Bab 9

10.7K 1.1K 97
                                    

Alohaaaaaaaa
Abang Athar kembaliiii... Mimin juga kembaliiii setelah Anja sibuk dengan editan PS akhirnya bisa nulis Abang Athar juga. siapa yang udah kangen?? kangen ama Anja maksudnya, hehehe
Semoga yang kangen ama Athar dan Mimin terobati ya..

Bagi kalian yang suka sama karya Anja. Ayo jangan lupa PO novel Perfect Sunrise ya..
Caranya gampang banget, kirim email ke : Anginsenja0115(@gmail.com) atau ke marketing.senjamedia@gmail.com dengan format :

Nama Lengkap :

Alamat Lengkap ( RT, RW, KEL, KEC, PROVINSI, Kode Pos)

No tel :

Jumlah buku yang dipesan :

Req. tanda tangan : Ya/Tidak


Anja tunggu emailnya ya..!


Salam Hangat,

Angin Senja

################

Athar menggeliat risih saat dirasakan Pak Darma merangkulnya dengan keakraban yang mengganggu. Harus berkumpul dan berbaur dengan para tetangga saja sudah perjuangan luar biasa bagi Athar dan kini ia harus menerima rangkulan -sok- akrab serta senyuman mengejek dari beberapa tetangganya.

"Semua udah tahu kayaknya, Pak." ujar Pak Darma. Athar risih bukan main. Ingin rasanya ia membatalkan niatnya untuk ikut dalam rangkaian tur mengelilingi pertanian dan perkebunan milik Pak Tio. Tapi ia juga tidak mau berakhir kalah dari Mimin.

Mengenai Mimin.. Athar diserang rasa malu bukan main saat mengingat kebersamaannya dengan Mimin semalam. Ia mengganggap kejadian tadi malam adalah bencana paling dasyat dalam hidupnya.

"Tahu apa, Pak?" tanya Athar dengan alis yang berkerut tak suka. Senyum Pak Darma sangat mengganggunya terlebih bobot tubuh Pak Darma yang seolah-olah minta digendong alih-alih merangkul.

"Soal Pak Athar dan Mbak Jasmine, sepertinya semua akhirnya sadar kalau Pak Athar dan Mbak Jasmine sekamar dan beberapa dari mereka tahu kalau anda dan mbak Jasmine belum resmi menikah," penjelasan dari Pak Darma membuat Athar malu dan marah disaat yang sama. Kalau para tetangganya tahu ia dan Jasmine belum menikah lantas mengapa tidak ada yang membantu untuk menjelaskan pada Pak Tio. Mereka tidak tahu bagaimana Athar tersiksa dan hampir mati karena menahan hasrat.

"Saya tidak keberatan, toh kami tidak melakukan hal yang seperti mereka pikirkan, saya dan Mi-Jasmine tahu batasan dalam berhubungan," sahut Athar membela diri. Ia tidak tahu darimana spontanitas aktingnya berasal tapi yang pasti jika terus seperti ini Athar takut dirinya menjelma seperti Mimin versi pria.

"Kami tahu kok Pak, lagian kalau Pak Athar dan Mbak Jasmine ngapa-ngapain pasti sudah kedengeran dari kamar saya." jelas Pak Darma yang membuat Athar ingin melempar pria tua itu jauh-jauh darinya. Andai pria tua itu tahu bagaimana tersiksanya Athar karena harus menahan serbuan pesona yang Mimin pancarkan entah sengaja atau memang naluri Mimin yang selalu membuat hasrat terpendam Athar bangkit.

Cold Mission √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang