Bab 7

10.3K 1.1K 37
                                    

Siang Semua!! Anja seneeeeng deh akhirnya bisa update Abang Athar lagi. entah kenapa akhir-akhir susah banget nemu waktu untuk nulis yang tepat. Tapi semoga belom pada lupa sama Anja dan cerita ini ya..

Mumpung suasana masih berasa sisa-sisa lebaran. Anja mau ngucapin Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan batin. Mohon Maaf atas semua kesalahan yang Anja buat baik disengaja maupun tidak.

***********

Athar bermaksud menemui Pak Hendro di ruangannya namun yang dijumpainya justru beberapa staff bahkan ada tiga orang berseragam polisi yang ikut membantu mengumpulkan semua berkas yang ada di dalam ruang kerja Pak Hendro. Athar mengelilingi pandangannya mencari sosok atasannya itu, namun Pak Hendro tidak terlihat dimana pun.

"Pak Hendro sudah digiring polisi, Pak Athar." jelas Udin yang ternyata mengerti keingintahuan Athar. Namun mendengar atasannya digiring oleh polisi sepagi ini agak membuatnya bingung.

"Apa mereka menunjukkam surat penangkapan?" tanya Athar pada Udin. OB itu nampak kebingungan.

"Saya tidak tahu Pak, tapi Bu Shella ada di ruangannya Pak, beliau tahu semuanya," jelas Udin yang membuat Athar tak buang waktu untuk segera menemui wanita yang sangat dekat dengan atasannya.

"Pagi Bu." Sapa Athar saat melihat ruangan Bu Shella yang tidak tertutup. Athar bergegas masuk dan menemukan wanita itu sedang ditenangkan oleh 2 karyawati divisinya.

"Pagi, Pak Athar." Sapa wanita yang Athar kenal bernama Wati. Wati adalah asisten Bu Shella dibagian Ekspor.

Athar mengangguk menyahuti sapaan Wati. Wati dan Dina nampak sibuk membuat Bu Shella tenang. Ternyata Bu Shella sempat pingsan saat melihat Pak Hendro diborgol dan digiring keluar dari ruangan oleh petugas kepolisian.

"Apa mereka menunjukkan surat perintah penangkapan saat datang tadi?" tanya Athar pada Wati dan Dina. Keduanya beradu pandang.

"Kami nggak lihat Pak, karena saat itu polisi-polisi itu langsung masuk ke ruangan Pak Hendro begitu saja." jelas Dina. Athar terdiam sesaat. Ia harus mencaritahu bagaimana atasannya bisa ditangkap begitu saja tanpa ada pencegahan dari pihak perusahaan.

"Mereka memang kurang ajar, saya bersumpah demi keluarga saya kalau saya dan Hendro tidak melakukan seperti apa yang mereka tuduhkan, mereka hanya ingin menyingkirkan kami, saya nggak tahu kapan giliran saya diperlakukan seperti Hendro, yang pasti tinggal menunggu waktu saja." penjelasan Bu Shella membuat Athar, Wati dan Dina yang mendengarnya terdiam cukup lama. Athar harus menemui Pak Hendro untuk mendengar langsung apa yang telah dilakukan pihak perusahaan padanya sampai-sampai tega menggunakan polisi untuk menyeretnya keluar dari ruangannya.

*****

Mimin nampak senang melihat hasil kerja kerasnya bangun pagi untuk membereskan rumah serta masak makanan yang rencananya akan ia bawa ke rumah Belinda. Usai melakukan itu semua ia pun memilih mandi untuk menyegarkan diri. Tadinya Mimin ingin menggunakan bak mandi Athar untuk berendam tapi niat itu ia urungkan karena tak ingin kepergok pria itu telah melakukan hal kurang ajar yang nantinya akan membuat Mimin dilempar keluar rumah secepatnya.

Mimin masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk saat ia terkejut mendengar suara motor masuk ke dalam pekarangan rumah. Apa Athar kelupaan sesuatu sampai harus kembali ke rumah. Mimin sibuk bertanya-tanya dalam hati.

Cold Mission √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang