Between Reality

1.2K 62 6
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di Eropa dan Amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 15 of 2nd : Between Reality

“Don’t mess with me... JUST DON’T MESS WITH ME ALREADY...!!!

~ Over Exposured Mio

            Sudah beberapa menit Mio dan Mayu berdiri di luar pohon tua, tepat di depan jalan menuju tangga batu menuju kuil Kureha. Sedari tadi, Mio masih waspada dengan sekitarnya, terus mengamati sembari berusaha menerka sesuatu yang tak pasti sementara Mayu mengawasi di samping.

            Mayu pun akhirnya menyadari kalau ada sesuatu yang aneh dengan sang adik, terutama sejak dia mendapat mimpi buruk yang enggan diceritakannya. Penasaran dengan hal tersebut, Mayu memberanikan diri untuk bertanya pada Mio mengenai apa yang dikhawatirkannya itu.

            “Mio...” kata Mayu ragu sementara sang adik masih tampak membongkar kameranya, mengeluarkan film Type-61 yang tampak pudar sebelum mengganti film baru dengan jenis yang sama.

            “Aku tidak apa-apa...” jawab Mio cepat tanpa menoleh ke arah Mayu sama sekali.

            Mayu tentu saja bingung, sementara Mio tetap bersikap dingin, sebisa mungkin mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang bisa terjadi.

            Mio sadar kalau mimpi yang dia alami sebelumnya terlalu nyata, hal yang entah kenapa membuatnya merasakan firasat buruk yang luar biasa.

            “Kak, kita harus lari sekuat tenaga untuk mencapai kuil... sebisa mungkin, jangan berhenti sebelum kita sampai,” kata Mio tiba-tiba sebelum melanjutkan.

            “Kau siap, kan?” tanya Mio serius sementara Mayu hanya mengangguk dengan ragu, mengingat dia tidak yakin akan stamina dan kaki kanannya yang pincang.

            Berbarengan, keduanya menatap tangga batu yang tampak panjang menjulang tinggi tersebut, sembari menarik napas panjang, keduanya mengangguk sebelum mulai berlari dengan cepat, menaikinya menuju kuil Kureha yang masih terlihat samar karena kabut yang menyelimutinya di atas.

            Tak perlu waktu lama bagi Mayu untuk segera kepayahan, sementara Mio terus mengawasi sekitarnya dengan waspada. Awalnya semua tampak mulus, sebelum suara ribut-ribut akhirnya terdengar menyusul dari arah bawah, membuat keduanya segera menoleh dan menyaksikan para penduduk yang begitu ramai, berlari cepat hendak menyusul mereka.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang