Bab 13

11.1K 1.2K 53
                                    

"Saya sedang dalam perjalanan pulang ke rumah, kamu siapkan saja dokumen yang lain, sebentar lagi saya kembali ke kantor -oke."

Athar mematikan sambungan telponnya lalu memeriksa lagi email yang dikirim oleh Risma –asistennya– sebelum ia harus kembali pulang ke rumah untuk mengambil beberapa dokumen yang tertinggal. Harusnya bisa diemail saja andai ia memberikan Mimin laptop dirumah tapi karena hal itu tidak mungkin alhasil ia mau tak mau mengambilnya sendiri di rumah. Dengan ditemani supir kantor yang kini siap mengantar-jemput dirinya Athar duduk dengan santai dikursi belakang bagian penumpang.

Mengingat tentang Mimin, Athar tidak tahu harus bersikap seperti apa ketika bertemu wanita itu nanti. Pagi ini setelah ia bertingkah absurd dengan mencium wanita itu Athar matian-matian menghindar. Begitu pun juga Mimin yang tidak bertanya atau pun marah. Wanita itu hanya berlari ke kamarnya lalu Athar tidak melihatnya lagi sebelum ia berangkat ke kantor.

Athar tidak tahu apa yang sedang merasuki dirinya. Mencium Mimin bisa dibilang seperti lelucon. Ia bahkan akan tertawa jika ada yang mengusulkan hal itu padanya. Tapi tadi pagi –bahkan tanpa ada yang mengusulkan – ia mencium Mimin sampai dua kali. Dua kali!

"Sudah sampai Pak."

Athar terlontar dari lamunannya dan terkejut ketika mendapati mobil kantor yang membawanya sudah tiba di depan rumah. Ia bergegas turun dari mobil namun saat tangannya hendak membuka pintu mobil Athar terkejut ketika melihat Mimin keluar dari rumah dengan pakaian rapih, tas yang trendy dan rambut yang digerai sempurna. Kemana wanita itu akan pergi?

Mimin memang tidak mengenal mobil yang Athar tumpangi maka dari itu Mimin nampak santai begitu melewati mobil itu tanpa curiga. Wanita itu berjalan santai menuju arah ke komplek lain. Athar ingin tahu kemana wanita itu akan pergi jadi dengan pikiran sibuk menebak ia meminta supir untuk mengikuti Mimin.

Mobil yang Athar tumpangi berjalan lambat mengikuti langkah cepat kaki mungil Mimin. Wanita itu nampak santai namun juga terlihat murung disaat yang sama. Athar tahu apa yang membuat wanita itu murung. Mimin mungkin tidak menyukai cara Athar menjebak wanita itu agar mau mengakui sendiri rencana apa yang telah wanita itu jalankan. Athar ingin tahu siapa Mimin sebenarnya. Ia ingin tahu siapa yang meminta wanita itu datang kepadanya dan mengobrak-abrik kehidupannya.

"Pak, mbaknya masuk ke rumah itu."

Athar mendengar supirnya berkata dengan mata yang juga mengarah kea rah dimana Mimin memasuki sebuah rumah yang hampir setipe dengan rumahnya. Wanita itu disambut oleh wanita lain dengan senyum riang. Mimin memeluk wanita itu sebelum keduanya masuk ke dalam rumah.

"Siapa kamu sebenarnya?" gumam Athar dengan napas yang memburu.

"Pak, kita kembali ke rumah sekarang." Ujar Athar meminta supir menjalankan mobil kembali ke rumah. Ia akan menemukan jawabannya di rumahnya sendiri. Ia akan membuat Mimin mengakui bahwa selama ini wanita itu telah membohonginya habis-habisan.

Saat mobil sampai di depan rumah. Athar berjalan masuk ke dalam rumah bak orang kesetanan. Dan tempat yang pertama kali dituju adalah kamar wanita itu. Athar mencari kunci cadangan kamar Mimin yang selama ini tidak pernah ia duga akan ia gunakan hari ini.

Athar membuka kamar Mimin dan menemukan kamar wanita itu tertata rapih. Bahkan hampir terlihat kosong seperti habis dibereskan. Athar membuka seluruh lemari dan terkejut ketika semuanya ternyata kosong. Apa selama ini Mimin tidak pernah menata barang-barangnya? Athar terus mengobrak-abrik isi kamar Mimin sampai ia melihat sebuah koper besar berwarna merah yang sejak awal kemunculan wanita itu selalu bersamanya. Koper besar berwarna merah dengan merek dagang terkenal sempat membuat Athar bertanya-tanya. Tapi bukan hal itu yang harus ia pusingkan. Bagaimana cara ia bisa membuka koper itu dan menemukan fakta yang telah disembunyikan wanita itu selama hampir satu bulan tinggal bersamanya.

Cold Mission √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang