Lokasi bukanlah penghalang untuk berbagi. Justru memberikan pengalaman untuk berbagi.
" Huuuaaaa....!!" reaksiku saat aku hendak bangun dari tidur.
Aku bangkit dan turun dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi buat berwudhu. Aku bangunnya agak terlambat karena pengaruh kecapean.
Tiap- tiap gerakan sholat aku kerjakan dengan tenang dan khusyuk." Kok aku nggak di bangunkan sholat subuh...??" tanyaku sambil melipat mukenahku.
" Kita kira kamu dengar azan subuh tadi iyakan Ki..??" sahut Ana.
" Iya tadi itu kamu sempat menguap, buka mata lagi. Yah kita kira kamu sudah bangun juga... " jawab Kiki.
Lalu aku duduk disampingnya.
" Yah aku tertidur lagi..!!" ujar ku cemberut.
" Hhhuuuuaaaa....." aku kembali menguap dan rasanya ingin kembali tidur.
" Ngantuk lagi Fah...?? " sahut Ana yang melihatku menguap.
" Iya nih. Masih ngantuk, pengen tidur lagi...!!" jawabku lalu merebahkan tubuhku kembali.
" Nggak usah tidur lagi Fah... kan in sudah pagi.." sahut Kiki.
" Bagaimana kalau kita jalan pagi..?? Pasti seru...!!!" ajak Ana mencegahku kembali tidur.
Aku langsung bangkit dan membuka mata ceria.
" Benar nih mau jalan pagi..??" tanyaku semangat.
" Jadi...!!" jawab Kiki setujuh.
Kami pun siap- siap buat jalan pagi. Ku hampiri umi yang lagi masak air di dapur.
" Umi.. kami mau keluar bentar yah...!!" lalu ku raih tangan umi dan kucium.
" Mau kemana pagi-pagi begini.....?? " tanya umi penasaran.
" Mau jalan-jalan pagi tante.." sahut Ana.
" Iya sudah... hati- hati yah. Cepat pulang keburu teh nya dingin nanti..!! " kata umi.
" Nggak usah bikin dulu umi. Nanti kita bikin sendiri kalau sudah pulang..!!" sahutku.
" Iya tante. Nanti kita sendiri..!!" Sahut Ana.
" Kami pergi dulu. Assalamu'alaikum..!! " pamit kami.
" Wa'alaikummussalam.." jawab umi geleng- geleng kepala.
*******
Berjalan di pagi hari terasa sejuk. Menelusuri jalan yang di penuhi rumput di pinggirannya menambah kesejukan di pagi hari. Embun masih membasahi dedaunan, angin masih tenang dan sang mentari sudah menampakkan dirinya di ufuk timur. Menyinari desaku yang tenang dan damai. Perasaan tenang menyambut sang mentari bersinar itulah yang aku rasakan sekarang.
" Waahh indahnya... bisa liat sunrise pagi ini..!!" sahutku.
" Udaranya sejuk sekali..!!" tambah Kiki lalu berputar-putar di tengah jalan ala tarian.
Sedangkan Ana hanya senyum kecil saat melihat tingkah kami berdua. Kami berhenti melihat pemandangan gunung dan sawah yang sangat indah mempesona.
Aku sangat menikmati pemandangan pagi ini." Syifah... hidung kamu berdarah...!!" tegur Ana memegang pundakku.
" Benarkah...??" tanyaku tak percaya.
Tapi benar saja. Saat aku menunduk, darahnya bercucuran keluar. Cepat-cepat kupencet hidungku dengan jari tanganku agar tertutup.
" Ini Fah... tutup pakai daun ini..!!" Kiki menyodorkan beberapa lembar dedaunan yang berbentuk bundar itu kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH YANG TERBAIK
AdventureSyifah adalah seorang gadis desa yang memiliki impian sekolah di sekolah negeri. Namun, harus beralih ke sekolah swasta. Awalnya Syifah menolak tetapi akhirnya ia pasrah dan menyetujuinya walau hati kecilnya menolak. Semakin hari ia semakin betah di...