Darker than Darkness

1.3K 49 5
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di eropa dan amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 6 of 2nd : Darker than Darkness

 

Ryokan...? Who is he?”

~ Mio Amakura

            Mio membuka matanya, namun semua tampak gelap. Matanya berkedip beberapa kali, mencari sesuatu yang bisa dilihat namun sia-sia saja. Mio tidak bisa melihat apapun, seolah-olah membuka mata dan menutup mata tidak ada bedanya.

            Tubuh Mio juga mati rasa dan sulit untuk digerakkan. Yang dia tahu hanyalah bahwa dia sedang terbaring entah di mana.

            Mendadak saja, Mio merasakan sesuatu yang membalut tubuhnya, terasa dingin namun juga menenangkan. Dengan sedikit paksaan, Mio berhasil menggerakkan tangannya dan berusaha meraba sesuatu yang membalut tubuhnya itu, yang anehnya tidak bisa disentuh.

            “Aku... belum mati...?!” gumam Mio

            Seiring kesadarannya yang mulai kembali, Mio berusaha berdiri. Kakinya yang masih kaku membuatnya sempoyongan. Fakta bahwa dia dikelilingi oleh kegelapan tanpa batas dan dasar segera menciptakan ketakutan di hatinya.

            Mio berusaha melihat kedua tangannya namun sia-sia saja. Tak mau menyerah, Mio meraba kamera yang tergantung di lehernya. Mio menunggu dengan sabar, tapi lampu indikator kamera yang mestinya selalu berkedip dengan ritme teratur itu tidak pernah memperlihatkan sinarnya.

            Masih tidak yakin, Mio menekan tombol kameranya. Walaupun suara “klik” terdengar jelas, namun lampu flash yang mestinya muncul tidak terlihat sama sekali.

            “Bagaimana mungkin?” kata Mio putus asa.

            Mio pun tiba-tiba saja teringat dengan senter yang ada di dalam tasnya. Tanpa banyak pikir, Mio segera meraba tas sebelum mengeluarkan senter yang menjadi solusi terakhirnya itu, namun semua harapannya kandas saat senternya juga tidak bisa menyala sama sekali.

            “MAYU...?!” KAU BISA MENDENGARKU...?” panggil Mio keras.

            Mio menunggu jawaban yang dia sendiri sadar tak akan pernah dia dengar. Terlepas dari fakta bahwa beberapa saat yang lalu dia masih berada di rumah Tachibana bersama Mayu, kegelapan ini benar-benar telah memisahkannya dari dunia luar.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang