Author POV
2 minggu kemudian
"Gimana keadaan Samantha?" tanya Seth.
"Dia baik-baik aja, tapi belom sadar..." jawab Abigail.
"Orang tuanya ga dateng?" tanya Seth bingung, Seth memang belum tau tentang keluarga Samantha.
"Setau gue ortunya udah meninggal..." balas Abigail.
"Iya ya?!" tanya Seth.
"Nggak, tadi itu gue boong." balas Abigail kesal.
"Eh, lo sama Abraham gimana?" tanya Seth.
"Gue sama dia fine fine aja..." jawab Abigail.
"Kenapa sih kalian gak jadian aja..." Seth berkata dengan gemas.
"Suka suka kami dong..."
"Masuk yuk?" ajak Seth, Abigail mengangguk setuju.
Seth dan Abigail memasuki ruang inap Samantha, dan duduk di kursi samping tempat tidur rumah sakit. "Sam, lo mau tidur sampe kapan sih? Semua pada kawatir tau gak?" tanya Seth. "Iya nih. Gue harap lo bisa cepet-cepet bangun..." lanjut Abigail.
"Apaan sih? Lebay lo berdua..." ujar Samantha menjawab Seth. "Samantha?! Lo udah banguuun!!!" pekik Abigail tak percaya. "Ih, berisik banget sih, eh gue dimana?" tanya Samantha.
"Lo di RS..." jawab Seth. "Hari ini hari apa?" tanya Samantha lagi. "Hari sabtu tanggalnya liat hp lo aja sana..." jawab Abigail. Samantha langsung mengambil hpnya yang berada di nakas. Ia membelalakan mata saat tau tanggal berapa.
"Eh, gue dah panggil suster sama dokter buat periksa lo..." ujar Abigail.
"Kok gue bisa ada di RS?" tanya Samantha. "Lo gak inget?" Balas Abigail dengan bertanya. "Ish... gue tanya lo jawab pake pertanyaan, apaan coba..." omel Samantha.
"Hehe, sori... lo ketabrak mobil, nyawa lo hampir melayang gara gara orang yang nelpon lo tuh, ngeganggu orang nyetir..." jawab Abigail seadanya.
"Eh, kan gue yang lagi telponan sama dia, jadi maksudnya gue yang salah?!" Pekik Seth.
"Itu lo sendiri yag bilang... bukan gue..." balas Abigail santai.
"Hihihi... lo berdua lucu..." ujar Samantha sambil tertawa.
"Ketawa lo serem ih, jangan jangan lo udah jadi setan lagi..." kata Abigail ngawur.
"Heh, ngawur..." balas Samantha.
"Btw, ini dokter lama bener, gak nyampe nyampe... nyawa melayang kali yah..."
"Ab, kok gue bangun lo jadi agak geser gini sih otaknya?"
"Enak a..."
"Hello hello baby~" sapa Krsytal yang baru datang bersama Karson.
"Iiih, lovebird baru dateng..." goda Abigail.
"Udah lama kali jadi lovebird..." balas Krsytal. "Ya gak Sam?"
Samantha hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Hai, bro..." sapa Karson #sksd.
"Hai..." Balas Seth.
Tiba-tiba Abraham datang bergabung. "Hai semuaaaaa~" sapa Abraham semangat.
"Hey..." sapa Karson dan Seth.
"Idiih, cowoknya pada #sksd semua..." ejek para cewek.
"Kami gak #sksd..." balas para cowok. "Btw, apa sih maksud #?" Tanya para cowok #authormalessebutsatusatu. 'Author... jangan pake #' ujar para cowok ngamuk #tandukkeluar
Back to the story...
"Hahahahaha.... kalian gak ngerti maksudnya tapi pake #" tawa para cewek. "Search google sana #siapatauada" ujar Krystal.
Saat sedang a6, tiba tiba dokternya datang. 'Dasar dokter gak pinter nyari suasana lagi a6 juga ini...' gerutu keenam remaja itu dengan tatapan menatap sang dokter sebal. "Eh... maksud tatapan kalian kenapa ya?" tanya dokter gugup.
"Gapapa dok, kalau begitu kami keluar dulu..." ujar Abigail mewakili teman temannya. "Baiklah, saya cek Samantha dulu..."
Setelah kelima remaja keluar, sang dokter mulai mengecek. Setelah selesai mengecek, dokter keluar ruangan dan teman teman Samantha masuk. "Kata dokter lo udah boleh pulang, tapi gak boleh sampe kecapean..." kata Krystal. Yang lain mengangguk.
"Jadi lo mau pulang atau mau disini beberapa hari lagi?" tanya Seth.
"Gue mau pulang aja deh. Btw, ortu gue gak pernah dateng ya?" tanya Samantha. Kelima temannya terdiam. " Guys? Jawab gue... mereka dateng atau enggak? Mereka gak nyuruh apa apa kan?" tanya Samantha. Tetapi kelima temannya masih terdiam. "Plis, jawab gue..."
"Ehm, ortu lo mau bawa lo pergi sama mereka, mereka mau bawa lo pergi dari Indo, katanya bokap lo ada kerjaan di luar negri, terus alasan mereka bawa lo biar kejadian ini gak terjadi lagi, biar lo aman sama mereka..." jelas Abraham dengan suara kecil.
"WHAT?! THE HELL?! Gak mungkin... gue gak mau pergi..." ujar Samantha.
"Tapi, ini demi kebaikan lo Sam... dan liat sisi baiknya, lo bisa ke luar negri, ke tempat yang keren..." ujar Karson memberi semangat. "Dan lo juga gak usah ketemu sama De..." ucapan Krystal terpotong saat pintu ruang Samantha terbuka dan menampilkan seorang laki-laki yang berada di paling bawah dalam list nya untuk dilihat.
"Florence... kamu gak papa kan?" tanya laki laki itu. "Kok kamu bisa ketabrak truk sih? Kamu gak hati-hati?" Lanjut laki laki itu, tanpa memperhatikan raut wajah semua yang berada di ruangan itu sudah berubah.
"Ngapain lo disini?" tanya Samantha dingin. "Aku mau ketemu kamu sayang..." jawab laki-laki itu. "Gak ada yang ngundang lo DERRICK." balas Samantha dengan nada penekan di akhir kalimatnya. "Tapi aku mau ketemu kamu, biar suprise..." ujar Derrick dengan manja. '#jijik banget sih lo' gerutu semua orang yang diruangan -kecuali Derrick- dalam hati.
"Gak mau liat muka lo lagi, semenjak apa yang udah lo lakuin ke gue waktu itu... gue benci lo..." ujar Samantha.
"Tapi say..." panggil Derrick sambil memegang lengan Samantha.
"Pertama, jangan pernah panggil gue dengan panggilan menjijikan itu. Kedua, gue mau muntah waktu lo sebut itu. Ketiga, nama gue buka SAY, nama gue SAMANTHA. Keempat, gue benci lo udah ngambil semuanya... Kelima, bisa gak lo pergi dari sini sekarang?!" Ujar Samantha lalu beranjak dari kasurnya.
"BOOM!!!" sahut kelima teman Samantha sambil membuat jari mereka seperti pistol ke arah Derrick. "Hahahahaha..." tawa mereka lalu pergi meninggalkan Derrick.
"Oh, tentu saja, aku akan melakukan hal yang sama..." gumam Derrick jahat.
***
"Sam, lo tadi keren bangeeet...." pekik Abigail. "Iyaaa, lo keren banget nget nget..." setuju Krystal yang diikuti anggukan dari ketiga laki laki.
"Itu gak ada apa apanya dan baru awal..." ujar Samantha. "Ortu gue bilangnya kapan gue pergi?" tanya Samantha. "Ehm, dua minggu lagi, berarti bulan depan..." jawab Abigail.
"Perfect buat rencana gue..." sahut Samantha. "Lo mau ngapain?" tanya Krsytal. "Mendekat..." dan mereka mulai membuat rencana.
"Kewl... gue pasti ikut... mungkin gue bisa minta alatnya dari ortu gue..." usul Karson. "Iya, ortu lo kan hmph...." perkataan Abigail langsung terhenti karena Abraham langsung membekap mulutnya. "Shhhh..." "Sorry..." balas Abigail dengan suara yang kecil.
"Jadi kapan kita mulai rencananya?" tanya Krsytal tampak tidak sabar. "Slow down Krsytal..." ujar Karson.
"Hmm... Senin sekolah libur jadi kita bisa pake hari senin... besok kita kumpul di rumah gue. Karson besok lo bawa alatnya ke rumah gue..." suruh Samantha.
-----------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend Forever
Teen FictionHanya sebuah kisah dari sahabat yang sangat setia tanpa kisah cinta. Sebelumnya berjudul Tu Es Mon Meilleur Ami.