Hanya orang yang di beri kepercayaan yang akan berkhianat......
Aku termenung sendiri dikursi kayu yang berada didepan ruang pembelajaran itu. Yahh sekarang aku tidak punya kawan untuk ngobrol di kursi ini. Santri dan santriwati keluar masuk ruangan tapi tak seorang pun menegurku.
Aku diasingkan lagi deh, namun aku tetap semangat mengikuti pembelajaran walau tanpa ke empat sahabatku. Kupegangi sebuah proposal bersampul warna hijau itu dengan erat bersamaan dengan buku kecil yang aku pinjam di perpustakaan kemarin, sudah lama aku disini tapi pengurus kost putri yahh siapa lagi kalau bukan ibu Fatma belum juga datang..."Syifah kamu di panggil diruangannya ibu Fatma yang cepat yah," kupandangi wajah Nania yang berlari menghampiriku itu.
"A..aaakkkuuu.. ,,?" aku kaget dan langsung berdiri begitu mendengar perkataan seorang santriwati bernama Nania.
"Iya.. udah cepat kesana kamu sudah di tungguin," Nania mendorongku, aku pun berlari menuruni tangga dengan proposal dan buku masih kupengang erat dengan perasaan yang deg degan....
Sekitar 10 menit aku telah sampai di ruangan itu dengan keadaan hosngosan. Aku mengetok pintu dengan pelan - pelan, suara terdengar dari dalam setelah ku mengetok pintu sebanyak 4 kali kemudian aku membuka pintu dan masuk kedalam memberi salam, serentak suara membalas salamku. Hhaaa...!!! Aku terbelalak begitu melihat mereka berempat tengah berdiri dan satu orang lagi yang berdiri menghadap tembok. Aku diam tak berkutip memandangi mereka, kenapa mereka ada disini? Apa yang sedang terjadi? lalu...
"Syifah....," tegur ibu Fatma dari belakang.
"Iii..iyya..Bu," jawabku kaku. Aku mulai merasakan takut, kakiku gemetar begitupun tanganku. Baru kali ini aku merasakan hal seperti ini di depan ibu guru biasanya aku santai aja tapi sekarang situasinya berbeda." Kemarin kamu kemana...,?" tanya ibu Neni ketika aku menghadap.
" Dari panti asuhan Bu...," jawabku pelan.
" Kepanti asuhan sama siapa..??"" Aakuu..aku sama Umi Rumi dan juga Mila Bu," kemudian aku menunduk, ada apa yah..??
" Betul itu Mil..??" ibu Neni menghampiri Mila
" Iiyyaa bu," terdengar suara terbata - bata di belakangku tapi aku masih takut mengangkat kepala.
" Terus kenapa kamu ada juga disana..?" teriak ibu Neni begitu keras terdengar di telingaku.
Tak lama kemudian aku mendengar suara isak tangis dan bisa ku tebak itu pasti Mila.
" Aaku dipanggil Ika Bu,..!!" jawab Mila disela tangisnya.
" Kok aku sih Mil..?? Kapan aku panggil kamu hhaaa...??" Bentak Ika lalu mendorong Mila hingga terjatuh, aku berbalik lalu membangunkan Mila disampingku.
" Sudah.. sudah....!!" Ibu Fatma menarik lengan Ika yang lagi naik darah.
" Maaf Bu, Mila memang baru datang sekitar 2 menit sebelum kedatangan ibu kesana bersama Nurul." Orang itu tiba - tiba menyahut.Betapa kagetnya aku saat aku memandangi orang yang sejak dari tadi berdiri menghadap tembok itu, aku terperangah melihatnya tanpa berkedip mata.
" Syifah.." teriak ibu Neni lagi menyadarkanku.
" Maaf Bu," aku kemudian menunduk tak percaya, kok kak Reza sih? aduh ada apa ini? berbagai macam pertanyaan menghantuiku dari dalam benakku sendiri." Iya Bu, aku baru datang. Aku juga tidak tau ada apa disana, aku hanya di beritahu seseorang agar aku kesana. Dan sampai disana yahh.. aku lihat ada Ika Mira dan jugaaa.. kak Reza. Maaf Bu..!!"
Aku tambah bingung dengan situasi yang sekarang tapi aku takut menyahut tanpa ditanyai.
" Iya Bu, itu benar..," sambung Nurul.Keadaan hening sekitar 5 menit, lalu..
" Terus kalian bertiga Ika, Mira dan kamu Reza. Kenapa kamu berada disana..??" Ibu Neni kembali berdiri dan berjalan di depan kami.
"Dan kalian bertiga silahkan keluar dulu..!!" sambungnya."Iya Bu.." jawab kami bersamaan lalu meninggalkan ruangan ibu Fatma dan ibu Neni.
Dalam hati timbul banyak pertanyaan yang ingin sekali aku tanyakan kepada mereka tapi aku masih teringat diruangan tadi sehingga aku takut bertanya.
Aku hanya mengikuti langkah kaki Mila dan juga Nurul dari belakang.
" Fah kok jalan sendiri di belakang..??" tanya Mila menghentikan langkahku. Aku mengangkat kepala dan memandanginya...
" Iiyyaaa...!!"
" Aduh Fah, jalan bareng dong..!!" Lalu Nurul menarik lenganku sampai aku bersampingan dengannya.
Di perjalanan aku tidak banyak omong bukan karena pertanyaanku sudah hilang, bukan karena aku malu dan juga bukan karena apa - apa tapi aku hanya menjaga nanti ada kesalahpahaman lagi oohh NOT ...!!! aku tidak mau ada perselisihan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH YANG TERBAIK
AdventureSyifah adalah seorang gadis desa yang memiliki impian sekolah di sekolah negeri. Namun, harus beralih ke sekolah swasta. Awalnya Syifah menolak tetapi akhirnya ia pasrah dan menyetujuinya walau hati kecilnya menolak. Semakin hari ia semakin betah di...