikir bahwa seorang Nico si bintang basket akan menginjakkan kakinya di ruang klub yang cukup sempit itu.

Angie menatap tajam ke arah Nico.

"Jika kamu mencari Mia, dia sedang tidak berada di sini." Kata Angie ketus.

Nico tertawa ringan. "Aku kemari untuk menemuimu."

Angie ragu untuk menjawabnya. Jangan-jangan ini hanyalah salah satu perangkap yang dipasang Nico untuk menjebaknya.

"Ada perlu apa kamu mencariku?"

"Ada sesuatu yang harus aku tanyakan. Kamu harus ikut denganku."

Nico menyeret lengan Angie dengan keras. Angie tampak sedikit kesakitan, tapi sepertinya Nico tak mempermasalahkan hal itu. Satu hal yang sedang dipikirkan Nico saat ini hanya dapat membawa Angie ke tengah lapangan.

Leo diam-diam memperhatikan kejadian tersebut. Tapi dia sama sekali tak beranjak bahkan sejengkalpun.

Nico melepaskan cengkramannya dari lengan Angie dan mengambil sebuah bola basket, lalu kemudian menembakkan three point.

"Aku hebat dalam permainan basket, aku juga kapten basket sekolah. Ah, satu lagi aku keren dan banyak sekali yang menginginkanku." Nico mengambil bola basket itu lagi.

Angie hanya diam. Matahari yang berada diatasnya memancarkan sinarnya dengan terik hingga membuat ubun-ubun Angie terasa mendidih.

"Tapi kenapa kamu, Angelina Aurumeta sama sekali tak memandangku? Bahkan untuk sedetik saja. Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, tapi aku tahu bahwa ini cinta."

Angie hanya terdiam. Pandangannya kosong.

"Maukah kamu pergi berkencan ke taman bermain denganku minggu depan?" Nico benar-benar kehabisan kata.

Angie masih saja tetap terdiam, wajahnya menjadi pucat.

"Kenapa kamu nggak menjawab?"

Pandangan Angie mulai tidak fokus, sekitarnya terasa berputar-putar. Tak disangka-sangka akhirnya Angie ambruk. Dia tak sadarkan diri.

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang