Final Frame

1.3K 64 14
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di Jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di Eropa dan Amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain game-nya. Tentu saja jika reader pernah memainkan game-nya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 19 of 2nd : Final Frame

 

“This will be my last shoot... "

~ Mio Amakura

  Mio terus membidik Kusabi yang cukup jauh di depannya. Walaupun awalnya kamera Obscura tampak terus mengisi, namun Mio segera menyadari adanya keanehan; frame gaibnya tidak bisa terisi penuh. Alih-alih, sinar keemasan yang biasanya mengisi searah jarum jam itu hanya mampu mencapai setengahnya saja.

Saat Mio hendak memeriksa kameranya lebih jauh, tanpa disangka olehnya kalau Kusabi sudah bergerak cukup dekat ke arahnya, membuat Mio kembali memutuskan untuk menjaga jarak dengan berlari menjauh.

Mio masih ingat akan nasihat Azami yang mengatakan kalau satu sentuhan dari Kusabi sama fatalnya dengan sentuhan Sae yang berarti kematian instan. Namun begitu, setelah melihat gerakan Kusabi yang ternyata begitu lamban, Mio mendadak lebih tenang sehingga mampu berpikir dengan akal sehatnya kembali.

Dengan gerakan Kusabi yang seperti itu, Mio yakin kalau mestinya dia bisa mengalahkan hantu penasaran Seijiro Makabe dengan mudah. Satu-satunya misteri yang masih harus dipecahkannya adalah; tak lain tentang kamera Obscura-nya yang mendadak tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Setelah yakin jarak antara Kusabi dengan dirinya cukup jauh, Mio kembali mencoba membidik sosok hantu itu, hendak mengisi frame gaib sekali lagi. Ironisnya, kini frame gaibnya bahkan redup total, seolah-olah tidak berfungsi sama sekali.

“Kenapa harus di saat-saat seperti ini?” keluh Mio kesal sementara dia dengan panik berusaha memeriksa kameranya. Sungguh aneh mengingat Mio tidak bisa menemukan penyebab keanehan pada senjata andalannya itu, terlepas dari fakta bahwa lampu indikatornya malah berfungsi dengan baik yang membuktikan kalau mestinya kamera tidak bermasalah sama sekali.

Saat Mio masih tampak sibuk sendiri, lagi-lagi Kusabi entah sejak kapan sudah berada di depannya, siap mengayunkan cakarnya yang tajam dan mengerikan. Mio secara insting segera kembali mengangkat kameranya hanya untuk menyadari kalau serangan Kusabi lebih cepat. Menyadari hal tersebut, Mio memutuskan untuk menghindar di saat-saat terakhir.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang