Dua hari setelah kejadian ketidak sengajaan Dilon menciumku itu. Hubungan kami semakin merenggang. Bukan Dilon yang menghindariku. Tapi aku lah yang menghindarinya. Aku malu hanya untuk sekedar melibatnya. Dan juga aku takut dengan bertemu dengannya aku semakin mencintainya dan aku akan merasakan sakit lagi.
" yaaa Ririnnnnn....." terik seorang lelaki tinggi putih yang menghampiriku saat akan pulang sekolah.
"Kau ririn bukan?" tanya nya lagi. aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaannya.
"Kau tidak mengenalku rin, aku Reza. Reza yang paling gantengggg ini.." ucapnya semangat saat mengatakan bahwa dirinya ganteng. Aku kembali berusaha mengingatnya.
"Ahhh, kau Reza yang sok gantemg itu kan. Yang dulu saat SMP sering bolos kan???" ucapku girang.
" yailah, rin ngak usah gitu amat bilang nya napa sih . tapi ngak papa aku senanggg bisa jumpa sama mu lagi ririnnn" Reza tiba-tiba memelukku.
"Yaa, lepakan diaaaa...." tiba-tiba aku mendengar suara sesesorang dan kurasakan dengan kasar pelukan reza terlepas
"Kamu siapa?" ucap reza polos, aku lalu menoleh dan melihat Dilon menatap reza dengan tajam.
" dia sahabatku ,reza" jawabku sambil tersenyum tipis ke reza.
" oh begitu, oh ya rin. Aku besok sudah mulai sekolah disini.." ucap reza semangat.
"Seriuss? Besokk?? Wuuu..." aku juga tidak kalah semangat.
"Iyaa..." ucap reza malu-malu.
"Rin, udah makan siang belum?" tanyanya lagi
"Belum" jawabku singkat sambil menggelengkan kepala.
"Emm, giman kalau kita makan. Tenang kali ini aku yang traktir. Hehheee" reza lalu menggandengku dan tersenyum
" rinnn..." Dilon tiba-tiba menahan tanganku saat aku mulai ditarik pergi oleh reza.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSAHABATAN BODOH
Randomapakah kalian pernah menyukai sahabat kalian sendiri??? jika yaa, berarti kalian sama sepertiku. aku telah menyukainya selama hampir 5 tahun. Dilon, yah namanya adalah Dilon. Lelaki yang telah membuatku jatuh cinta, membuatku memberanikan diri men...