Chapter 4 : CHEER CAPTAIN

846 39 0
                                    

Siang yang sangat menyenangkan. Mereka yang mengikuti pementasan tersebut baik pemain maupun panitia, merayakan kesuksesan mereka di sebuah Cafe dekat sekolah. Semua wajah terlihat bahagia, kecuali satu orang. Leo kembali bersifat dingin setelah pementasan berlalu. Ternyata semua kelembutan pangeran hanya akting belaka. Angie yang duduk di sebelah Leo mengamati sekelilingnya. Sepertinya ada yang berbeda, dibenahinya kacamatanya agar bisa melihat lebih jelas. Memang sepertinya ada yang terlihat berbeda. Sepertinya semua mata tertuju padanya, atau... pada Leo? Iyaps, setiap cewek yang Angie lihat dan perhatikan, setiap pasang matanya pasti tertuju pada Leo, dan Leo sepertinya tidak menyadari hal itu.

            Menurut Angie semua cewek yang ada di cafe itu telah menonton pertunjukan mereka, dan otomatis mereka telah melihat seorang Leo yang disebut pangeran es menampakkan emosinya. Angie mengakui bahwa Leo sangat menarik jika dia bisa menunjukkan emosinnya, dan hal itulah yang begitu menarik perhatian semua cewek.

Mia baru saja datang saat itu, saat waitress mengantarkan menu makanan ke meja mereka. Semua perhatian langsung tertuju padanya. Mia berpenampilan sangat manis siang itu, dengan baju ala Lollitanya yang berenda-renda dan dandanan senada yang membuat aura putri masih kental padanya.

“Maaf telat,” Kata Mia kalem. Semua yang berada di situ mengacungkan jempol kanannya untuk menyatakan “Tidak masalah”

Mia langsung menuju meja dimana Angie dan Leo duduk bersama. Angie terlihat takjub dengan sahabatnya itu, beda dengan Leo yang memang tak memperhatikan dan memusatkan perhatiannya pada buku yang sedari tadi dibacanya. Meja bulat itu terdiri dari empat kursi yang mengelilinginya. Dengan datangnya Mia, maka hanya tinggal satu kursi kosong disana.

“Mbak, ini daftar menunya” Kata waitress sangat ramah dengan menyodorkan daftar menu kepada Mia yang baru saja duduk.

Daftar menu itu berputar dari Mia menuju Angie, meskipun Angie juga mendapatkannya. Itu kebiasaan lama mereka, memutar daftar menu sebelum memutuskan mau pesan yang mana. Meskipun mereka mendapatkan daftar menu yang sama. Dari Angie menu itu menuju Leo yang dari tadi membaca bukunya dan sama sekali tak mempedulikan daftar menu yang di sodorkan kepadanya. Angie tak meletakkan daftar menu tersebut, dan tetap menyodorkannya sebelum Leo mau menerimanya. Karena merasa sedikit terganggu, akhirnya Leo menyerah dan meletakkan buku yang sedari tadi di bacanya dan menerima daftar menu dari tangan Angie. Angie tersenyum lucu, tapi Leo sama sekali tak memandangnya.

“Apa kau sudah memutuskan pesan apa Leo?” Tanya Mia setelah dia menutup dan menentukan apa yang akan dipesannya.

Leo tak menjawab, wajahnya dingin seperti biasanya. Sebal juga sih sebenarnya tidak dianggap begitu, tapi apa boleh buat, sikap Leo memang seperti itu. Semua juga sudah tahu.

“Oh, kamu belum memutuskannya ya?” Kata Mia kemudian, “Kalo Angie pingin pesen apa?”

“Mmmm aku pengen pesen milky fruits soda” Kata Angie bersemangat. Bersamaan dengan itu, Leo juga membuka daftar menunya pada halaman dimana dia ingin memesannya. Sama sekali tak disangka, Pesanan Angie dan Leo sama. Mereka sama-sama memesan Milky fruits soda.

“Wah nggak disangka, kalian kompak juga ya?” Kata Mia dengan nada menggoda.

“Nggak kok!” Bantah keduanya bersamaan.

“Wah... kompaknya” Mia tertawa kegirangan.

Wajah Angie menjadi merah padam karena malu. Leo kembali pada bukunya, dan sama sekali tak mau mempedulikan sekelilingnya. Suasana di meja itu terasa begitu dingin jika dibandingkan dengan meja lain di tempat itu, tanpa adanya obrolan seperti yang terjadi di meja yang lain.

Suara-suara gaduh yang ditimbulkan pengunjung cafe itu seketika lenyap ketika pintu terbuka. Dari luar, masuklah mahluk cantik dengan perawakan tinggi, langsing, berkulit putih dan berambut cokelat terang hampir pirang. Wajahnya ceria tiada tara, senyuman manis selalu tersungging dari bibirnya yang mungil. Matanya berwarna hijau. Sungguh elegan memang, apalagi ditambah dengan bibir yang semerah rubi dan pipi yang merona pink. Cara berjalannya pun sangat berbeda dengan cewek biasa. Dia berjalan bagaikan model yang sudah profesional.

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang