Chapter 6: MISI ES SERUT

530 31 0
                                    

Pagi yang sempurna untuk mengawali hidup yang indah. Hari ini Angie dan Mia memulai misi es serut mereka. Mia benar-benar serius melakukannya. Gaya bicaranya sejak pagi ini terdengar seperti seorang detektif profesional.

“Bagaimana keadaan target kita?” Mia memulai penyelidikannya.

“Kau ini kenapa sih Mia?” Angie mulai bingung.

Mia hanya menggeleng-geleng kepalanya. Dia terlihat serius dengan buku catatan kecil yang ada di tangannya serta bolpoint yang sudah siap untuk menggoreskan tintanya sebagai catatan penelitiannya. Syukurlah dia tidak memakai topi dan jaket serta cerutu seperti yang biasa digunakan oleh Holmes.

“Angie sayang, kita kan sedang dalam penyelidikan, kamu harus sadar itu.” Kata Mia menjelaskan.

“Oh”

“Pagi ini aku ada kelas yang sama dengan Leo. Nanti aku akan kumpulkan informasi. Kita bertemu saat istirahat dikantin. Dan hari minggu aku akan ke rumahmu.” Mia terlihat bersemangat sekali.

“Hari minggu nanti di rumah ada acara bersih-bersih. Kalau kau mau membantu silahkan ke rumah. Kami akan sangat membutuhkan bantuanmu.” Kata Angie dengan sedikit bercanda.

“Kalau begitu kita lihat nanti saja.” Kata Mia meringis.

Bel berbunyi menandakan bahwa seluruh warga SMA Galileo harus menuju kelas masing-masing.

“Sampai jumpa saat istirahat.” Mia melambaikan tangan dan pergi menuju kelas dengan semangat membara.

“Oke, sampai jumpa.” Angie membalasnya dengan sedikit malas.

Suasana kelas sangat gaduh. Nino terlihat sedang memamerkan i-Pad keluaran terbaru miliknya. Dengan gayanya yang sok dia memamerkan i-Pad itu dengan kebanggaan selangit. Angie sudah terbiasa melihat adegan seperti itu. Angie terlalu banyak mengambil kelas yang sama dengan Nino, jadi dia hampir setiap hari melihat Nino memamerkan i-Pad terbarunya kepada teman-teman.

Disebelah jendela, Fabio sibuk dengan cermin dan perlengkapan make-upnya. Angie melihatnya dengan seksama. Semua benda milik Fabio berwarna Pink. Termasuk juga lip ice yang dipakainya, membuat bibirnya semakin Pink, dan semakin cantik.

Pak Ruslan, guru fisika mereka belum juga datang. Sudah lima menit dari bel mulai berdering. Angie duduk di kursi belakang. Dia hanya duduktak bergeming dan mengamati sekelilingnya.

Nino mendekat kearah Fabio, tapi Fabio tak menghiraukannya. Dia masih sibuk dengan cermin yang dipegangnya. Nino sepertinya belum menyerah, dia tetap mengganggu Fabio. Angie hanya melihatnya dari jauh, dia melihat Nino sedang mencoba untuk mangajak Fabio yang sama-sekali tak memperhatikannya untuk ngobrol.

“Hai Fab, apa kau tahu ini?” Kata Nino sambil menunjukkan i-Pad terbarunya. “Kau boleh meminjam ini sesukamu, kapanpun kau mau. Segalanya akan ku lakukan kalau untukmu Fab.”

Fabio tetap saja tak memperhatikannya. Kesibukannya tetap pada cermin yang ada dihadapannya.

“Kau lihat apa sih di dalam sana?” Nino mulai berlagak sok manis dan imut. Dan persis seperti yang sanggup kalian bayangkan, seperti apa wajahnya yang tampak memuakkan itu.

Fabio meletakkan cerminnya. Dengan sangat cekatan, Nino mengambil cermin itu dari hadapan Fabio dan benar-benar memeriksa dengan sangat penasaran.

“Aku minta kau hati-hati dengan cermin itu. Karena cermin itu sangat rapuh.” Kata Fabio saat Nino mengamati cermin itu. “Maksudku, aku khawatir kalau cermin itu akan pecah karena memantulkan benda aneh didepannya.” Nino hanya mengangguk mengiyakan. “Wajah abstrakmu. Aku sangat khawatir cermin itu akan pecah saat dia memantulkan wajah abstrakmu.”

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang