The Real King

57 6 1
                                    


Aku membuka mataku.Pemandangan yang sudah lama ingin aku lupakan muncul lagi di hadapanku.Ruangan para Raja.Aku duduk disebuah kursi kayu.Aku melihat sekeliling.Ruangan itu gelap.Semuanya kosong.Aku segera bangkit berdiri.Aku mulai tidak nyaman dengan ruangan ini.

TRANG

Aku merasakan sesuatu menahan tangan dan kakiku.Saat aku melihatnya tangan dan kakiku terikat oleh rantai.Aku berusaha menarik tangan dan kakiku agar bisa membebaskannya tapi percuma.Sayup-sayup aku mendengar langkah kaki.

TAP... TAP...

Langkah itu semakin lama semakin dekat kearahku hingga dia berhenti tepat dihadapanku.Seorang pria.Ia berdiri dibawah bayangan. Siapa?.Aku masih menebak siapa pria ini. Disaat itu pendengaranku menangkap suara gemuruh seakan akan turun hujan. Tetes demi tetes air hujan mulai jatuh. Semakin lama semakin deras seakan menandakan bahwa badai akan segera datang.

BLARRR!!!

Kilat tiba-tiba menyambar sehingga kilatannya menghasilkan cahaya yang memenuhi ruangan.Walau hanya sedetik aku mengenali pria itu. Dia... Cristopher. Cristopher LuMeyer. Raja sebelumya... Ia tersenyum bagai iblis. Dia membawa sebuah belati.Ia mendekatkan belati itu. Ia mengayunkan belati itu tinggi-tinggi dan dihujamkan kearahku!!! Siapa saja tolong aku!!!!!!!!

"...sa..."

"Reisa..., ayo bangun..."

Aku membuka mataku dengan spontan.Keringat dingin membasahi seluruh tubuhku dan nafasku memburu. Ya Tuhan apa yang terjadi? Aku melihat McKing dihadapanku.Dia melihatku dengan pandangan aneh.

"kau ini baru aku tinggal 5 menit dan kau sudah tertidur, dasar"

Aku hanya menundukkan kepalaku kemudian melihat kesekeliling ternyata aku ada di ruang makan asrama bukan diruang terkutuk itu.Aku menghembuskan lega.Untunglah semuanya hanyalah mimpi.

"hai, kau baik-baik saja?"

Aku hanya mengangguk

McKing menyentuh dahiku dan menyingkirkan rambut yang menghalangi mataku

"apa kau baru saja mimpi buruk?"

Aku mengangguk sekali lagi. McKing tersenyum, ia menyentuh tanganku dan mengelusnya.

"apa ini ada hubungannya dengan masuk sekolah lagi?"

Aku mengambil tangan McKing dan menulis sesuatu

Bukan karena itu, aku hanya mengingat masa lalu saja

"tentang pembullyan sebelumnya? Apa kau masih takut dengan mereka?"

Tidak, bukan karena itu

Aku tersenyum, aku berharap ini cukup membuat McKing paham bahwa aku baik-baik saja.Aku tidak ingin dia bertanya lebih banyak lagi.

"baiklah jika kamu tidak ingin memberi tahu ku, tapi paling tidak aku tidak ingin melihat kamu ketakutan lagi"

aku hanya mengangguk

"baikalah, apa kamu sudah memahami soal yang tadi aku jelaskan?"

Aku melihat kembali ke buku aritmatika yang ada di hadapanku.Aku membaca sekilas kemudian melihat kearah McKing dan mengangguk.

"baiklah kalau begitu kita lanjutkan"

Hari ini, McKing mengajariku pelajaran-pelajaran yang tertinggal karena hampir beberapa bulan ini aku tidak menyentuh buku sama sekali karena proses penyembuhanku. Tapi untung saja dengan McKing mengajariku seperti ini ia tidak bertanya lagi tentang mimpi yang baru saja aku alami.

King and The Dumb's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang