Bab 16 - Alasan Aira

19.6K 990 13
                                    

Warning : typo bertebaran!

***

Aira memandang kedua temannya yang sedang berbicara.

"Za kamu kenapa kok diam?" Tanya Aira kepada salah satu temannya yang tampak diam.

"Aku sedih Ai, mama sama papaku sukanya sama adikku terus" jelas temannya yang dipanggil Za itu.

"Lho kok sedih sih? Seharusnya kamu seneng punya adik. Aku aja pengen punya adik" Aira mulai berkata lagi. Tetapi temannya itu mengelengkan kepalanya.

"Gak enak Ai, dulu sebelum ada adik ku aku sering sama mama dan papa, jalan - jalan bareng, makan bareng tapi semenjak ada adikku aku selalu sama bibi gak pernah lagi sama mama dan papa" temannya itu mulai menjelaskan lagi. Membuat Aira tidak bisa berkata lagi. Dikepalanya ia membayangkan jika ia punya adik apa dia akan bernasib sama seperti temannya itu? Jika ia, Aira tidak mau memiliki adik.

***

Pagi datang dengan cepat. Sinar matahari menganggu tidur nyenyak sepasang suami istri dan juga anak mereka yang sangat cantik itu.

Salsa mulai mengerjapkan matanya melihat jam dengan mata yang masih agak kabur.

Setelah itu ia beranjak dari tidurnya. Menguncir rambut panjangnya dengan asal. Lalu kakinya berjalan menuju kamar mandi. Mencuci mukanya lalu mengosok giginya. Hanya melakukan itu membuat kesadarannya pulih kembali.

Kakinya ia langkahkan menuju kamar tidur lagi. Menatap kedua orang yang sangat ia cintai tertidur dengan nyenyak sambil berpelukan.

"Ai ayo bangun sayang, mommy antar ke omah" Salsa berusaha membangunkan putrinya itu dengan mengoyangkan badan Aira. Aira sama sekali tidak terusik. Hans yang mendengar suara lembut istrinya pun terbangun.

"Ada apa sayang?" Tanya Hans kepada Salsa.

"Aku hanya ingin membangunkan Ai. Dia harus kembali ke kamar mama soalnya habis ini kita akan kembali ke Jakarta" kata Salsa yang masih tetap membangunkan Aira yang masih belum mau bangun. Hans menundukan kepalanya. Mendekatkan bibirnya kekening Aira. Memberikan kecupan pagi untuk anaknya.

"Ai sayang yuk bangun. Kita mandi bareng" ajak Hans yang berhasil membuat Aira terbangun.

"Apa benar Daddy?" Pertanyaan Aira berhasil membuat Salsa mendengus kesal.

"Kenapa kalau diajak daddynya mandi bareng selalu bangun"

"Iya sayang tapi kita harus ke omah dulu. Kita ambil baju buat Ai" ucap Hans sambil menyentil hidung Aira. Membuat Aira tertawa keras.

"Yuk kita ke omah" seru Salsa yang menarik Aira agar bangun dari tidurnya.

***

Ting... tong...ting...tong...

Clek...

"Ai kenapa sama mommy?" Tanya Deva yang ternyata yang membukakan pintu.

"Ai gak bisa tidur sama omah. Omah berisik soalnya. Dia membunyikan suara seperti uncle Deva" jelas Aira. Deva yang mendengar ucapan Aira langsung memelototkan matanya. Ia sangat malu. Bagaimana bisa keponakannya yang manis itu berbicara seperti itu. Itu sangat menjijikkan.

"Ai sayang gak boleh gitu. Yuk masuk" tegur Salsa. Deva dan Hans yang masih berada di pintu menatap kedua wanita itu.

"Apa benar kalau kamu ngorok bang Dev?" Tanya Hans Dengan seringai jailnya.

"Hans jangan berulah. Anakmu itu sangat nakal sekali. Kenapa dia bisa bilang seperti itu kepada uncle tampannya ini" ucap Deva dengan dramatis. Hans tertawa sambil memukul bahu abang iparnya itu lalu melengang masuk.

***

"Apa semuanya sudah siap?" Tanya Hans kepada papanya dan juga keluarga barunya.

"Sip" jawab Deva.

"Ya sudah kalau gitu. Salsa sama Ai ikut sama Hans. Mama, papa, papa mertua ikut sama Deva" ujar Hans.

"Baiklah. Nyetirnya hati - hati ya nak Hans" nasihat mama Salsa. Yang dibalas dengan angukkan kepala Hans.

Mereka semua sudah berpencar masuk kedalam mobil Hans dan Deva.

Mobil Hans terasa ramai. Karena sedari tadi Aira selalu bernyanyi, bercerita tentang teman - temannya sampai pada tujuannya yang mengacaukan malam pertama kedua orang tuanya.

"Kenapa Ai gak mau adik? Kan daddy sama mommy tetap akan sayang sama Ai kalau Ai nanti punya Adik" tanya Hans. Pada awalnya ia marah kepada putrinya. Tetapi kemarahan itu pudar ketika putrinya menatapnya dengan tatapan sedih.

"Ai takut kalau nanti Ai seperti Elza yang selalu sendiri karena mama dan papanya selalu bersama adiknya" ucap Ai. Salsa memeluk putrinya itu dengan sayang. Sambil menenangkan putrinya yang ternyata sedang menangis.

"Kalau Ai punya adik. Ai tetap bersama mommy sama daddy. Kita akan tetap bersama - sama hanya bedanya nanti bertambah ramai karena ada adik Ai. Jadi apa Ai mau punya adik?" Jelas Hans.

"Apa benar daddy sama mommy akan tetap sayang sama Ai?" Tanya Ai memastikan.

"Iya sayang" kali ini yang menjawab ada Salsa.

"Baiklah kalau gitu Ai ingin Adik. Tapi adiknya cowok biar bisa lindungi Ai dari teman - teman Ai yang nakal" keputusan Aira membuat Hans menyeringai jail sambil menatap istrinya itu.

"Jangan mulai mas"

=Before for After=

Updated: 3 September 2015

Next? Vote dan comment ya.

Makasih.

Revisi: 13 Mei 2016

Before for AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang