Blast it, The Heaviest Type-90 Film

1.2K 62 11
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di eropa dan amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 12 of 2nd : Blast It, The Heaviest Type-90 Film

 

“I can’t lose now, not until i make it out of here...

~ Mio Amakura

            Mio tetap berusaha meronta terlepas dari fakta bahwa tubuhnya sudah lemas tak bertenaga. Entah apa yang membuatnya mampu berbuat seperti itu, satu hal yang pasti kalau Mio tidak pernah bermaksud untuk menyerah sama sekali.

            Salah satu hantu yang sedari tadi mencengkeram kaki Mio kembali menariknya dengan kuat, begitu kuatnya sehingga tubuh Mio bahkan terangkat, sebelum dihempas masuk ke dalam ruangan yang sempit nan gelap itu.

            Mio tentu saja mengerang kesakitan, walaupun sedikit banyak dia merasa beruntung karena hantu itu melepas cengkeramannya begitu saja yang berarti, Mio sekarang punya kesempatan untuk melawan kembali. Boleh saja seluruh tubuhnya masih kaku dan nyeri akibat sentuhan sang hantu, namun itu bukan alasan bagi Mio untuk tidak mengaktifkan frame gaibnya dengan cepat.

            Mio berusaha untuk bangun dan membidik kedua hantu yang mirip satu sama lain itu. Anehnya, kedua hantu tampak menyeringai, seolah-olah mereka tidak takut akan kamera Obscura yang dimiliki Mio. Sebaliknya, Mio merasa kalau kedua hantu tersebut terkesan ingin menantang Mio untuk melepas tembakan.

            Mio yang merasa gusar segera melepas tembakan penuh tepat saat salah satu hantu kembar itu bergerak maju. Tembakan Mio melepaskan sinar flash terang-benderang, membuat ruangan sempit tempat mereka bertarung bercahaya menyilaukan. Walaupun begitu, sang hantu yang menjadi sasaran tembak Mio hanya terhempas lemah dengan suara gemeletuk aneh. Sang hantu segera saja menjadi sempoyongan, walaupun dalam waktu singkat kembali berdiri seolah-olah tidak terluka sama sekali.

            Mio yang tidak percaya akan apa yang baru saja dilihatnya melepas tembakan kedua, ketiga, bahkan keempat kalinya yang sayangnya tidak menghasilkan luka yang cukup berarti. Sementara kedua hantu tertawa terkikik-kikik, Mio hanya bisa memperlihatkan wajahnya yang penuh dengan kebingungan.

            Ini pertama kalinya Mio bertemu hantu yang kebal dengan film Type-61. Padahal jika dipikir kembali, selama ini Mio selalu mengandalkan film bersangkutan untuk bertahan hidup, fakta bahwa hantu Akane dan boneka kembarnya tidak mempan terhadap film bersangkutan adalah bukti bahwa mereka bukan hantu dengan level yang sama seperti pendeta berkerudung ataupun para perintih yang pernah dilawannya.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang