As Twin Shrine Maiden

1.2K 61 4
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di eropa dan amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 16 of 2nd : As Twin Shrine Maiden

 

“This eye could see ghosts clearly..."

~ Over Exposured Mio

Angin berhembus kuat di antara kencangnya arus air sungai yang membelah desa Minakami. Mio yakin kalau akan ada hujan badai berikutnya yang menyusul, walaupun itu bukanlah hal yang penting baginya sekarang. Apa yang paling menarik perhatiannya sekarang adalah tidak lain sang kakak yang kini sedang berdiri di seberang jembatan.

Mereka saling menatap dalam dinginnya malam. Saat Mio memutuskan untuk memanggil Mayu sekali lagi, kembali mata kirinya berdenyut sakit, membuatnya tampak oleng. Terlepas dari semua itu, Mayu tidak bereaksi sama sekali. Alih-alih, dia tersenyum sinis sebelum bergumam kecil.

“Kau menyusulku... Yae,” katanya dengan suara kecil.

Mio sendiri menyadari kalau Mayu memang mengucapkan sesuatu, walaupun dia tidak tahu apa yang dikatakan sang kakak karena suara arus sungai yang kuat.

Mio berusaha memantapkan kakinya tepat saat Mayu akhirnya berbalik, memutuskan untuk masuk kembali ke rumah besar Kurosawa.

“Mayu!” seru Mio gusar sembari berusaha menyusul namun memutuskan berhenti begitu dia menyadari kalau wujud sang kakak tampak berbeda.

Tepat ketika Mayu berbalik pergi, mendadak saja sosoknya mengalami keanehan yang tidak biasa. Wujud Mayu berubah menjadi sosok berwarna hitam putih yang pucat. Pakaiannya yang modern pun menghilang, digantikan oleh kimono putih yang kusam. Mio yang melihat semua itu hanya bisa terdiam, firasat buruknya semakin besar tatkala dia mulai yakin kalau ritual desa akan dipaksakan pada mereka berdua.

Mio masih berdiri dalam kuatnya hembusan angin di tengah jembatan, kakinya tiba-tiba saja terasa kaku dan berat. Kondisi perasaannya pun tidak berbeda jauh dengan situasi yang dihadapinya sekarang. Ada keraguan yang sangat besar di dalam hatinya. Masih perlukah Mio menyusul Mayu? Perlukah dia berusaha sampai detik-detik penghabisannya?

Di sisi lain, Mio yakin betul kalau jauh di dalam hatinya, dia masih tidak mampu meninggalkan sang kakak yang ironisnya justru membawa sebuah rasa takut tersendiri baginya. Perihal kecelakaan tujuh tahun yang lalu, harus Mio akui kalau dia memang membutuhkan jawaban yang jelas dari Mayu, namun apakah jawaban itu benar akan menyelesaikan semuanya? Atau sebaliknya, akan membuatnya kian tenggelam dalam perasaan benci yang berkepanjangan?

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang