Bab 4 - Menemukan mereka

22.6K 1.2K 5
                                    

warning : typo bertebaran!

***

Taman...

Tempat Salsa dan Nisfa sekarang. Melihat anak - anak mereka bermain bersama. Tiba - tiba Aira datang mendekat.

"Mommy, Ai ingin es krim" pinta Aira kepada mommy nya.

"Ya sudah yuk berangkat. Rum aku tinggal sebentar ya" pamit Salsa kepada sahabatnya itu.

"Baiklah" Aira dan Salsa pun berjalan menuju mobil yang tadi mereka tumpangi. Mobil itu melaju menuju kedai es krim. Sesampai di kedai es krim Aira berlari masuk kedalam kedai es krim.

"Ai hati - hati sayang" ucap Salsa berlari mendekati Aira.

"Aduh..." rintih Ai.

"Lho kan tadi mommy udah bilang hati - hati. Jadinya kan kayak gini" Salsa pun berjongkok melihat apa luka Ai besar atau kecil.

Untung saja luka Ai kecil. Jika besar ia tak tega dengan anaknya itu. Menahan rasa sakit ketika diobati. Sudah cukup air matanya yang menetes dan mengalir deras, jangan sampai anaknya itu menjadi sepertinya.

Salsa pun menggendong Aira di punggungnya. Memesan es krim yang diinginkan Aira. Tak lupa Salsa juga membelikan Faden. Agar mereka tidak bertengkar. Berebut es krim nanti.

Setelah selesai, Ai sudah mendapatkan es krimnya mereka meninggalkan kedai es krim.

Salsa merasa ada seseorang yang mengintainya. Membuat kulit Salsa merinding ketakutan. Ia berlari menuju di mana tadi ia memarkirkan mobilnya.

"Rum, pulang yuk" ajak Salsa. Nisfa bingung. Kenapa sahabatnya ini mengajaknya pulang. Ada apa?

"Kenapa kok pulang anak - anak masih menikmati bermain" tolak Nisfa.

"Aku merasa ada yang mengikutiku tadi dengan Ai" ucap Salsa berbisik.

"Apa?! Hmmmmppp" mendengar teriakan Nisfa dengan cepat Salsa membungkam mulut Nisfa.

"Jangan teriak - teriak"

"Ya sudah, ayo kita pulang. Faden, Ai ayo kita pulang" teriak Nisfa memanggil anak dan keponakannya.

"Ya bun Faden masih asik main nih" tolak Faden.

"Sudah, ayo kita pulang dulu. Besok kita ke sini lagi. Ayah sudah menunggu kita dirl rumah. yuk pulanh supaya ayah tidak menunggu lama" ucap Nisfa berbohong. Agar anaknya itu mau ikut pulang.

***

Sosok lelaki berjalan mendekati ruangan berpintu coklat. Ia memutar knop pintu itu.

"Permisi tuan" ujarnya sopan.

"Ada apa?" Tanya orang yang dipanggil tuan.

"Saya sudah menemukan keberadaan mereka. Dan saya melihat orang yang ada di foto ini ia bersama anak perempuan kecil. Kemungkinan dia anak yang tuan Hans cari" jelas sosok lelaki itu.

Hans tampak senang akhirnya penantiannya mencari selama 2 tahun pun membuahkan hasil.

"Di mana mereka?" Tanya Hans dengan cepat. Matanya penuh dengan binar bahagia.

"Ini tuan" ucap sosok lelaki tadi menyerahkan selembar kertas kecil tertulis alamat yang diinginkan Hans.

"Ya sudah. Pergilah nanti akan saya perintahkan perintah selanjutnya"

"Baik tuan"

Hans memandang alamat yang tertulis di selembar kertas kecil itu dengan senyum bahagianya.

"Akhirnya aku akan bertemu dengan kalian. Permata hatiku"

***

Salsa menundukkan kepalanya. Merasa gerogi duduk berhadapan dengan mamanya yang tiba - tiba datang.

Tangannya sudah mendingin. Ia kira mamanya datang untuk memarahinya tapi ia salah.

Flashback on

Setelah meninggalkan taman. Salsa melajukan dengan kecepatan cepat. Ia merasa ada mobil yang mengikuti mobilnya.

"Sal ada yang ngikutin di belakang" ucap Nisfa dengan panik.

"Iya" balas Salsa yang juga panik.
Salsa pun melajukan lebih cepat. Sampai akhirnya mereka sudah sampai di depan rumah Nisfa. Salsa pamit kepada Nisfa dengan cepat takut orang yang mengikuti mereka adalah penjahat.

Salsa memasukkan mobilnya ke garasi. Membantu Aira keluar dari mobil.

"Ayo sayang kita masuk"

Salsa dan Aira pun masuk tetapi tepat di depan pintu masuk sosok paru baya sedang duduk di kursi teras depan.

Salsa seperti mengenali orang itu. Ia pun mendekati orang itu melihat dengan jarak dekat. Ia menganga terkejut dengan kehadiran orang yang berperan penting dalam hidupnya.

"Mama?!" Teriaknya.

Sosok paru baya itu melihat orang yang memanggilnya. Mamanya melihat dirinya dengan tatapan sendu dan penyesalan.

Flashback off

"Mama tau aku disini dari siapa?" Tanya Salsa memecah keheningan.

"Dari Deva"

"Oh, mama mau ngapain datang kesini?" Tanya Salsa lagi yang masih bingung dengan maksud mamanya datang ke rumahnya.

"Mama ingin tinggal dengan kamu sama Deva. Mama gak tahan papa selalu saja bersikap dingin di rumah" mama menjelaskan alasannya. Salsa merasa bersalah kepada mamanya. Papanya bersikap dingin karena dirinya.

"Ya sudah mama istirahat aja dulu" ujar Salsa halus.

"Iya. Makasih masih mau menerima mama untuk tinggal denganmu" ujar Mamanya sambil menunduk. Ia malu kepada anaknya ini. Dulu ia menolak anaknya tapi sekarang ia membutuhkan anaknya.

"Sudahlah ma, lupakan, itu hanya masa lalu" Ujar Salsa sambil tersenyum.

Mama nya mendongakkan kepalanya. Tak sengaja matanya bertemu dengan gadis mungil yang sedang duduk di pangkuan Salsa.

"Siapa nama gadis mungil ini?" Tanya mama yang melihat ke arah Aira berada.

"Namanya Aira ma"

"Oh... cucu oma namanya Aira. Aira sayang sini. Ini oma" Aira tidak mendekati omanya itu. Ia takut dengan sosok asing dimatanya.

"Sayang itu oma. Ai gak mau ketemu oma?" Bujuk Salsa agar anaknya itu mau mendekati mamanya.

"Mau" jawab Aira singkat. Beranjak dari duduknya mendekati omanya. Omanya dengan sigap memeluk cucunya dengan erat.

"Maafkan oma sayang"

=Before for after=

Updated: 19 Juli 2015

Next? Vote dan comment ya.

Makasih.

Revisi: 13 Mei 2016

Before for AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang