Chapter 10: THE GIRL HE'S DREAMING OF

509 27 0
                                    

Pagi ini Nico sudah berada di depan gerbang untuk menunggu Angie. Dia berlagak cuek terhadap setiap cewek yang datang untuk menyapanya. Tidak biasanya dia bersikap seperti itu. Nico yang setiap harinya bersikap sangat baik terhadap semua cewek saat ini mencoba untuk sedikit tampak keren. Dia tahu Angie sangat menyukai Leo, oleh karena itu Nico berlaku sebagaimana Leo biasanya hanya untuk dapat menarik perhatian Angie.

Tidak biasanya Nico datang sepagi ini sehingga membuat pak satpam juga bertanya-tanya. Pak satpam biasanya membantu Nico yang datang terlambat, tapi kali ini dia melihat Nico sudah berada di sekolah sejak pagi, bahkan sebelum gerbang dibuka. Seragam yang dia kenakan juga sangat rapi tidak seperti hari-hari biasanya.

Perubahan Nico yang sangat drastis sangat terlihat. Teman-teman perempuannya yang lewat banyak yang terlihat kuatir terhadap perubahan Nico ini. Banyak yang berpikir bahwa Nico sudah hilang ingatan hingga dia bisa tampil begitu rapi, ada yang menganggap arwah Nico bertukar dengan arwah orang lain, ada juga yang beranggapan kalau saat ini Nico sedang kesambet sesuatu.

Senyum malaikatnya masih saja nongkrong diwajahnya yang terlihat sangat segar. Nico sama sekali tak memperdulikan panasnya sengatan matahari pagi, dia hanya berdiri dengan senyumannya untuk menunggu kedatangan Angie.

Dari kejauhan Angie terlihat turun dari motor. Hari ini Mitsuki khusus mengantarkan Angie pergi ke sekolah. Nico melihatnya, dan dia sama sekali tidak senang Angie bisa akrab dengan cowok yang mengantarnya. Nico merasa saingannya sudah berada di depan mata. Dia harus segera bertindak tegas tentang semua ini. Sifat alami Nico yaitu tidak akan melepaskan mangsanya. Jika dia sudah menandai seseorang, maka dia tak akan pernah memberikan orang itu kepada orang lain, atau dia tak akan membiarkan apa yang dia inginkan direbut orang lain.

"Siapa dia?" Tanya Nico tanpa basa-basi ketika Angie berpapasan dengannya tepat di depan gerbang.

"Bukan urusanmu" Jawab Angie singkat kemudian pergi meninggalkan Nico.

ΘΘΘΘΘ

Bel tanda berakhirnya sekolah akhirnya berbunyi. Semua murid mergegas membereskan barang-barangnya dan berlomba untuk meninggalkan kelas. Begitu juga dengan Angie. Dia ingin cepat-cepat ke klub drama. Angie mendapat kabar bahwa klub drama akan mengadakan pentas dalam waktu dekat. Dia ingin ikut audisi, Angie merasa bahwa inilah saatnya dia menunjukkan bakatnya. Dalam pikiran Angie dia tidak begitu mengharapkan peran utama. Sebab Angie tahu, dia masih awal dalam dunia akting. Dia hanya berharap akan mempunyai peran dalam pementasan tersebut.

Tentang pementasan kali ini, apa Leo juga ikut? Pementasan kemarin dia hanya menggantikan Gilang karena tangannya retak. Pikiran itu terus saja mengganggu Angie. Sepertinya dia berharap, sepertinya juga tidak. Mungkin Leo tidak akan berminat untuk ikut dalam pementasan kali ini mengingat dia hanya menggantikan peran Gilang pada pementasan yang lalu.

Tanpa banyak berpikir lagi Angie pergi ke klub drama. Disana juga sudah banyak berkumpul anggota baru yang ingin mengikuti audisi. Edi terlihat sangat sibuk. Ada dua kemungkinan, Edi memang benar-benar sibuk atau Edi hanya menyibukkan diri karena ingin berada dalam kerumunan anak perempuan yang baru mendaftar.

Banyaknya anak perempuan yang mendaftar ini juga karena pertunjukan kemarin. Mereka mengira bahwa Leo juga anggota teater, jadi mereka sangat ingin bertemu Leo sesering mungkin dengan cara mengikuti klub ini.

"Ed, dimana Mia?" Tanya Angie kemudian dengan sangat hati-hati kepada Edi. Angie tak bertemu Mia seharian ini, dia hanya berusaha menghindari Nico yang hampir seharian ini mengganggu kehidupannya.

"Kenapa setiap kamu datang kemari kamu pasti mencari Mia?" Edi balik bertanya.

"Karena..."

"Kenapa tak sekalipun kamu mencariku?" Kata Edi memotong perkataan Angie, "Kau tahu sendiri Nggi, aku telah lama menyimpan perasaan kepadamu."

BITTER SWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang