LuMeyer berjalan dengan santai kearah kami. Ia dengan gaya angkuhnya mendekat. Hingga akhirnya dia berada dihadapan kami.
"lama tidak bertemu LuMeyer"
"benar, lama tidak bertemu denganmu dokter pengganggu"
Aku semakin mengeratkan peganganku dan tanpa terasa bahwa buku-buku tanganku mulai memutih karena kuatnya peganganku.
"kau masih tidak sopan seperti biasanya"
"begitu lah tidak mungkin aku merubah kebiasaanku, bukankah sebagai psikolog anda yang lebih paham mengenai masalah ini dokter pengganggu" kata LuMeyer dengan senyum mengejek andalannya
"kurasa enam bulan di skorsing tidak merubahmu"
"benar sekali. Bahkan mungkin aku harus berterima kasih padamu karena memberikan liburan selama enam bulan"
"sama-sama senang mendengar jika kau menikmati liburanmu" entah mengapa aku mendengar kata dokter Vincent seakan mengejek tetapi ia tutupi dengan senyuman.
"bukankah anda harus memanggil seseorang?"
"kau benar tapi sayangnya Reisa tidak mau melepaskanku"
LuMeyer melihat sekilas kemudian dia memegang tanganku dengan erat.
"LEPAS"
Deg!
Tanpa sadar aku melepaskan peganganku dari tangan dokter Vincent. Tanganku bergetar dengan hebatnya dan tanpa sadar aku menahan nafas hanya karena mendengar perintah LuMeyer. Pandangan tak percaya ditunjukkan dokter Vincent tapi ia dengan cepat menguasai emosinya.
"Reisa menurut sekali denganmu? hah"
"tentu saja mana mungkin 'anjing' tidak menurut dengan tuannya"
Anjing? Apakah aku serendah itu di matanya?
"kata-katamu sangat tidak sopan"
"itu menurutmu. Bagiku akan sangat mengejutkan jika peliharaan yang mereka latih tidak menurut perintah majikannya"
Ia menghentakkan tanganku dengan kasar. Tanganku yang memang tak bertenaga hanya dapat terjatuh mengikuti arah gravitasi bumi. Aku hanya dapat menunduk tak berani mengangkat wajahku. Aku menegang saat merasakan ada sesuatu yang mengelus rambutku. Aku tau itu bukan tangan hangat dokter Vincent tapi tangan orang yang ada di sebelahku... LuMeyer.
"walaupun terpisah lama, sebodoh apapun peliharaan itu akan mengetahui mana majikannya, terutama 'anjing' yang sudah dilatih"
"LuMeyer! Kata-katamu..." nada marah pada suara dokter Vincent tak tetutupi lagi tapi kata-katanya terpotong karena seseorang.
"kurasa kau perlu diajari cara mengucapkan kata-kata yang pantas..."
Aku langsung membeku mendengar suara yang tak asing ini. Orang yang telah berada didekatku cukup lama. Orang yang membutku seperti ini. Suara yang sebelumnya aku anggap seperti suara malaikat tapi sekarang tak lebih dari suara teriakan iblis yang sedang menyiksa pendosa di neraka.
Kenangan mengerikan itu kembali menyusup keingatanku. Aku mulai ketakutan dan tanpa sadar memegang tangan LuMeyer. Mungkin karena tiba-tiba aku memegang tangannya LuMeyer Nampak terkejut.
"apa yang..."
"bahkan mungkin kau harus diajari sopan santun, LuMeyer"
"aku tidak perlu diajari pelajaran moral darimu, kemampuanku dalam hal itu masih lebih baik daripada orang rendahan sepertimu yang mulia"
KAMU SEDANG MEMBACA
King and The Dumb's Girl
Teen FictionFlower International School, sekolah yang di idam-idamkan oleh setiap siswa yang ada di belahan dunia. Sekolah ini memiliki sebuah permainan yang bernama King and The Dumb. Jika seseorang mendapatkan predikat Raja(King) dia dapat memerintah semua or...