Rahasia

204 5 0
                                    

Kulangkahkan kakiku menujuh sebuah ruangan yang berada di lantai 2 dengan perasaan yang deg degan entah karena apa. Aku berdiri memandangi ruangan tersebut lalu aku masuk kedalam. Terlihat salah satu temanku Asmila widya yang akrab di panggil Mila.

" Assalamu'alaikum," kataku memberi salam ketika aku sampai dan berdiri didepannya.
" Wa'alaikumsalam," balasnya singkat.
" Maaf aku kelamaan Mil," kataku lagi.
" Tidak apa - apa kok lagian aku baru nyampe juga beberapa menit yang lalu, sini duduk..!!!" Ia tersenyum manis kepadaku lalu melanjutkan membaca buku yang ada di genggamannya.

Aku duduk di sampingnya sesekali aku menoleh tapi Mila masih serius membaca buku.
Beberapa menit kemudian Mila menutup bukunya kemudian menyimpannya di atas meja lalu...
" Hhhhmmm... makasih yah sudah datang," katanya sambil menunduk.
" Iya. Malahan aku senang kok kamu sekarang mau bertemu sama aku," jawabku.
Mila masih menunduk, entah apa yang ada di fikirannya tapi aku takut bertanya, takut ada kesalahpahaman lagi.
" Fah mungkin kamu benar, aku memang harus terima semua ini. Aku memang harus menanggung malu karena inilah takdirku,,, hick hick hick :'(..." katanya sambil menangis.

" Mil ada apa..?? Kok kamu nangis..?? Kamu bisa kok cerita sama aku, siapa tau aku bisa membantumu Insya Allah," aku mengelus pudak Mila yang lagi menangis.

" Fah aku takut, aku malu..!!"
" Kamu tidak usah malu sama aku Mil."
" Aku takut kalau kamu tau hal ini, hhhmm... kamu akan menjauhiku Fah." Mila mengatur nafas lalu melanjutkan pembicaraannya.
" Fah.. sebenarnya aku ini bukan orang yang baik Fah. Aku sebenarnya adalah anak haram, anak yang tak diinginkan kelahirannya ketempat ini.."

"Hhhaaa...," aku kaget dengan ucapan Mila barusan.

" Iya Fah, ibuku adalah seorang pelacur. Setiap malam ibu mendatangi hotel - hotel buat melayani lelaki mata keranjang. Di pikiran ibu hanya uang.. uang..dan uang, karena perbuatannya itulah ia hamil. Kata orang yang membesarkanku, beberapa kali ibu mau menggugurkan kandungannya dengan meminum obat penggugur kandungan bahkan melukai dirinya tapi kata dokter kandungannya semakin hari semakin subur....
Ibu melakukan berbagai cara agar ia keguguran tapi tidak berhasil sampai aku terlahir kedunia ini," Mila kembali terdiam sedangkan aku hanya memandangi wajahnya.

"Saat aku terlahir, ibu mau membunuhku dengan cara menusukku menggunakan jarum suntik tapi seseorang mencegahnya, dan orang itulah yang mengambilku Fah namanya ibu Amina...!!!
Yaaahhh... dengan kemurahan hatinya ibu Amina membesarkanku dan mengajariku berbagai hal layaknya seorang ibu kandung....
Dan kamu tau ibu Amina itu adalah tantenya Ika, makanya Ika tau semua tentang aku Fah...
Awalnya semuanya baik - baik saja tapi semuanya berubah setelah aku duduk di kelas 3 sekolah dasar ( SD ) waktu itu usiaku mungkin yaaah.. sekitar 9 tahun kalau tidak salah.
Waktu pulang sekolah Ibu Amina menjemputku, kami pulang bersama dengannya dan juga Ika...."

Mila kembali menangis tersedu - sedu di depanku tapi aku tidak tau harus berbuat apa, aku hanya terdiam mendengar pembicaraan sahabatku itu.

" Dan..dan..waktu itulah ibu Amina ketabrak mobil Fah.....,ibu Amina tidak dapat terselamatkan, ia meninggal di tempat saat itu Fah..
Sesampainya di rumah aku diusir sama ibunya Ika namanya ibu Hesti, karena mereka kira kematian ibu Amina disebabkan karena saya Fah....
Aku terpaksa jadi pengemis di jalanan.." Kini ia kembali terdiam.

" Lalu..??"

" Lalu Ustadzah Rumi menemukanku pingsan di pinggir jalan dan dia membawaku ke Panti Asuhan Fah, tapi setelah lama ustadzah Rumi datang mencariku lagi dan membawaku ketempat ini dan disinilah tempatku berteduh sekarang Fah..."
Mila menyandarkan kepalanya dipundakku.

" Jadi kamu sudah lama disini yah..,??" Tanyaku kepadanya.

" Iya aku sudah lama Fah.."
" Kalau Ika..??"
" Ika baru datang seminggu sebelum kedatanganmu bersama Mira dan juga Nurul. Aku senang Fah bisa bertemu dengan dia tapi dia sama sekali tidak senang bertemu aku. Namun begitu, aku menghargainya atas kebaikan keluarganya yang sudah merawatku...
Beberapa minggu kemudian aku baru tau Fah, kalau Ika mondok disini itu karena kak Reza. Kak Reza pernah satu sekolah dengan Ika waktu SMP, Ika menyukai kak Reza sejak itu...."

" Jadi... Ika kesini hanya karena kak Reza..?? Tanyaku tidak percaya.

" Itulah alasannya Fah...
Sekarang Ika marah sama kamu karena cemburu kamu menyukai kak Reza orang yang di sukainya," kata Mila lalu bangun dari sandarannya.

" Kalau aku tidak mengikuti kemauan Ika aku akan di permalukan disini Fah, dia akan membeberkan berita tentangku...
Aku belum sanggup di permalukan jadi maaf aku menghindarimu..." Mila menarik buku yang disimpanmya di atas meja lalu hendak pergi tapi aku menarik tangannya...

" Tidak apa - apa Mil kamu menghindariku sementara waktu," kataku lalu kurangkul Mila erat- erat sebelum dia pergi.

Aku berjalan menujuh rumah umi Rumi dengan langkah yang sengaja ku perpendek, aku masih tidak percaya dengan perkataan Mila tadi di perpustakaan. Aku tidak menyangkah dia mengalami nasib seburuk itu lebih buruk dari apa yang aku alami dan juga Ika orang yang aku kira baik ternyata malah kebalikannya, dia tega memperalat temannya sendiri demi keuntungan dirinya.

" Aahh... Syifah bodoh.. bodoh..!!! gumamku sendiri sambil memukul - mukul kepalaku dan mulai mempercepat langkahku.

*****

Nggak nyambung lagi yah :)...??
Maklum deh namanya juga belajar nulis....
Eehh jangan lupa di vote and coment bagian mana yang nggak nyambung yah....
Dan nantikan ceritanya Insya Allah seruuu...

Salam
;)

Arni

PILIHAN ALLAH YANG TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang