Kehadiran Leo yang selalu membuatnya merasa berdebar-debar sekarang ini terasa seperti biasa saja. Angie memang selalu saja berdebar ketika bertemu Leo, tapi sekarang bahkan jika bertemu Mitsuki dadanya juga berdebar. Kata-kata Mitsuki kemarin memang sangat mengguncang pikiran Angie.
Angie jadi seperti tak bisa berpikir lagi, dia merasa bahagia juga bingung. Angie tak pernah menyangka kalau Mitsuki bisa memiliki perasaan seperti itu. Angie hanya menyangka kalau Mitsuki menganggapnya saudara. Mungkin sebagai adiknya yang manis, tapi tak sedikitpun terlintas Mitsuki akan menyatakan perasaannya seperti itu. Meskipun tidak langsung sih, tapi yang jelas dia telah menyampaikan perasaannya dengan cara yang sangat halus.
Sepanjang jam Bahasa Indonesia dihabiskan Angie untuk meyakinkan diri bahwa apa yang dikatakan Mitsuki itu hanyalah untuk menggodanya saja. Tapi meskipun dia berpikir bahwa itu hanyalah lelucon yang dibuat oleh teman masa kecilnya, Angie tetap saja berdebar ketika mengingat kejadian itu.
Mitsuki dan Leo, keduanya mempunyai kharisma masing-masing. Leo dengan sifatnya yang cool yang bisa membuat hati Angie taidak membeku tapi meleleh dan Mitsuki dengan keceriaannya yang bisa membuat Angie merasa sangat nyaman disisinya. Semuanya sangat baik, sampai Angie tak tahu harus bagaimana. Apa dia akan melakukan apa yang dikatakan Mitsuki atau tidak, tentang melupakan perasaannya.
Sedangkan Angie menyukai Leo sejak dia SMP, mungkin benar-benar sulit untuk melupakannya. Yah, meskipun Angie sudah di tolak mentah-mentah sih. Tapi jika melihat Leo yang sekarang ini, yang sedikit lebih baik dari pada sebelumnya, membuat Angie berpikir ribuan kali untuk menepiskan perasaannya itu.
"Angelina, coba baca halaman sembilan puluh lima dan jelaskan apa maksud paaragraf itu." Kata Pak Sugeng membuyarkan lamunan Angie.
Angie tergagap, dia hanya sedikit memperhatikan apa yang sedang di terangkan oleh pak Sugeng.
Alhasil Angie hanya menjawab sekenanya saja, dia tak ingin terlalu ambil pusing dengan apa yang sedang terjadi detik ini. Hingga akhir pelajaran, Angie hanya mengarang apa yang ada dibenaknya saja.
ΘΘΘΘΘ
Angie tak begitu semangat dengan latihan hari ini. Dia hanya berputar-putar sambil menggerakkan tubuhnya dengan malas. Mungkin memang Angie tak begitu bisa menguasai setiap langkah dance yang harus dia lakukan.
"Kamu seharusnya latihan lebih serius Nggi!" Kata Edi dengan tegas.
Angie hanya terseyum kearahnya, dia benar-benar sedang dalam konsentrasi yang sangat rendah. Bahkan dia hampir tak mengerti apa yang sedang diucapkan oleh Edi.
Edi melambaikan tangannya untuk memastikan bahwa Angie baik-baik saja sebelum akhirnya Angie terjatuh karena tak bisa menjaga keseimbangannya.
"Kau tak apa-apa kan?" Tanya Edi, ada rasa cemas dalam kata-katanya.
"Apa pelatih dance untuk pemeran utama sudah tiba?" Kata Angie sedikit linglung. "Gerakan yang dibuat oleh Fabio sangat sulit untuk aku tirukan."
Edi tersenyum tipis kearahnya.
"Tak ada pelatih untuk latihan dance. Pelajarilah dari apa yang ada direkaman." Kata Edi, "Fabio merekamnya untuk mengetahui apa dia lebih baik dari sebelumnya atau tidak."
Angie hanya bersikap pasrah dengan sikap yang ditunjukkan Edi kepadanya.
Leo datang bersama Kak Ocha. Mereka benar-benar terlihat akrab Siapapun yang melihat mereka akan berpikir kalau mereka pasangan sesungguhnya. Leo memang tak pernah terlihat dengan seorang cewek. Baru kali ini dia secara terang-terangan menggandeng seorang gadis disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER SWEET
Fiksi RemajaAngie menyatakan perasaannya kepada Leo, temannya sejak SMP di taman sekolah tepat setelah upacara penerimaan siswa baru di SMA Galileo. Pangeran es itu menolak dengan dinginnya pernyataan cinta Angie. Suatu hari, Mitsuki tetangga sebelah rumahnya s...