The Repentance

1.1K 65 20
                                    

Crimson Butterflies; Final Frame

2nd Season

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

 

Cerita berikut adalah kelanjutan dari Crimson Butterflies; The Fatal Frame yang di-upload di Wattpad sejak awal tahun 2012 lalu. Ditulis berdasarkan game paling favorit di Jepang yang terkenal dengan judul Zero, atau Fatal Frame saja di Eropa dan Amerika.

Mengisahkan tentang perjuangan Mio dalam menolong kakak kembarnya; Mayu. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain game-nya. Tentu saja jika reader pernah memainkan game-nya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini. Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 18 of 2nd : The Repentance

 

“Don’t come here... Just leave me..."

~ Mayu Amakura

Mio terdiam cukup lama, bingung harus bagaimana tatkala dirinya melihat puluhan sang perintih yang walaupun matanya tertutup rapat oleh jahitan mengerikan itu, justru sedang memandangnya dengan ekspresi yang begitu mengancam.

Selang beberapa detik, para perintih itu pun mulai melangkah maju mendekatinya. Sementara Mio masih berdiri di sana, tubuhnya bergetar hebat tak terkendali. Sehebat apapun kameranya, Mio sadar betul betapa mustahilnya berusaha menerobos kerumunan hantu tanpa pakaian atas itu. Mio mundur beberapa langkah dan hampir pasrah sebelum tepat sebuah ide muncul secara tiba-tiba di kepalanya. Sebuah ide paling berisiko yang bisa dibayangkannya.

“A-aku... AKU YAE KUROSAWA...! PUTRI ALTAR KEMBAR YANG KEMBALI UNTUK MENJALANI RITUAL...!!!”

Teriakan Mio bergema hebat di jalan bawah tanah yang panjang itu. Sementara Mio sudah menutup kedua matanya karena pasrah, betapa leganya dia saat disadarinya kalau puluhan hantu perintih itu kini berhenti mendekatinya. Lebih dari itu, mereka malah berjalan menepi, membentuk sebuah barisan rapi sembari memberikan jalan bagi Mio.

Mio hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya, walaupun dalam sekejap dia segera sadar akan tujuan utamanya; yaitu mendapatkan Mayu sebelum menyeretnya untuk keluar dari desa mengerikan ini.

Mio segera memanfaatkan kesempatan yang ada di depannya, memutuskan untuk segera berlari menelusuri jalan bawah tanah itu tanpa menggubris hantu-hantu perintih itu lagi.

Mio berlari cukup jauh dengan setiap langkahnya meninggalkan gema yang cukup untuk membuat bulu kuduk merinding. Sementara suasana semakin dingin saat dia semakin jauh memasuki jalan yang berkelok-kelok dengan dinding batu yang lembab itu, Mio akhirnya menemukan anak tangga batu yang menuntunnya menuju jalan baru.

Mio pun menyadari kalau jalan yang ditelusurinya kini bercabang tiga dengan masing-masing menuju arah yang berlainan. Mio baru saja berpikir kalau jalan bawah tanah itu mungkin berbentuk labirin yang menyesatkan. Untunglah saat Mio memeriksa lebih jauh, dia menyadari kalau dua jalan di antaranya ternyata adalah jalan buntu, secara kedua jalan tersebut telah tertutup oleh runtuhan dinding batu yang sepertinya terjadi akibat gempa bumi yang dahsyat.

Crimson Butterflies 2nd; Final FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang