9

4.6K 161 1
                                    

Sesampai dikelas, Ulfa langsung mendekatiku dan langsung menanyaiku tentang Dilon.

"Seettt, oii rin. Gimana semalam? Lancar??" ulfa menyenggol lenganku sambil menggodaku.

"Lancar gimana, yang ada ditolak. Puassss" ucapku berbisik.

" haa? Serius ditolak? Astaga rin, aku rasa dia benar-benar seorang guy penyuka sesama jenis" ucap ulfa tidak percaya.

" aku tidak peduli, lebih baik kembali kebangku mu. Aku mau sendiri" ucapku acuh pada ulfa. Ulfa hanya menanggapi dengan anggukan dan dia langsung kembali kebangkunya.

Tidak lama, Dilon masuk kekelas. Bel pelajaran pertama belum juga berbunyi. Ada waktu 7 menit lagi untuk berbunyi. Dilon lalu berjalan kearahku dan mencolek bahuku.

"Sttt- rin" dilon mencolek bahuku lagi. Astaga mengapa dia tidak biarkan aku satu hari ini tenang sebentar. Aku menanggapinya dengan hanya menoleh sebentar.

" rin, gimana kalau kita bolos saja pada pelajaran pertama. Yahh apalagi ini sejarah. Kau tahu kan aku paling benci sejarah, itu hanya mengingat masa lalu. Gimana mau kan??" tanyanya, aku hanya diam memperhatikannya.

"Kau diam berarti jawabannya kau mau" ucapnya seenaknya.

"Ayooo" dilon hanya mmenarik tanganku keluar kelas. Kenekatannya bukan tidak kuhargai. Tapi bolos dipelajaran sejarah itu sudah biasa bagi teman sekelasku. Karena guru sejarah itu memberi kebebasan mau masuk kelasnya atau tidak..

Sekarang aku dan Dilon berjalan beriringan. Kufikir dia akan membawaku membolos kelapangan basket atau kantin atau perpustakaan atau Uks. Tapi ternyata dia membawaku keruangan musik. Ruangan musik ini berada didekat aula, tempat dimana biasanya diadakan pertemuan antar orang tua dengan guru. Selain itu diruangan musik ini terdapat bermacam alat musik seperti gitar, drum, piano, biola, recorder, terompet, pianika dan lainnya.

" rin, ayo main piano. Ini pasti menyenangkan" dilon membawaku kesebuah piano klasik berwarna putih susu ini.

" tapi aku tidak bisa memainkannya" ucapku ketus.

" ini gampang. Aku akan mengajarimu. Pertama kau hanya harus merileks kan jarimu dan letakkan di sini" dilon lalu menggerakkan jarinya dengan lincah di tuts piani tersebut. Wooww, aku menatapnya dengan pandangan takjub.

" bagaimana rin, kau ingin mencobanya??" tanyanya padaku saat ia telah selesai memainkan beberapa bait lagu. Saat aku ingin memaikan piano tersebut. Kami mendengar derap langkah kaki menuju ruangan ini.

Tbc..

PERSAHABATAN BODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang