Chapter 12

5.5K 287 12
                                    

Sorry ya update nya lama banget. Soalnya author harus ngejar pelajaran disekolah author yang baru. Ditambah lagi author harus belajar bahasa jepang dari nol. *poor author╥﹏╥

Warning : Typo dimana mana

Happy reading
.
.
.
Setelah hari pemaksaan Minji itu, ia sampai sekarang mendiamkan Sehun. Padahal masalah itu telah berlalu tiga minggu. Ya, selama tiga minggu itulah Sehun didiami Minji. Minji memang selalu tidur disampingnya tapi posisi Minjilah yang membuatnya uring uringan, Sehun selalu mendapat pemandangan punggung indah Minji saat tidur.

Sudah sering kali Sehun membuka pembicaraan dan menggoda Minji, namun itu semua tak direspon sama Minji sama sekali.

"Minji-ya... Ueeekkk..." ya dua hari belakangan ini Sehun mual mual. Dia sakit namun tak dipedulikan istrinya. Sungguh rasa sakit ditubuhnya tak sesakit yang hatinya rasakan saat ini.

Minji yang awalnya sengaja membiarkan Sehun seperti itu lantaran masih kesal, perlahan mulai memudar. Setiap kali Sehun memuntahkan isi perutnya, Sehun selalu memanggil namanya. Kerap kali dia bertemu pandang dengan Sehun, ingin sekali ia menangis, Sorot mata Sehun yang seolah menyiratkan kesedihan dan penyesalan yang ditujukan untuknya.

Dihari ketiga sakitnya Sehun, Minji berencana untuk memperbaiki hubungan mereka dengan membuatkan segelas susu coklat hangat mengingat suaminya sangat menggemari susu rasa coklat itu.

Ueeekkk.... Uuueeekkk...
Terdengar dari luar kamar mandi suara Sehun yang sedang memuntahkan semua isi perutnya.

Minji meletekkan nampan yang berisi susu dan sup diatas nakas yang berada disamping kasur.

Dengan sabar Minji memijat tengkuk sehun dengan tangannya yang telah diberi minyak angin. Sehun sempat kaget namun dia cukup bahagia kalau Minji sudah mau peduli kepadanya lagi.

Uekkk... Uekkk...
Memuntahkan isi perutnya membuat wajahnya memerah dan mata yang berkaca kaca.

"Sudah merasa baikkan?" tanya Minji yang sibuk memolesi minyak angin dipunggung Sehun.

"Lumanyan" jawab Sehun dengan suara yang hampir hilang.

Minji membawa Sehun kekasur dan mendudukan Sehun. Dengan hati hati Minji menyuapkan sop yang dipenuhi berbagai jenis sayuran kemulut Sehun.

"Nah minumlah" Minji menyodorkan segelas susu coklat, namun Sehun menolaknya dengan sedikit mendorong gelas itu kearah Minji.

"Gak. Aku gak mau susu itu. Aku ingin ibuku" ucap Sehun dengan suara yang aneh. Minji mengerutkan dahinya.

"Eomma marah kepadaku karena kita bertengkar. Jadi ku mohon telfonlah eommaku. Suruh dia kesini" pinta Sehun dengan nada suara yang sedikit manja.

Seperti yang Sehun inginkan Minji menelfon ibu mertuanya untuk datang kerumah mereka dan menjelaskan kalau mereka sudah tidak lagi bertengkar.

Tak berselang lama bell apartemant mereka berbunyi. Melihat ibu mertuanya sudah datang, Minji langsung membawanya ke kamar mereka.

Minji pov

Kesal melihat perubahan sikap Sehun yang makin lama makin aneh. Awalnya aku kasihan denganya, tatapan penuh kesedihan dan penyesalan selalu ia tunjukan setiap bertemu pandang denganku.

Aku berinisatif membuatkanya sup dan segelas susu coklat, namun dia menolak susu buatanku begitu saja. Dia terus merengek seperti bayi menyuruhku menelfon ibunya. Ya, dengan baik hati akupun menurutu kemauannya.

Tak lama ibu mertuaku datang. Aku mengantarnya kekamar kami. Dan kalian tau bagaimana reaksi si Sehun itu saat eommanya datang.

"Eomma.. Buatkan aku susu coklat, aku rindu susu buatan eomma" lihatlah dia merengek bagaikan bayi meminta susu kepada eommanya. Jelas jelas aku membuatkanya susu tadi tapi dia menolak mentah mentah buatanku.

I Hate You But I Need You [Exo fanfict Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang