Bab 15 - Penganggu Kecil

17.4K 1K 21
                                    

warning : typo bertebaran!

***

Senyum kebahagiaan terpancar dari bibir keluarga baru Salsa dan Hans. Keluarga yang baru saja bersatu.

"Kamu cantik hari ini" ucap Hans membuat pipi Salsa merah merona menahan rasa malu. Dengan pelan ia memukul lengan Hans.

"Dasar gombal"

Hans tersenyum melihat orang yang ada di sampingnya ini yang sedang merona karena ucapannya barusan.

"Aku gak gombal sayang"

"Mommy... daddy... apa yang kalian lakukan?" Tanya Aira bingung. Melihat aksi kedua orang tuanya. Hans membungkukkan badannya membawa Aira ke dalam gendongannya. Sesekali mencium pipi Aira yang gembil.

"Daddy hanya bergurau dengan mommy mu sayang. Lihat pipi mommymu merah seperti tomat" ejek Hans yang langsung dibalas pelototan mata. Sedangkan orang yang mendapatkan pelototan itu tersenyum. Aira pun ikut tersenyum.

"Hahaha... mommy lucu. Pipinya merah terus matanya jadi besar. Apa Ai bisa seperti itu?" Tanya Aira dengan polosnya yang berhasil membuat Salsa gelagapan.

Apa yang harus ia jawab? Pikirnya.

"Tidak sayang. Kalau mata Ai besar Daddy dan mommy akan ketakutan kalau ada disamping Ai" jelas Hans. Salsa menghembuskan nafasnya. Merasa lega karena Hans dapat membantunya menjawab pertanyaan putrinya yang polos itu.

"Oh gitu ya dad"

"Iya sayang"

***

Acara resepsi telah selesai. Pengantin baru pun menuju ke kamar hotel mereka. Begitupun keluarga yang lainnya.

Sekarang Salsa sedang membersihkan wajahnya dari make up. Setelah merasa wajahnya sudah lumayan bersih ia beranjak dari kursi meja rias. Menuju kopernya. Mengambil baju yang akan digunakan.

Terdengar pintu kamar mandi telah terbuka. Salsa gelagapan karena posisinya sekarang ia sedang bertelanjang. Baru saja ia akan menggunakan bajunya di belakangnya tercium aroma yang sudah sangat ia kenal. Itu aroma Hans.

Hans menciumi bahu dan leher Salsa. Membuat Salsa agak bergedik geli. Hans memutar tubuh Salsa agar menghadapnya. Melumat bibir Salsa dengan lembut. Tangan kirinya mengelus punggung mulus Salsa.

"Aaahhhh... Hans..." desah Salsa diselah ciuman mereka. Hans yang mendengar desahan Salsa semakin bergairah.

Tok... tok... ting... tung...

Suara ketukan pintu dan bel terdengar oleh pengantin baru itu. Membuat Hans menggerutu kesal. Sedangkan Salsa cepat - cepat menggunakan bajunya. Lalu berjalan mendekati Hans.

Clek...

Pintu kamar hotel mereka terbuka terlihat Bila dan Aira yang memamerkan senyum manis mereka.

"Hemm... maaf ya mama ganggu kalian. Ini Aira kebelet pipis. sedangkan kamar mandi di kamar mama lagi dipake sama Deva" ujar Bila dengan cengirannya.

Salsa yang tak tega dengan putri satu - satunya itu langsung mengajak Aira masuk dan mengantarkan Aira kekamar mandi.

"Sekali lagi maaf ya nak Hans. Kalau Ai gak kebelet banget mama gak akan kesini ganggu kalian" sesal Bila. Ia merasa tidak enak hati dengan menantunya itu.

"Ah.. tidak papa ma. Lagian kasihan kalau Ai disuruh nahan lebih baik ganggu dari pada nanti dia malah sakit" Hans memberikan pengertian pada mama mertuanya itu agar terlihat santai - santai saja padanya.

Memang pada awalnya ia merasa kesal ada yang mengganggu membuat gairahnya menghilang seketika. Tapi hati kecilnya merasa bersalah ketika mama mertuanya sedari tadi meminta maaf padanya terus - menerus.

Aira sudah kembali kedepan. Dengan senyum manis dan rasa lega. Bila dan Aira pun pamit kembali ke kamar mereka. Hans dan Salsa masuk. Senyum iblis keluar dari bibir Hans. Salsa yang mengetahui arti senyum itu pun menghembuskan nafasnya.

"Hans aku mau mandi dulu"

"Ya sudah kamu mandilah dulu. Aku akan menunggu" Hans memberi kecupan di kening Salsa.

Tak butuh waktu lama Salsa sudah selesai mandi. Ia sudah harum dan segar kembali. Kaki mungilnya melangkah menuju kasur. Hans mengalihkan pandangannya dari ponselnya ke Salsa, istrinya. Dengan segera ia mencium bibir manis istrinya itu. Merasa tak puas Hans turun ke leher Salsa membuat Salsa mengeluarkan desahan. Membuat gairah yang tadi telah hilang mulai keluar lagi.

Tok... tok... ting... tung...

Ciuman itu terlepas. Hans mengerutu kesal dengan cepat Salsa membuka pintu. Terlihat putri kecilnya.

"Lho Ai kok sendirian kesininya?" Tanya Salsa.

"Omah udah tidur mom"

"Kenapa Ai gak tidur juga sayang?" Tanya Salsa lagi sambil mengajak putri kecilnya itu masuk.

"Ai gak bisa tidur sama omah dan uncle Deva. Mereka berisik mom. Ai tidur sini aja ya" setelah itu Aira berjalan menuju Hans. Meminta bantuan agar mengangkatnya ke kasur. Hans pun mengangkat putrinya. Lalu menatap Salsa.

"Kumohon biarkan dia disini" ucap Salsa tanpa mengeluarkan suara. Hans dengan pasrah menganggukan kepalanya lalu merebahkan tubuhnya memeluk putri kecilnya yang telah tertidur.

=Before for After=

Updated: 16 Agustus 2015

Next? Vote dan comment ya.

Makasih...

Revisi : 13 Mei 2016

Before for AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang