Special Part - Ego

17.4K 1K 7
                                    

Warning : typo bertebaran!

***

Di ruang kamarnya yang penuh dengan nuansa warna kuning keemasan. Hana duduk termenung. Merenungkan apa yang harus ia lakukan untuk memisahkan anaknya dari keluarga Julio.

"Apa yang sedang kamu pikirkan Hana?" Tanya sosok lelaki paruh baya yang masih terlihat tampan meski umurnya sebenarnya sudah tua.

"Aku tidak memikirkan apa - apa" balas Hana lalu kembali lagi merenungkan cara terbaru.

"Aku tau apa yang ada di pikiranmu" ujar lelaki itu. Yang seperti menantang Hana. Agar ia mau berbicara mengenai apa yang ada dikepalanya.

Hana menoleh melihat suami yang ia nikahi 26 tahun yang lalu. "Jangan sok tau kamu" sahut Hana dengan tidak sopannya.

Hana pun beranjak dari kasurnya lalu pergi meninggalkan suaminya. Sedangkan Hendri masih berdiri diam memikirkan sikap istrinya yang terbilang kurang ajar itu.

***

"Permisi nyonya" ucap sosok lelaki mudah dan tampan itu.

"Ada info baru apa?" Tanya Hana to the point.

"Saya mengetahui keberadaan mereka nyonya"

"Berikan aku alamatnya. Besok aku akan kesana" ucap Hana dengan angkuh.

"Ini nyonya" ucap lelaki itu. Memberikan selembar kertas yang bertuliskan alamat seseorang.

Hana melihat alamat itu lalu tersenyum sinis. "Aku tidak akan tinggal diam" ucapnya misterius.

***

Di tempat lain...

Hendri tidak bisa konsen membaca lembaran kertas yang pasti akan menumpuk di meja kerjanya. Sedari dari tadi ia memikirkan apa yang akan dilakukan istrinya itu.

Sungguh sebenarnya hatinya sakit mengingat ego menguasai diri istrinya itu. Ia berfikir dengan ia menikahi istrinya. Ego Hana akan perlahan - lahan menghilang. Tetapi tetap tidak ada hasilnya. Semuanya sia - sia. Istrinya tetap mementingkan egonya. Ego yang dapat merusak kebahagiaan anaknya. Bukan hanya anaknya tetapi cucu dan ibu dari cucunya juga akan terlibat.

Hendri merasa dirinya ini tidak bejus dalam mengatur rumah tangga. Dia tidak bisa menentang istrinya. Dia tidak bisa menasehati istrinya. Dia tidak bisa melarang segala apapun yang dilakukan istrinya. Dirinya ini hanya bisa mengabulkan keinginan istrinya. Keinginan buruk yang dapat menghancurkan orang lain.

Aira.

Cucu yang tak pernah ia lihat. Tak pernah ia temui. Cucu yang ia baru tau dari orang terpercayanya. Cucu yang hadir karena kesalahan anaknya.

Ia tak menyangkah cucunya akan hadir karena kesalahan orang tuanya. Ia selalu mengumpat betapa bodohnya anaknya itu. Meninggalkan orang yang rela bertaruh nyawa demi anaknya. Betapa bodohnya anaknya itu terhasut omongan Hana hanya karena kekayaan. Seharusnya anaknya itu lebih memilih bertanggung jawab dari pada kekayaan. Karena bagaimanapun anaknya itu yang ia beri tugas menjaga semua kekayaannya.

***

Malam hari tiba dengan cepat. Hendri sudah sampai di depan rumah mewahnya. Memasuki kamarnya. Pandangan pertama yang ia lihat adalah istrinya. Hana. Yang sedang memasukan barang - barangnya.

"Mau kemana kamu?" Tanyanya.

"Aku akan pergi ke Bandung" jawab Hana yang masih membereskan baju - bajunya.

"Untuk apa?"

"Itu bukan urusanmu mas"

Hendri sudah tidak tahan terus menerus menahan emosinya. Selalu mengalah dengan istrinya.

"Jangan pernah kamu menganggu mereka Hana"

"Apa maksud kamu tentang mereka. Mereka yang kamu maksud tidak akan pernah menjadi mereka sampai kapanpun!!!" Hana mengucapkan itu dengan teriakan.

"Aku tidak akan membiarkan itu, Hana. Silahkan kalau kamu mau pergi. Aku akan selalu ada di posisi mereka. Dengan cara apapun. Dengan mengeluarkan uang pun akan aku lakukan. Lagi pula semua kekayaanku ini nanti bukan lagi milikku" ucap Hendri dengan emosi yang menguap - uap.

"Apa maksud mas kekayaan mas akan jatuh ke tangan Hans" tanya Hana dengan mata berbinar.

"Tidak. Kekayaanku tidak akan pernah jatuh ke tangan Hans"

"Karena jika semua kekayaanku jatuh di tangan Hans pasti kamu akan memanfaatkan itu untuk menghancurkan orang lain" lanjut Hendri.

"Lalu siapa?" Tanya Hana menghentikan aktivitasnya memasukkan baju - bajunya.

"Semua kekayaanku akan jatuh ketangan Aira. Cucuku" ucap Hendri. Lalu meninggalkan Hana yang terdiam.

"Itu tidak mungkin. Tidak mungkin mas Hendri akan memberikan semua kekayaannya untuk anak haram itu"

=Before for after=

Updated : 29 Juli 2015

Next? Vote dan comment yang banyak.

Makasih.

Revisi: 13 Mei 2016

Before for AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang