kelas baru

91 12 0
                                    

Cairan berwarna merah mengalir perlahan menuruni tangga hingga menyentuh kakiku, cairan yang pekat berwarna merah kehitaman. Aku berjogkok dan menyentuhkan jariku ke cairan itu kemudian mengendusnya. Bau anyir langsung menyapa indra penciumanku. Darah!

DUK... DUK... DUK...

Aku mendengar sesuatu, seperti suara bola yang memantul menuruni tangga. Aku melihat benda itu memang seperti bola hanya saja mengeluarkan cairan merah. Sesampainya benda itu di lantai. Benda itu menggelinding kearahku. Nafasku tercekat. Nafasku tertahan saat aku melihat benda yang aku kira bola ternyata kepala manusia. Ia menatapku!

Kakiku segera tak dapat menopang berat tubuhku, aku langsung terduduk melihat kepala yang bersimpah darah itu melotot horror kearahku.. Aku segera menutup mulutku agar tidak menimbulkan suara dan yang terdengar hanya suara "emmpp.. emmpp..." hanya itu suara yang berhasil di tangkap oleh telingaku.

TAP... TAP... TAP...

"wah.. sepertinya aku ketahuan deh.."

Seseorang menuruni tangga, menuju kearahku. Aku masih kesulitan mengetahui siapa orang. Saat cahaya matahari memantulkan cahayanya menunjukkan sosok orang itu. Mataku membulat sempurna saat mengetahui siapa dia...

***

Langit biru membentang luas, udara hangat khas tropis yang nyaman membuka semester baru di Flower International School. Tahun ini aku kelas tiga di SMA FIS. Tak ada yang berbeda. Semua sama. Para siswa di kelas baruku bercanda layaknya semester sebelumnya. Mereka membahas sesuatu. Tak hanya murid perempuan yang tertawa mendengar candaan atau membahas gossip para murid laki-laki pun sedang asik membahas hal yang mereka gemari. Semua sama. Keributan yang sama. Tawa yang sama. Bahkan untukku pun sama. Seperti sebelumnya aku duduk di bangku yang paling pojok. Jauh dari para murid lainnya. Jauh dari tawa. Jauh dari segala kehidupan yang berlangsung di tempatku sekarang. Seakan aku memang tidak pernah ada.

Disela tawa mereka aku mendengar dari sekumpulan para gadis yang berkumpul, empat meter dari tempatku membahas sesuatu tentang diriku..

"hah.. memang benar ini kelas special A, tapi kenapa si bisu bisa masuk ke kelas ini?"

"entahlah, mungkin dia menang lotre waktu penentuan kelas"

"hahahaha, benar juga. Waktu melihat pengumuman aku tidak melihat namanya ada di barisan nama sisiwa di kelas ini. Mungkin dia benar-benat menang lotre"

"benar juga"

"tapi sungguh menjijikkan jika kita harus satu tahun berbagi ruangan dengan 'makhluk' itu"

"sudahlah anggap saja 'makhluk' itu hanya tambahan untuk melengkapi kelas ini, tapi mungkin lebih baik jika kita anggap memang tidak pernah ada 'kan"

"mungkin memang lebih baik demikian. Ah.. benar juga, ditempat itu tidak ada siapapun. Disana cuma ada tempat sampah. Benar kan"

"benar juga disana cuma ada tempat sampah"

Mereka semua melirikku secara bersamaan dan kemudian tertawa. Sampah, ya? Aku memang tidak pernah dianggap ada. Mungkin memang begitu lebuh baik. Benarkan?

SREEKK... SREEKK... tiba-tiba dari atas sampah-sampah berjatuhan sehingga mejaku penuh dengan benda-benda yang sudah dibuang.

"ooppss.. sorry, tanganku tergelincir..." aku melihat kearah sumber suara. Ternyata salah satu anak yang membicarakanku tadi. Aku tidak tahu siapa dia. Karena aku tidak pernah sekelas dengannya tetapi dari cara berpakaiannya aku yakin dia salah satu orang yang terpandang disekolah. Aku melihat kesekeliling, semua orang menghentikan kegiatannya dan menaruh minat melihat apa yang akan terjadi padaku sekarang. "wah.. kamu berani juga mengalihkan pandangan padaku ya.." Aku segera menunduk, mengurangi kontak lebih jauh dengan gadis itu.

King and The Dumb's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang