Chapter 1

14.9K 514 11
                                    

Hohoho.... Sekarang author muncul dengan cerita baru. Walaupun ffnya rada abstrud tapi ini tetap ciptaan author.

Warning : Typo dimana mana

Main cast : oh Sehun
Park minji
Gander. : marriage life
Cameo. : tentuin aja sendiri

Happy raeding ^_^
.
.
.
Sehun pov*

Ya, disinilah aku berdiri sekarang. Didepan altar, menunggu calon pendamping hidupku datang menghampiriku. Ku akui kali ini dia tampak catik dari pada hari hari biasanya, dihiasi dengan gaun bewarna putih yang panjang dan mengekspos bahu polosnya.

Rasa gugup mungkin ada walau hanya sedikit, tapi rasa kesalal yang lebih mendominasi mood ku hari ini.

Melihatnya datang kearahku dengan dibimbing oleh ayahku, dapat ditebak bagaimana gugupnya dia kali ini, bahkan saat ayah menberikan tanganya ketanganku aku dapat merasakan kegugupan yang melandanya saat ini.

"Tuan Oh Sehun. Apakah anda bersedia menerima Park Minji menjadi istri sah anda dalam keadaan suka maupun duka, dikala susah maupun senang sampai akhir hayat yang memisahkan" begitulah pendeta tua didepan ku memulai acara sakral kami. "Saya Oh Sehun
Menerima Park Minji menjadi istri sah saya dalam keadaan suka maupun duka, dikala susah maupun senang. Sampai akh...akhir hayat yang memisahkan kami" ucapku ragu dikalimat terakhir.
"Bagaimana dengan anda nona Park?"ucap pendeta itu kepada Minji. "Saya Park Minji menerima Oh Sehun menjadi suami sah saya dalam keadaan suka maupun duka, dikala susah maupun senang. Sampai akhir hayat yang memisahkan kami" suara Minji memang terbilang pelan dan aku yakin dia juga ragu akan pernikahan ini.

Huffttt... Dan terakhir adalah acara yang paling aku hindari, selain bertukar cincin untuk mengikat hubungan kami, dan sekarang kami dituntut untuk melakukan ciuman didepan orang banyak. Oh tuhan, sungguh ini sangat memalukan. Dengan berat hati aku mincium gadis yang ada didepanku tapi tidak dibibir, ingat tidak dibibir melainkan di pipinya. Semua orang bertepung tangan dengan meriah saat melihat kami berciuman atau lebih tepatnya aku mencium pipinya.

Minji pov*

Oh tuhan apa ini benar benar diriku. Aku bahkan sangat kaget melihat tubuhku yang terbungkus gaun pengantin wanita dan hiasap make up diwajahku. Dengan sedikit gugup dan ragu aku menggapai tangan calon ayah mertuaku, kenapa ayah mertuaku yang menuntunku kepelaminan, dikarenakan ayahku sudah meninggal sekitar 2 bulan yang lalu. Aku meraih tangan namja yang kini berada tepat dihadapanku dengan sangat gugup bahkan tanganku saja sampai bergetar. Setelah pemberkatan selesai, ini saatnya kami bertukat cincin dia memasangkan cincin dijari manisku begitu pula denganku, dan oh tidak ini bagian acara yang sangat aku hidari.

Oh bibirku yang telah ku jaga 21 tahun kesuciannya sebentar lagi sudah tidak akan suci lagi dan yang parah lagi aku harus memberikannya kepada lelaki yang tidak aku cintai sama sekali.
Dah oh...
Cup...
ku fikir dia akan menciumku tepat dibibirku tapi mengapa dia menciun pipiku??? oh syukurlah setidaknya aku tidak membiarkanya dengan mudah mengambil frist kiss ku yang sangat berharga ini.

Tepuk tangan para tamu undangan mengakhiri aktivitas yang tidak mengenakkan itu.

"Minji-ya. Mulai sekarang kau akan tinggal bersama sehun diapartemant kalian dan ingat kau harus melaksanakan tugas dan kewajibanmu sebagai istri dengan baik dan benar" ya, itulah serentetan nasehat yang ibuku berikan dan jujur itu sedikit membuatku jengkel.

Perjalanan menuju apartemant sangat didominasi dengan atsmofir cangung atau lebih tepatnya tidak ada yang memulai pembicaraan diantara kami berdua. Sehun yang sibuk dengan ponselnya dan aku yang sibuk dengan kaki ku yang sangat sakit dikarenakan berjam jam berdiri mengunakan hels setinggi 10 cm dan yang perlu kalian tau aku bukan tipe wanita yang suka menggunakan sepatu atau sandal yang mempunyai hels.

Author pov*
[Flashback]

"Mwo?!!! Eomma bagaimana bisa?! Kenapa kau tega melakukan itu pada ku?! Eomma aku tidak setuju dengan apa yang eomma katakan barusan. Ini hidupku aku sendiri yang akan menentujan jalanku, eomma" ucap Minji menentang ucapan eommanya.
"Minji-ya...apa kau tak sedih melihat almarhum appamu? Dia yang meminta eomma untuk menikahimu dengan putra temanya dan kau juga tau waktu perusahaan appamu hampir bangkrut, dengan senang hati Oh companny membantu persahaan appamu dengan menyuntikkan dana yang terbilang cukup besar" ucap eomma yang tetap berusaha membujuk Minji.
"Tap...tapi eomma" kata kata minji terputus. "Minji, eomma mu ini sudah tua nak bagaimana mungkin eomma bisa meneruskan perusahaan appamu. Sedangkan kau mengambil jurusan seni rupa yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya(?) dengan persahaan ayahmu, jadi minji-ya terimalah perjodohan ini dan peruhaan kita bisa diteruskan oleh calon suamimu, nak" dan akhirnya bujukan dari eomma mampu meluluhkan hati Minji.
"Baik lah eomma. Mungkin itu yang terbaik untuk ku"ucap Minji Pasran

-maenwhile-
"Shireo!!! Aku tidak setuju dengan rencana konyol kalian. Ini hidupku aku yang menjalaninya. Pokoknya aku tidak mau appa!!" ucap Sehun dengan nada yang cukup tinggi.
"Oh Sehun!!! Appa tidak peduli apa kau setuju atau tidak! Pokoknya keputusan appa sama eomma mu sudah bulat untuk menikahimu minggu depan" ucap appa sehun yang tak kalah tinggi dari nada suara sehun tadi. "Pokoknya ak.."belum sempat sehun melanjutkan kalimatnya appanya sudah memotong duluan dengan kalimat perintahnya dan pergi meninggalkan ruanggan kerja Sehun.

Setelah mendapatkan informasi calon istrinya itu dari eommnya, sehun segera menelfon Minji untuk segera datang ke Cafe di dekat daerah kantornya.

"Anyeonghaseyeo. Na Park Minji imnida" ucap Minji memperkenalkan dirinya setelah sampai kemeja yang ia tuju. "Silahkan duduk Minji-ssi." ucap sehun dingin.

Setelah diperbolehkan Sehun Untuk duduk, Minji mendudukkan bokongnya dikursi yang berada tepat didepan Sehun.

"Aku mengajak mu bertemu disini hanya untuk memberitahumu untuk membuat perjanjian didalam pernikahan kita. Kau setuju?" sehun yang langsung to the point menyampaikan tujuannya Kepada Minji.
"Ya. Aku setuju, lagi pula aku menilah denganmu karena dipaksa oleh eommaku" ucap Minji menyetujui ucapan sehun.

"Baiklah karna aku dari pihak wanita, tentu saja lebih banyak hal yang dapat merugikakanku. Syarat pertama,tidak ada hubungan intim, tidak ada tidur dalam satu kamar. Kedua aku ingin kita bebas berhubungan dengan pasangan kita-pacar-. Dan yang ketiga aku tidak mau kau ikut campur dalam kehidupanku begitupun sebaliknya" setelah Minji mengajukan persyaratannya dan itu disetujui oleh sehun. Minji menyodor(?)kan kertas yang berisi persyaratan tadi kepada sehun untuk ditanda tangani. "Ku rasa kau kekurangan satu hal nona Park?" perkataan sehun sontak membuat Minji kaget dia takut sehun tidak setuju dengan apa yang ia ajukan. "Apa yang kurang?"ucap Minji Tak kalah Dingin dibandingkan Sehun. "Aku tidak ingin persyatatan yang kita buat ini ketahuan oleh orang tua kita dan yang kedua aku ingin pernikahan ini hanya samapai 1 tahun saja." tentu saja ucapan sehun disetujui Minji dengan mantab.
[Flashback and]

Minji-pov*
Hah... Sungguh melelahkann hari ini. Aku ingin merebahkan tubuhku diatas kasur sunggus badanku terasa remuk srkarang. "Minji-ssi kamar mu disitu yang pintunya bercat coklat" ucap sehun yang menunjukkan letak kamarku. Tanpa basa basi aku langsung menuju kamarku dan membaringkan tubuhku yang masih terbalit gaun penganti sialan ini.
.
.
.
Tbc
Mungkin ff chapter ini brlum ada konfliknya dikarenakan masih pengenalan tokoh jadi mian klo ff Chap 1 ini krang menarik.
Biasakan tinggalkan jejak setelah membaca^_^

I Hate You But I Need You [Exo fanfict Sehun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang