Kokoro ~Yet Another~

380 14 2
                                    

Keselamatannya adalah sebuah keajaiban. Dengan banyak jahitan yang berjejeran di tubuh mungilnya. Tetap saja menurutnya ada yang kurang. Sesuatu yang mereka sebut 'saudara'.

Di hari saat dia membuka matanya, ada seorang pemuda yang mirip dengannya. Dia terbujur kaku di sampingnya. Tubuhnya dingin dan tak bergerak. Pembuatnya mengatakan

"Gagal."

Saat dia berdiri dari tempatnya, pembuatnya menunjukkan reaksi yang dia kenal sebagai 'terkejut'. Tanpa bertanya dia berjalan ke arah sang pembuat dan berkata

"Aku tidak gagal."

Satu hal terjadi. Sang pembuat menitikkan air mata. Dia menujukkan sesuatu yang dia kenal sebagai 'senyuman'. Tapi dia masih belum mengerti.

Dia menghadap 'saudara'nya. Dan mencoba memanggilnya.

Tak ada jawaban. Dia tak bangun dari tidurnya, entah sudah berapa menit berlalu, jam terlewat, musim berganti. Sang homunculus yang tak mengenal emosi berdiam berdiri di tempat yang sama. Tak bergerak dia meminta pertolongan. Tanpa berbicara dia bertanya

'Mengapa hatiku sakit?'

Setelah beberapa saat, pembuatnya meninggalkannya sendirian di lab putih yang bersih dari bakteri. Dia mulai dikenal sebagai, 'sang profesor'. Sangat pintar sampai-sampai dia bisa melampaui pembuatnya.

Membuat 'kakak'nya yang gagal dibuat mereka.

Suara yang menjadi keajaiban baginya adalah satu-satunya peninggalan pembuatnya. Dia sendirian menunggu akhir hidupnya. Tapi ingin melanjutkan kehidupan yang diberikan pada tangan mungilnya, dia membuat sebuah pengganti. Sebuah homunculus baru....

Saat akhirnya dia mulai menyerah, dia akhirnya mengerti arti perasaan. Perasaan yang muncul saat berpikir akan masa depannya dengan 'kakak'nya, mengajarkan banyak emosi baru dalam sistem hatinya.

Bahagia, kesedihan, keraguan, keinginan, ketakutan, memperbarui satu-satunya perasaan dalamnya... kesepian.

Sekarang waktunya hanya sedikit. Homunculus buatannya masih belum membuka matanya. Pertumbuhannya stabil. Tulang, rambut, kulit, daging, organ vital, kuku. Semua tumbuh secara normal,

'Apa yang salah?'

Pertumbuhannya kemudian berhenti dalam umur tertentu, seperti pembuatnya sang homunculus pertama.

Waktu milik yang pertama pun mulai habis. Tetapi tetap saja homunculus buatannya tidak menunjukkan pergerakan atau tanda-tanda kehidupan lainnya. Dalam tabung besar berisi air khusus dia tumbuh, tanpa nafas untuknya hirup dan tanpa makanan yang menopang kehidupannya.

Akhirnya waktu sang honunculus pertama tersisa beberapa hari. Atas keputus-asaan dia mengecek 'kakak'nya.

*Plup*

Pulpen yang dia gunakan jatuh ke dalam tabung dan mulai tenggelam dalam air. Tapi yang mengejutkannya adalah bawah pulpen tersebut mencair, menjadi satu dengan air.

Bunyi komputer mengganggu pikirannya, mengajaknya melihat apa yang didapat.

Data sang 'kakak' mulai berubah. Dengan pikiran ingin tahu, sang 'adik' mulai mengisi beberapa barang dan seperti dugaannya, benda-benda tersebut mencair. Data milik 'kakak'nya berubah.

Akhirnya dia tahu apa yang kurang. Sebuah program yang tak bisa diciptakan manusia. Program tabu yang hanya bisa dibuat oleh Tuhan. Program yang disebut sebagai 'hati'.

Akhirnya sang profesor cilik tahu. Satu-satunya program yang dibutuhkan untuk membangunkan 'kakak'nya. Program tabu yang disebut sebagai 'hati'.

Tahu akan waktunya yang mulai menyingkat dia melompat kedalaman tabung. Memberi hatinya kepada homunculus baru yang lebih sehat.

Vocaloid Song-ficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang