Chapter 4

5.3K 314 10
                                    

Yeeyyy... Bersorak buat raedersdeul yang setia ngebaca ff author \^0^/. Author agak bingung nih mau ngemunculin konflik nya di chap berapa (*_*)a abaikan.
Dari pada bingung nih author kasih chap 4 nya.

Warning : typo bertebaran dimana mana seperti bintang yang bertebaran dilangit malam *plak

Happy reading
.
.
.
Sehun pov*
"Ya! Perempuan macam apa kau!" bentakku saat membukakan pintu.
"Ya! Oh sehun. Ada apa denganmu, ini masih pagi kenapa kau marah marah gak jelas?" SIAL kenapa Kai yang datang.
"Wae? Apa kau bertengkar dengan istrimu? Kau bahkan baru menikah 3 hari" ucap kai dan menghempaskan tubuhnya diatas sofa. "Diam lah kau. Mana barang yang ku suruh bawa?" ucapku ketus.

Sudah dua jam kami bekerja, akhirnya selesai juga.
Krukk...*bunyi perut
"Kai-ya apa kau bisa masak? Aku lapar" perutku memang sudah tidak dapat diajak kompromi lagi. "Apa katamu?! Apa kau belum makan? Kemana istrimu? Kenapa harus aku yang memasak?" Kai menyemprotku dengan banyak pertanyaan. "Dia pergi kekampus mungkin. Palli masakkan aku makanan aku sangat lapar sekarang" ku dorong tubuh Kai kearah dapur.
~~~
"Kai. Makanan jenis apa ini. Kalau tau begini kita pergi kerestoran untuk sarapan" pahit, gosong, hitam, kurang lebih seperti itu lah bentuk ayam goreng yang kai buat. "Ya! Bukannya kau yang memaksaku untuk memasak?!" bentak Kai dan sama sekali aku tidak takut dengan bentakkanya

Kriett...* icak icaknya suara pintu kebuka.

Minji pov*
Hoamzzz...
Aku menggeliat kecil diatas kasur empuk Chanyeol. Jangan kalian fikir aku tidur satu kasur dengan Chanyeol. Aku tidur dikasur tentunya sedangkan Chanyeol tidur disofa. Jujur aku sedikit merasa bersalah sama dia, padahal aku sudah menyuruhnya untuk tidur dikasur dan aku disofa tapi dia tetap ngotot kalau aku harus tidur dikasur.

Untuk membayar semua kebaikan Chanyeol kepada ku, aku membuatkan sarapan pagi untuknya. Sarapan! Aku teringat seseorang yang menambah bebanku saat ini, siapa lagi kalau bukan si oh sehun sialan itu. Aku bergegas memasak sarapan pagi, setelah selesai tak lupa aku meninggalkan note untuk Chanyeol. Yeolly aku pulang dulu ya. Makan yang banyak. Makasih atas tumpangannya. Jangan bilang keeommaku kalau aku kecelakaan. Ah satu lagi kau gak perlu kerumahku. Karena hari ini aku ada sedikit keperluan yang harus aku urus.
-Lee Minji
~~~
Krieeettt...
Aku membuka pintu apartemantkau. Umhh bau apa ini. "Ya! Apa yang kalian lakukan disini?!" sepontan saja aku berteriak dengan dua namja yang sedang duduk dimeja makan yang ada didepanku saat ini. Dapur yang begitu rapi dan bersih saat aku tinggalkan, berubah drastis menjadi dapur yang kotor, berantahkan dan bau. "Sehun-na dia kelaparan. Jadi kami memasak sarapan. Aku gak tau kalau akhirnya bakalan seperti ini mian" ucap namja yang duduk didepan sehun.
Dengan terpaksa aku membersihkan dapur dan memasak untuk mereka, padahal tanganku belum sepenuhnya sembuh.

"Nah. Makanlah" ku letakkan piring piring yang berisi nasi dan lauk. "Noona, ah anni agassi. Ah! Istrinya Sehun, apa kau tidak mau ikut sarapan bersama kami?". kau menawariku sarapan? Aku bahkan sudah tidak memiliki nafsu makan saat melihat kalian ditambah lagi dengan dapur yang hancur tadi.

"Tidak usah. Kalian saja yang makan aku sudah kenyang kok. Oh ya perkenalkan Namaku Lee Minji" ucapku memperkenalkan diri, dikarenakan aku risih saat dia bilang istrinya sehun itu sangat mengangguku.

Ku rebahakan tubuhku. Bekas luka dilututku belum sembuh. Akh terpaksa aku harus mengunakan baju panjang dan celana panjang untuk menutupi luka luka ini.

Dreettt....
"Ya! Minji. Kenapa kau tidak membangunkan ku? Kau membuat ku khawatir. Kemana kau sekarang?" suara panik Chanyeol disebrang sana membuatku tersenyum.

'Tenanglah yeolly. Aku mencari pekerjaan sampingan untuk sora. Kau tau sendirikan, sora tidak mau bekerja diperusahaan kita?".

Ah aku mengingat sesuatu yang belum terselesaikan. Aku harus memberi pelajaran buat Sehun, seenak jidatnya dia memecat sahabatku cuma gara gara dia masih kuliah. Cihhh, alasan macam apa itu.

"Arraseo. Tapi kau harus hati hati, kau masih sakit sekarang" saran Chanyeol. "Tenanglah. Sekarang aku membawa mobil. Jadi aku tidak perlu terlalu lelah untuk berjalan" ucapku bohong. Jujur aku merasa bersalah sama Chanyeol, sudah terlalu banyak aku berbohong kepada sahabatku.

Cukup lama aku membaringkan tubuhku. Perutku yang belum kuisi dari pagi sekarang minta diisi. Aku berjalan kedapur. Aku berjalan melewati Sehun dan temannya tanpa melirik sedikitpun.

Sesudah perutku terisi penuh. Aku duduk termenung dimeja makan. Fikiranku melayang layang, bagaimana caranya aku bilang kepada dua sahabatku ini dan bagaimana caranya aku mengakhiri pernikahan sialan ini. Suara yang asing membuyarkan semua lamunanku.

"Minji-ssi. Kenapa kau tidak gabung bersama kami. Ayo kita nonton TV bersama"ajaknya. "Tidak usah kai-ya. Aku cukup sibuk untuk hanya sejedar menonton televisi"tuturku. Dia hanya menatapku, kemudian tersenyum dan melakukan tujuannya pergi kedapur yaitu untuk mengambil sebotol air mineral.

~~~

Sepi. Itulah suasan diaparteman saat ini. Kurasa Sehun dan temannya pergi keluar. Berfikir dan terus berfikir, aku bingung harus mulai dari mana untuk memulai melakukan protes kepada Sehun.

Kreettt..
Pintu aparteman terbuka, menunjukan sosok sehun di baliknya. Aku langsung menyemprot Sehun dengan amarah yang dua hari ini tersimpan.

"Ya! Oh sehun! Apa semua CEO memiliki sifat yang sama seperti mu?!". Aku memulai aksiku."Apa maksudmu?" jawabnya dengan nada dingin andalannya.

"Kau bertanya apa maksudku?! Kenapa kau begitu tega memecat semua pegawaimu yang tidak memiliki ijasa S1. Dan perlu kau ketahui, salah satu dari pegawai yang kau pecat itu adalah sahabatku?! Dia telah bekerja diperusahaan mu lebih dari satu tahun dan kau begitu tega memecatnya, hanya dikarenakan alasan konyol?! " aku mulai tersulut emosi dan makin tambah kesal saat melihat ekspresi tak bersalah si Sehun sialan itu.

"Mereka semua tidak memiliki kwalitas sama sekali, termasuk sahabatmu itu. Apa peduliku dengan mereka?! Mereka hanya membuat reputasi dan kwalitas dapartemant storeku menurun. Lagi pula mereka tidak memenuhi standar pendidikan maksimal dikantor maupun menurutku pribadi. Jadi aku berhak memecat mereka, karena apa?! Karena aku seorang anak pemilik perusahaan tempat temanmu itu bekerja dulu" jawaban yang tidak manusiawi dan telalu angkuh membuatku semakin kesal.

"Kwalitas kau bilang?! Apa dengan prilaku seperti ini kau memiliki kwalitas yang bagus?! Kau bukan apa apa Oh Sehun! Kau tidak lebih dari seorang pengemis dan masih meminta apa pun pada orang tuamu. Dan kau fikir sekarang dirimu adalah orang yang berkwalitas?! Ku fikir jika ada orang yang bilang kau adalah orang yang miliki kwalitas yang bagus, ku rasa orang itu buta. Sama butanya dengan kau yang telah dibutakan dengan jabatan dan harta yang kau punya sekarang!!" aku meluapkan segala kekesalaklnku yang sempat tertunda itu. Kulihat di terdiam membatu ditempatnya setelah aku mengeluarkan sumpah serapakku.
.
.
.
Tbc
Akhirnya ni ff kelar juga walaupun sempat author kehilangan inspirasi dan imajinasi untuk ngenulis ini, tapi author tetap puas kok walaupin ceritanya udah mulai rada gaje dang ngebosenin.

Gumawo

Jangan lupa tinggalin jejak sehabis ngebaca \^o^/

I Hate You But I Need You [Exo fanfict Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang