Hari ini merupakan hari kesibukanku lagi. Aku harus mempersiapkan segala kebutuhanku lagi. Aku mulai dari membereskan masalah pakaian yang akan aku bawa. Lemari acak-acakan akibat ulahku.
" Sayang bikin apa..??" sahut umi lembut di balik pintu.
"Masuk aja umi... ini aku lagi bereskan baju," jawabku.
Tak lama umi sudah ada duduk di sampingku," kok lemarinya di bongkar sampai acak-acakan begini Fah..??"
Sambil membolak balikkan bajuku," Iya umi. Syifah mau pisahkan pakaian aku yang mini, ketat dengan yang aku pakai sekarang."
" Terus..??bajunya yang ini mau di apain..??" umi mengangkat beberapa baju yang ku sisipkan.
" Nggak taulah..."
" Nggak di pake lagi kan?"
" Iya..."
" Sumbangkan aja Fah kalau kamu nggak pake lagi.." ide umi cemerlang.
" Boleh.. tapi untuk siapa..?? kan ini bajunya ada yang ketat, mini lagi..."
" Kan daripada mubazir, lebih baik kita sumbangkan. Banyak kok sayang yang butuh. Lagian kan kalau anak gadis yang baru umuran 14 - 15 tahun. Pasti masih terlihat longgar nggak ketat ia pake..."
" Iya umi kan lebih tau. Boleh deh.."
Umi membantuku melipat kembali baju-baju yang sudah aku pisah-pisahkan.
" Kasih masuk kardus dulu Fah."
" Iya umi," lalu aku menujuh dapur. Disana ada satu kardus indomie yang menjadi incaranku dari tadi.
Lalu aku membereskannya dan menyusunnya dengan rapi. Begitupun baju yang masih terpakai." Sudah..." ujarku.
" Sudah rapi.." komentar umi. " Habis ini apa lagi Fah...??" tambahnya bertanya.
" Kayanya sudah semua umi. Tiket kan sudah ada, pakaian sudah, cuma itu.." jawabku menghitung jari sambil berfikir.
" Syifah mau bawa kue...??" tanya umi lagi.
Aku memandang umi, " kue dari mana...??"
" Kalau mau umi bikinkan..."
Tanpa berfikir lama," boleh... Syifah mau kalau kuenya bikinan umi..."
" Hari ini kita bikin kue... kamu bantu umi kan..??"
" Iya dong pastinya.."
Lalu aku dan umi beranjak ke dapur. Mempersiapkan bahan-bahan dan alat yang akan di pakai. Ku keluarkan oven dari lemari yang ada di bawah tempat kompor. Sedangkan umi mempersiapkan bahannya.
" Aduuhh... selainya sudah habis..!!" gumamnya sambil mengangkat botol selainya.
" Kenapa umi...?"
" Selainya habis Fah.."
" Nanti aku ajak abang deh pergi beli.."
Setelah selesai aku persiapkan ovennya. Aku mengambil uang yang di berikan umi lalu menghampiri bang Rafa. Dia sedang duduk bersama abi di teras rumah.
" Bang... temanin Syifah dong..!!" ajakku lalu ku tarik tangannya.
" Mau kemana...??"
" Ke warung buat beli selai.."
" Mau bikin apa Fah..??" tanya abi.
" Bikin kue nastar...!!" ujarku.
Bang Rafa berdiri dan memasuki rumah. Tak lama bang Rafa sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHAN ALLAH YANG TERBAIK
AventuraSyifah adalah seorang gadis desa yang memiliki impian sekolah di sekolah negeri. Namun, harus beralih ke sekolah swasta. Awalnya Syifah menolak tetapi akhirnya ia pasrah dan menyetujuinya walau hati kecilnya menolak. Semakin hari ia semakin betah di...