Hari minggu yang ditunggu.
"Kenapa kita jadi kemari rame-rame?" Tanya Leo dengan muka yang masam.
Angie hanya tersenyum sambil melihat kearah Leo. Dia sebenarnya ingin pergi berdua dengan Leo. Tapi pada akhirnya, mereka pergi berenam. BerEnam. Kata-kata itu selalu terngiang di kepala Angie seperti gema dalam gua.
"Mitsuki memaksa untuk ikut, mama Ira juga menyuruhku untuk mengajaknya. Aku tak bisa menolak mama Ira. Aku juga mengajak Mia, kemudian Nico juga ikut saat mengetahui aku berangkat." Kata Angie ragu-ragu.
Dia melihat sekelilingnya, sepertinya semua orang disini sangat menikmati saat-saat ini, kecuali Leo.
"Lebih banyak yang ikut kan lebih asyik." Tambah Angie mencoba untuk terdengar ceria. "Lagi pula kau juga mengajak Kak Ocha."
Leo hanya terdiam, dia sebenarnya tidak mengajak Kak Ocha. Tapi karena Angie mengajak banyak orang, Leo jadi mengajak Kak Ocha juga.
Mereka berdua akhirnya hanya diam saja saat mengantri tiket. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Angie terus bersama Mia, Mitsuki dan Nico. Sedangkan Leo bersama Kak Ocha yang tampil sangat anggun dan menarik.
Mitsuki terus saja menempel kepada Angie sejak mereka berangkat hingga detik ini. Nico terlihat sama sekali tak senang. Pandangannya selalu tertuju pada lengan Angie yang terus digendeng oleh Mitsuki. Bahkan Nico tak bisa menyelanya.
Mia yang melihat ekspresi tidak suka Nico hanya bisa tertawa geli. Tak biasanya Nico menampakkan ekspresinya yang seperti itu. Menurutnya, Nico benar-benar jatuh cinta kepada Angie. Kemudian dia melihat kearah pasangan Leo-Kak Ocha. Mereka berdua benar-benar terlihat serasi. Benar-benar pasangan yang sempurna. Tapi sepertinya Leo juga tak senang melihat kedekatan Mitsuki dengan Angie. Setiap dua menit sekali dia menatap Angie dengan tatapan cemas atau mungkin cemburu.
Tunggu, apakah mungkin Leo cemburu pada Angie? Bahkan saat bersama orang yang dia puja, dia tetap mengarahkan pandangannya ke Angie setiap dua menit sekali. Tapi apakah mungkin? Mia masih saja berkutat dengan pikirannya sendiri tanpa menyadari bahwa sekarang adalah gilirannya untuk menyerahkan tiket.
"Nona, tiket anda." Suara petugas itu membubarkan pikiran Mia.
Mia tersenyum kemudian memberikan tiket yang ada di tangan kanannya kepada petugas. Dibelakangnya Angie dan Mitsuki yang masih saja menempel mengikutinya.
Hari ini cuaca sangat cerah, sangat mendukung untuk bermain wahana apapun yang ada disana. Pertama-tama Angie ingin bermain Dragonfly, Roller coaster yang mempunyai puncak dengan tinggi mencapai lima puluh meter di atas tanah. Sangat menantang, pikir Angie.
Mereka berenam mengantri untuk memasuki wahana tersebut. Peminat wahana itu lumayan banyak juga, kira-kira mereka harus mengantri sepanjang lima meter untuk dapat menjajal permainan itu. Tak masalah, mereka akan mendapatkan pengalaman yang sebanding dengan perjuangan mereka untuk mengantri.
Angie dan Mitsuki duduk dibangku terdepan, dibelakangnya ada Mia dan Nico yang tak pernah melepaskan pandangannya kearah Angie yang tak pernah disadari oleh Angie. Dibelakang Mia ada Leo bersama Kak Ocha. Leo tampak dingin seperti biasanya meskipun Kak Ocha tersenyum dengan manisnya setiap saat.
Keenamnya berteriak sejadi-jadinya saat wahana itu mulai bergerak. Wajah mereka terlihat lucu dengan kecepatan yang sangat tinggi itu. Bahkan Angie tak bisa tertawa karena tegang. Sedangkan Mitsuki yang ada disebelahnya benar-benar menikmati permainan itu, menurutnya hal itu sangat menyenangkan.
Permainan itu benar-benar menyenangkan sekaligus mengocok perut mereka berenam. Angie merasa sangat mual, dia harus mencari sesuatu untuk diminum atau apalah. Kepalanya sangat pusing. Mitsuki dengan tegas mencarikan tempat duduk untuk Angie. Beruntung tak jauh dari sana ada bangku taman, jadi mereka bisa beristirahat disana dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
Fiksi RemajaAngie menyatakan perasaannya kepada Leo, temannya sejak SMP di taman sekolah tepat setelah upacara penerimaan siswa baru di SMA Galileo. Pangeran es itu menolak dengan dinginnya pernyataan cinta Angie. Suatu hari, Mitsuki tetangga sebelah rumahnya s...