Aku ingin kembali keasrama saja
Tulisku dibuku note yang diberikan dokter Vincent.
"kenapa? Bukankah akan lebih baik kamu di rumah sakit saja jadi aku dapat mengawasimu"
Aku tidak ingin disini
"Reisa tidak akan ada yang menyakitimu disini. Kamu bebas melakukan apa saja"
Dasar bodoh, aku ingin pergi dari sini karena dia dengan mudah keluar masuk ke tempat ini. Dia bisa dengan mudah membunuhku. Kenapa kau tidak bisa membaca rasa takutku?!!!!
Aku tidak nyaman disini
Rasanya seperti di penjara saja
"tapi jarak rumah sakit dan asramamu lumayan jauh"
Aku menggembungkan pipi tanda ngambek dan dia hanya tersenyum menanggapi.
"baiklah tapi dengan syarat kamu harus menjalani terapi dan makan tepat waktu"
Jangan khawatir Mrs Lily lebih menakutkan jika aku tidak mau makan
Aku dapat melihat raut tidak suka tapi ada rasa lega di matanya.
"baiklah kalau begitu aku akan memanggil McKing"
Jangan panggil dia. Cukup kepala sekolah saja yang tahu aku kembali ke asrama
"memangnya kenapa?"
Jika kau memanggilnya aku tidak akan mau makan ataupun melakukan terapi
"baiklah, kenapa kau semakin nakal saja. Besok aku akan mengatur kepindahanmu"
Ia mengelus rambutku kemudian meninggalkanku sendirian. Aku hanya dapat tersenyum bahagia. Akhirnya aku bisa terbebas darinya. Hanya saja aku tidak sadar bahwa aku malah membuka pintu neraka untukku sendiri dan membiarkan iblis itu masuk.
.
.
.
Aku membuka candela kamarku. Udara segar langsung masuk menggantikan udara pengap kamarku. Sudah dua minggu aku tidak kembali kekamar ini. Aku sungguh merindukannya. Aku berjalan mengelilingi kamarku dan menyentuh tiap perabotan dengan jari telunjukku. Semuanya ditutupi debu halus. Kurasa ini saatnya aku membersihkannya. Aku mulai mengambil lap dan alat penyedot debu. Pertama-tama aku membersihkan debu di setiap benda di kamarku. Hingga akhirnya pertikel debu halus mengambang di udara kamarku. Aku terbatuk dan bersin beberapa kali. Kemudian aku berjalan menuju ke meja belajarku. Disana sama seperti sebelumnya. Buku milik Nesa tergeletak begitu saja. Warna merah di lembar yang terbuka menarik perhatianku, benar juga aku belum membacanya. Aku meniup debu yang ada di atas buku. Aku menimbang-nimbang untuk membacanya tetapi aku urungkan lebih baik sekarang aku membersihkan kamarku kemudian membacanya. Aku menutup buku milik Nesa dan meletakannya di kotak penyimpanan buku itu. Kotak itu aku masukan ke laci begitu juga dengan kunci pembukannya. Aku mengambil gelas air yang di bawahnya ada endapan warna merah. Ah benar juga ini bekas cat air itu. Aku mengambil kuas dan mengaduknya. Warna merah segera menyebar rata dalam gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
King and The Dumb's Girl
Teen FictionFlower International School, sekolah yang di idam-idamkan oleh setiap siswa yang ada di belahan dunia. Sekolah ini memiliki sebuah permainan yang bernama King and The Dumb. Jika seseorang mendapatkan predikat Raja(King) dia dapat memerintah semua or...