Suara riuh penonton mengiringi penutupan dari pertunjukan drama yang dibintangi oleh Angie. Mendengar itu semua membuatnya sangat terharu, dia melihat sekitarnya dengan perasaan yang meledak-ledak. Penonton yang datang bahkan lebih banyak dari pada pertunjukan pertama mereka dengan Mia sebagai pemeran utama. Angie tidak pernah berpikir bahwa dirinya bisa berdiri di panggung itu sebagai pemeran utama.
Semua kru yang terlibat membungkuk sembilan puluh derajat untuk mengucapkan salam sebelum mereka meninggalkan panggung yang penuh dengan cahaya itu. Tawa mereka bersamaan juga dengan tangis haru semua kru karena pertunjukan yang sukses itu.
Sesampainya di belakang pangung, Angie sudah mendapati Mia dan Mitsuki disana lengkap dengan buket bunga di tangan Mitsuki. Mia langsung berlari dan memeluk Angie, sedangkan Mitsuki berdiri di belakang Mia dengan senyuman lebar.
Setelah Mia melepaskan pelukannya dari Angie, kemudian Mitsuki memberikan buket bunga yang ada ditangannya kepada Angie. Gadis itu kemudian memeluk Mitsuki dengan hangatnya.
"Selamat atas pertunjunkannya sayang, aku bangga kepadamu." Kata Mitsuki yang membuat Mata Angie menjadi bertambah lebar.
Angie melepaskan pelukannya, kemudian memandang Mitsuki dengan senyuman seceria mungkin. Dia berusaha menutupi ekspresi kagetnya tentang perkataan Mitsuki kepadanya.
Rasanya belum siap saja jika tiba-tiba Mitsuki dan dirinya resmi menjadi pasangan sedangkan dia belum benar-benar memantapkan hatinya, karena sedikit banyak dia masih memikirkan Leo sampai detik ini. Meskipun sebelum ini dia sudah memutuskan untuk memilih Mitsuki.
"Ada apa sayang?" Tanya Mitsuki.
"Ah nggak apa-apa." Jawab Angie sambil nyengir.
Angie melihat Mia yang sedang mengobrol dengan Edi, mereka terlihat sangat akrab. Tentu saja, Mia maupun Edi adalah orang yang sama-sama memiliki karakter ceria berbeda dengan Angie. Mereka berdua selalu menemukan topik yang dapat dibicarakan.
"Nggie tunggu disini dulu. Aku mau bicara kepada Eric." Bisik Mitsuki.
Kemudian Mituski beranjak dari samping Angie menuju anak laki-laki dengan kaos putih dan jaket kulit hitam yang sedang mengobrol dengan gadis pembawa bunga dari bagian properti.
Angie melihat sekelilingnya, dia memperhatikan setiap sudut ruangan. Dia menyusuri setiap wajah yang hadir di ruangan itu. Tak ada sosok yang dicari matanya yang bulat. Dia juga tidak menemukannya dimanapun saat pertunjukan berlangsung.
"Leo tidak hadir hari ini."
Mia tiba-tiba saja sudah berdiri tepat disamping kiri Angie. Gadis itu menatap mata sahabatnya dalam-dalam. Seperti ingin meyakinkan sesuatu.
"Nggie, kamu yakin dengan keputusanmu saat ini?"
Angie hanya menatap Mia, matanya bekilat-kilat. Hampir saja ada genangan air mata di sepasang mata indah itu, namun segera hilang ketika dia mendengar Mitsuki menyapa Mia dari belakang Angie.
"Bagaimana kalau kita pulang sekarang?" Ujar Angie yang kemudian diamini oleh Mia dan Mitsuki.
Sepanjang perjalanan Angie hanya terdiam memandang jalanan yang ramai, lampu-lampu kota yang berkelap-kelip tidak dapat merubah suasana hatinya yang sedang mendung saat ini.
Mitsuki yang berada di belakang kemudi terus saja bercerita tentang pertunjukan tadi dengan Mia yang duduk di kursi depan.
Angie memang meminta mereka mengizinkannya untuk duduk di kursi belakang dengan alasan dia sangat lelah dengan pertunjukan hari ini. Dia memejamkan mata dan terus saja memikirkan apa yang ditanyakan oleh Mia tentang perasaannya saat ini. Pikirannya juga terus menanyakan itu. Namun hatinya masih juga belum bisa menjawab apa-apa. Bagaimana dengan perasaannya? Apakah benar dia benar-benar sanggup melepaskan Leo? Apakah perasaannya kepada Mitsuki itu nyata? Ataukah hanya untuk mengalihkan perhatiannya dari Leo?
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
Ficção AdolescenteAngie menyatakan perasaannya kepada Leo, temannya sejak SMP di taman sekolah tepat setelah upacara penerimaan siswa baru di SMA Galileo. Pangeran es itu menolak dengan dinginnya pernyataan cinta Angie. Suatu hari, Mitsuki tetangga sebelah rumahnya s...