Aku berjalan sendiri ke perpustakaan sekolah. Aku sekarang lagi mencari buku sastra yang akan kugunakan untuk menyelesaikan tugas bahasa indonesia ku. Sayangnya Dilon tidak ada disini, kalau ada dia pasti aku sudah menyuruhnya untuk mengambil buku itu yang terletak diatas rak.
"Andai Dilon ada, kan ngak perlu usaha begini aku mengambil buku ini. Percuma punya sahabat tinggi tegap. Lah sedangkan aku nya pendek imut cantik gini. Heheee" aku lalu membuka buku itu dan mencari jawaban yang aku perlukan untuk menyelesaikan tugasku yang sebenarnya sedikit tidak aku mengerti, yah maklum saja otakku kan pas-pasan. Selain itu aku juga tidak fokus sekarang. Aku juga sedang memikirkan Dilon. Emang ada urusan apa sih dia. Basket tidak, osis tidak, olimpiade apa lagi kan sekarang belum musim nya lomba-lomba gitu.
"Ririn...rinnn..gawatt.." ucap Ulfa teman sekelasku. Dia seperti baru berlari cukup jauh. Haahaha emang seluas apa sih sekolah ini, baru gitu aja udah capek.
"Ada apa ul.." aku hanya acuh. Aku lagi sibuk menyelesaikan tugas ini. Masa bahasa aja ngak tuntas-tuntas sih.
" itu lohh rinn, kenalll Shelan kan?? Itu lohhh cewek sok cakep, sok anak zaman ituuuu" ucapnya tidak sabaran.
" iyaa, napa sih ull, siapa sih yg ngak kenal dia" ucap ku tetap acuh.
" bukan itu masalahnya rin, Shelan sekarang lagi menyatakan cinta yah nembak gitu sama Dilon dilapangan" ia menyatakan itu dengan kuat dan lantang.
"Apa?serius lah? Yaudah temenin aku sekarang kesana, oke. Tunggu aku mau mengembalikan buku ini dulu"
Aku dan Ulfa pun langssung ke lapangan basket. Tempat dimana shelan sekarang menyatakan cinta nya pada Dilon. Aku tidak heran mengapa Shelan sampai berani menyatakan cintanya padahal dia cewek. Karena siapa pun tidak akan ada yang bisa menolak pesona seorang Dilon termasuk aku. Ganteng, tinggi, putih, pintar dan kaya. Kekurangan apa lagi yang dia miliki. Dan wajar saja semua cewek disekolah menyukainya. Dan aku bersyukur karena aku adalah cewek terdekatnya. Sesampai dilapangan aku melihat Shelan dan Dilon berada di tengah lapangan basket. Diikuti oleh teman geng nya Shelan. Saat ini semua siswa dan siswi yang sedang istirahat, mereka menyaksikan untuk tidak kehilangan moment berharga ini.
"Perhatian semuanya, aku Shelan ingin menyatakan cintaku pada Dilon dan aku ingin semua yang ada disini menjadi saksi bahwa sebentar lagi Dilon akan menjadi milikku" ucap Shelan dengan bangga. Aku langsung melihat Dilon yang juga berdiri tegak dilangan itu. Ia berdiri sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Dan itu makin membuat Dilon semakin keren dan ganteng, seorang yang sempurna.
"Ehh rin, menurutmu Dilon akan menerima Shelan atau enggak?" Ulfa tiba-tiba menyenggol tanganku, menyadarkanku dari hayalan ku.
"Eeeee...mungkin diterima. Yah pasti Dilon akan nerima dia lah secara kan Shelan udah cantik, populer lagi disekolah" balasku menatapnya
" kurasa tidak, Dilon akan menolaknya, secara kan Dilon suka sama mu" dia lalu tertawa.
"Apaan sih Ul" dia selalu mengejekku.
" gimana kalau kita taruhan. Kalau Dilon terima Shelan berarti kamu menang tapi kalau Dilon nolak Shelan berarti aku yang menang dan taruhannya adalah uang jajan hari ini. Gimana setuju??" ucapnya semangat.
"Eeee...baiklah" aku pun menyetujuinya. Walaupun aku berharap Dilon akan menolak Shelan meski aku akan kalah taruhan tidak apa-apa yang terpenting Dilon menolak Shelan.
" yakin, bukannya kamu berharap Dilon akan menolak shelan??" Ulfa memncoba untuk menggodaku.
"Enggg...akk. Ya ngak mungkin lah, aku berharap seperti itu yg ada hari ini aku ngak bisa jajan lagi" aku terus mengelak.
" baiklah, sekarang keluarkan uang jajanmu hari ini dan ini uang jajanku hari ini 100ribu rupiah" dia lalu mengeluarkan uang seratus dari kantongnya.
" nahhh, aku juga 100 ribu juga" aku lalu mengeluarkan uang jajanku hari ini. Dan aku lalu menatap kearah lapangan.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN BODOH
Randomapakah kalian pernah menyukai sahabat kalian sendiri??? jika yaa, berarti kalian sama sepertiku. aku telah menyukainya selama hampir 5 tahun. Dilon, yah namanya adalah Dilon. Lelaki yang telah membuatku jatuh cinta, membuatku memberanikan diri men...