7

5K 169 1
                                    

Sekarang adalah jam istirahat. Seperti biasa aku dan Dilon duduk diperpustakaan bangku paling pojok. Sudah lama tempat ini menjadi tempat persinggahan kami saat jam istirahat. Bahkan orang lain yang ingin membaca diperpustakaan ini sengaja tidak ingin duduk disini karena mereka tau ini adalah markas milikku dan Dilon. Aku terus memikirkan apa yang dikatakan Ulfa tadi padaku. Apakah iya, aku duluan yang mengungkapkan rasa sukaku pada Dilon? Bagaimana jika Dilon menolakku? Atau bagaimana jika Dilon tidak sama sekali suka padaku?? Persahabatan kami yang menjadi taruhannya

"Dilon,di..lon.." ucapku pelan dan terkesan ragu-ragu

"Hemmm" gumaman Dilon pelan.

"Sebenarnyaaaa...aa-ku. Eee akuuu mau ngomongg kaa-lau. Aiss. Sejak dari awal kita bertemu dan kamu mengajakku bersahabat aku sudah mulai menyukaimu. Aku yakin kamu tidak percaya yang aku katakan. Tapi aku memang benar menyukaimu. Dan aku ingin tau, apa kamu juga menyukaiku???" ujarku panjang lebar pada Dilon.

"Dii..Dilooonnn" aisss. Sebenarnya dari tadi dia ngapain saja sih? Aku udah panjang lebar mengungkapkan perasaan eh dia nya. Aisss ya sudahlah.

"Ee, ada apa Rin. Sorry, tadi lagi dengerin musik. Nih ngak lihat aku lagi pake eardphone" ucapnya sambil menunjuk kearah telinganya.

" iss, ngak papa. Ngak jadi" kesall? Ya pasti. Aku sangat kesal sama Dilon. Aku lalu beranjak pergi.

"Yahh, Ririn tunggu..." aku merasakan Dilon akan mengejarkan. Dan aku tidak peduli. Aku sudah cukup kesal padanya. Bagaimana tidak. Aku sudah berusaha menyatakan perasaanku tapi apa, dia tidak mendengarkannya

***
Keesokan pagi nya aku kembali kesekolah. Dengan perasaan masih kesal kepada Dilon. Sebenarnya aku kasihan kepadanya. Dia tidak ada salah apa-apa tadi aku nya malah cuekin Dilon. Tapi ya sudah lah.

" eh Rin , tumben banget sendirian. Dilonnya mana??" itu sudah pasti suara Ulfa.

" ngak tau. Cari aja sendiri" aku hanya menjawab acuh.

"Nape sih Rin.. Ehh gimana semalam. Berhasil??" tanya Ulfa.

" berhasil apanya. Yang ada aku kesal sama Dilon. Bagaimana tidak. Bayangkan ya Ul. Aku udah ungkapin semua perasaanku. Aku udah bilang kalau aku menyukainya. Tapi apa coba. Dia malah dengerin musik. Salahku sih sebenarnya yang tidak memperhatikannya kalau dia sedang dengerin musik" jelasku panjang lebar sama Ulfa.

" udah ngak papa. Itu hanya karena kamu lagi gugup aja. Gini deh. Nanti kamu coba sekali lagi. Kamu pastiin dia bisa mendengarmu. Terus nyatakan perasaanmu" sarannya padaku.

" yah eloo mah enak ngomong aja. Nah akunya gugup bukan main Ul" aku pun mengeluarkan isi hatiku. Bahwasanya aku benar-benar gugup.

" fighting Ririn. Hehee.." ucapnya sambil menegakkan tangan kanannya. Kami pun melanjutnya pelajaran.

Saat istirahat aku pun mendatangi Dilon. Aku bermaksud mau minta maaf padanya.

"Dilon, aku minta maafnya. Udah cuekin kamu semalam" aku lalu memasang muka sok manis didepan Dilon. Itu supaya Dilon mau maafin aku.

" iya deh. Aku tau kamu pasti ngak tahan kan cuekin orang seganteng aku. Heee" ucap dilon sombong.

" iya deh. Oh iya, entar pulang sekolah ada sesuatu yang mau aku omongin kekamu" ucapku serius.

" ngomongin apa. Emang ngak bisa sekarang. Kan ini lagi istirahat" ucapnya menawar

" eee, ntar aja lah ya Dilon. Dan satu lagi jangan dengerin musik lagi yaa" ucapku sambil mengerdipkan mata.

" iyaaa dehh" kami lalu balik ke bangku masing-masing. Pelajaran pun dimulai

Saat bel pulang berbunyi. Perasaan gugup mulai menyerangku...

Tbc..

PERSAHABATAN BODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang