Belajarlah ikhlas

186 3 0
                                    

Tok... Tok... Tok....

" Syifah.... " panggil umi.

Tak ada jawaban.

Tok... Tok... Tok...

" Syifah... Syifah sayang...!!" Panggil umi lebih nyaring.

" Iya umi..." jawabku masih linglung.

Srekk...

Pintu terbuka.

" Ada apa umi...??" tanyaku. Mataku sebentar- sebentar tertutup kembali.

" Syifah tidur lagi....??" tanya umi kembali.

Sejenak kutarik nafas. " Iya umi ngantuk..."

" Eehhh jangan tidur dulu Fah. Itu teman-teman kamu pada datang..."

Mataku langsung melotot, terbuka lebar, jadi nggak ngantuk lagi saat mendengar perkataan umi.

" Benar umi..??" tanyaku sedikit berteriak.

" Iihh Syifah..." keluh umi karena aku langsung berlari keluar menemui mereka tanpa mendengar jawabannya lagi.

"Syifah... I'm coming...!!" Anty langsung memelukku.

" Aarrgghh..." ringisku sesak nafas.

" Nggak segitunya juga kali..." sindir Johan.

" Kalian semua bermalam kan...??" tanyaku di selimuti rasa gembira.

" Nggak jadi. Heeii semua pulang yuuk..!!!" kata Cakra membuatku bete detik itu juga.

" Mau pulang silahkan pulang sendiri.." Anty berhasil meng-knock out Cakra kembali." Siapa juga mau pulang sama kamu..." ketusnya. Rupanya Anty bangga sekali. Ia merasa telah berhasil membalas Cakra waktu di kebun Teh kemarin. Maklum Anty memang suka menyimpan dendam. Tapi yang nggak kelewatan yah....

" Maaf... maaf... cuma bercanda kok.." jawab Cakra mengaku bersalah.

" Masuk yuk..!!!" ajakku.

" Gitu dong. Dari tadi kek..." ujar Johan langsung mendahului yang lainnya dan duduk diatas sofa.

" Maaf aku bukan kakekmu.." jawabku sedikit candaan.

" Tapi calon.." semua melotot, " Hhaaaa...??? Caaloonn..??" tanya Kiki kaget.

" Calon nenek.." ujar Johan membuat kami semua tertawa.

" Aku bikin air minum dulu yah.." lalu aku pamit menujuh dapur. Disana ada umi sementara menyiapkan minuman untuk teman-temanku.

Aku kembali dengan sebuah baki di tanganku yang berisi beberapa cangkir teh.
" Silahkan... maaf nggak ada kuenya" kataku. Ku letakkan satu persatu cangkir itu di atas meja.

" Nggak lengkap dong.." sahut Cakra.

" kasih lengkap aja kalau kurang..." jawab Risal langsung meminum teh miliknya.

" Assalamu'alaikum.." tiba-tiba bang Rafa datang. Semuanya terdiam setelah menjawab salam.

" Bang Rafa baru pulang...??" tanyaku bermaksud menginterogasi.

" Iya.." jawabnya mengangkat alis.

" Bang Rafa telat 30 menit..." jawabku kacak pinggang.

" Benarkah...?" bang Rafa malah mengikuti gayaku.

" Liat aja sendiri.." jawabku lagi tak mau kalah.
Namun, niatku untuk menagih perjanjian itu malah aku urungkan. Memang tadi ada perjanjian sama bang Rafa. Siapa yang pulang terlambat harus melayani selama satu hari full. Batas jam pulangnya adalah jam 4:30 dan sekarang bang Rafa baru sampai kurang lebih jam 5:00 malah hampir setengah enam. Sudah jelas kan terlambat nya. Tapi aku langsung kembali duduk disamping Ana dan Kiki. Kembali aku teringat dengan Ahmad yang selalu meniru gaya- gayaku saat emosi.

PILIHAN ALLAH YANG TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang