Chapter 8 : STARING AT ME

562 31 2
                                    

Sesampainya di rumah, Angie langsung menemui mama Ira dan meminta pendapatnya tentang penampilan Angie yang baru. Mereka berdua langsung menuju dapur sementara Bang Odie duduk di kursi yang ada di teras depan. Ternyata mama Ira tidak ada di dapur. Angie mencari Tommy, berharap dia akan mendapatkan respon positif dari adiknya yang sangat menyebalkan.

"Tom, mama Ira dimana?" Tanya Angie langsung ketika dia menemukan Tommy di depan TV.

"Mama Ira keluar, belanja katanya." Jawab Tommy tanpa menoleh ke arah Angie sedikit pun.

"Setidaknya pandanglah orang yang kau ajak bicara." Kata Angie kesal.

"Untuk apa?" Kata tommy dengan cueknya sambil mengganti saluran TV dengan remote yang ada ditangannya.

"Karena aku membawakan sesuatu untukmu." Pancing Angie.

"Apa?" Tommy dengan sigap membalikkan badannya. "Argh!" Tommy dengan spontan teriak karena kaget melihat penampilan Angie yang berubah drastis.

"Bagaimana? Bukankah kakakmu cantik?" Tanya Mia yang sudah tidak sabar dengan komentar Tommy.

"Aku kaget, aku pikir aku melihat hantu." Tommy mengatakan yang sebenarnya. Mukanya sangat pucat, napasnya juga ngos-ngosan seperti habis lari seratus meter. "Muka Angie terlihat lebih pucat tanpa kacamata. Lagian warna matanya jadi warna abu-abu terang."

"Kau memang kucing nakal. Tidak bisa kah kau memuji kakakmu sedikit saja?" Angie protes dengan kelakuan Tommy.

"Sepertinya tidak, karena aku adalah orang yang jujur. Kalau aku bilang kamu cantik, brarti aku sudah berbohong. Itu tak akan terjadi." Tommy mempertahankan pendapatnya.

"Sudahlah Nia, ayo kita pergi ke kamar." Kata Angie kemudian untuk menghindari emosinya yang mulai memuncak.

"Baiklah, ayo kita atur rencana buat misi es serut berikutnya." Kata Mia dengan senyuman lebar untuk membuat semangat Angie kebali.

"Bagaimana kalau kita hanya mengobrol saja?" Angie menimpali dengan lembut.

"Baiklah, sepertinya mengobrol juga asyik hari ini."

ΘΘΘΘΘ

Angie dan Mia memasuki gerbang sekolah dengan sangat tenang. Ada satu keanehan pagi itu. Sepertinya semua mata tertuju pada mereka berdua.

"Mia, kenapa teman-teman terus memandangimu?" Tanya Angie dengan santainya.

"Mereka tidak memandangiku. Tapi kamu." Jawab Mia singkat.

"Kenapa? Apa karena penampilan baruku?" Angie sedikit tergagap. "Aku tahu aku tak pantas dengan penampilan ini."

Ada sedikit rasa sedih yang tergambar di wajah Angie saat itu.

"Tommy benar, aku tak pantas." Kata Angie putus asa.

"Sepertinya mereka memandangmu bukan karena penampilanmu yang tak pantas. Mereka seperti belum pernah melihatmu." Kata Mia meluruskan. "Lihat saja cewek kelas sebelas yang disana. Dia bertanya ke temannya tentang dirimu."

"Itu kan kak Alisa." Kata Angie kemudian setelah mengamati cewek yang ditunjuk oleh Mia. "Dia anggota teater juga kan? Dan dia mengenalku."

Kini Angie yakin dengan apa yang dikatakan Mia tadi, Angie sekarang seperti orang lain. Angie takut perubahan ini akan berakibat buruk nantinya. Mereka kemudian langsung menuju ruang Sastra Indonesia tanpa menghiraukan tatapan setiap orang yang mereka temui.

Di ruang Sastra Indonesia sudah ada Nico yang dari pagi telah menebarkan pesonanya kepada setiap cewek di kelas itu. Sepertinya dia memang bisa akrab dengan seluruh cewek kecuali Angie. Para fansnya berkumpul dengan pandangan mata penuh kagum terhadap apa yang sedang Nico sampaikan kepada mereka. Leo tak terlihat dimanapun karena kali ini baik Mia maupun Angie tak mengambil kelas yang sama dengan pangeran Es tersebut.

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang