Kepergianmu Meninggalkan Luka

211 5 0
                                    

Hadirmu hanya sekilas di hidupku,
Namun meninggalkan luka tak terhapus oleh waktu.

Aku berjalan beriringan dengan kedua sahabatku menuruni tangga. Sudah 3 hari kepergian Ika dan Mira dari pondok ini, namun sampai sekarang aku belum mengerti ada apa di balik Mira yang cukup pendiam itu. Mengapa sampai ia terjerat oleh sanksi yang begitu berat dan mengapa ia menerimanya tanpa ada komentar sedikit pun..??
Semua itu masih pertanyaan yang tersimpan erat dalam batinku. Sebenarnya itu sangat menyiksa dan mendorongku untuk mengajukan pertanyaan itu tapi aku takut untuk bertanya.
Bukannya aku ini penakut yahh...!!! Tapi aku pikir tidak ada hubungannya denganku, untuk apa aku tanyakan hal yang nggak penting....

" Eeeehhh tunggu dulu..!!!" Nurul tiba - tiba menghentikan langkahku begitupun Mila.

" Ada apa..??" tanya Mila.

" Daripada kita kembali ke kamar mendingan kita ngobrol dulu deh di kantin sono..??" kemudian Nurul menunjuk sebuah warung kecil yang memang di izinkan berjualan di dalam pondok. Disana adalah salah satu tempat ngobrol kami juga selain di perpustakaan dan di bawah pohon dekat mesjid.

" Hhhmmm... bolehlah," jawabku setuju dengan usulannya.

Kemudian kami bertiga menuju warung kecil itu. Ternyata warung itu lagi di padati para santriwati yang lagi belanja cemilan, beberapa diantaranya duduk ngobrol sambil ngemil gitu...

" Silahkan masuk..!!" sapa ibu Sumi pemilik warung itu.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman lalu masuk dan mengambil beberapa cemilan terus duduk di pojok begitupun kedua sahabatku itu.
Kami ngobrol sambil sesekali bercanda riang, Namun percakapan kami terhenti ketika terdengar suara ejekan dari dalam ruangan sempit itu.

" Hhhaaaa... anak haram itu tak sadar yaah..?? kok masih bisa tertawa begitu sihh..??"

suaranya samar- samar terdengar di telingaku dalam keributan yang kami buat. Setelah kami diam, mereka yang berada dalam ruangan pun mulai terdiam.
Aku berdiri lalu menatap segerombolan santriwati yang sedang asyik ngobrol dan ngegosip itu. Dan bisa ku pastikan suara samar- samar itu berasal dari gosip mereka, namun aku harus punya bukti untuk menghampirinya. Beberapa menit aku perhatikan ternyata dugaanku benar. Mereka lagi ngegosipin Mila sahabat dekatku.

" Tunggu sebentar yahh...!!" kataku lalu ku hampiri mereka yang sama sekali tak menyadari kedatanganku..

" Eehhhhhmmm... lagi apa nih..??" tanyaku basa basi setelah ku berada di belakangnya.

" Biasalah lagi bahas soal anak haram itu..!!" jawabnya spontan.

" Siapa anak haram...??" tanyaku lagi.

" Siapa lagi kalau bukan Mila atau hhmm... Asmila Widya itu." jawabnya tanpa mempedulikanku.

" Hheeiii hati- hati kalau ngomong..!!" Teriakku kemudian ku dorong pundaknya dengan satu tangan.
Barulah ia menyadari kedatanganku, sedangkan teman yang lainnya hanya terdiam.

" Eehh Syifah..!!" Ia berbalik lalu menunduk.

Aku bukannya jagoan yang di takuti banyak santriwati disini tapi entahlah aku juga tidak mengerti mengapa semua takut dengan perkataanku. Bukannya lebih bagus kalau mereka takut denganku..??
Eehhh tunggu dulu, tadi cuma banyak berarti masih ada dong yang nggak takut ma aku, tapi biarlah setidaknya ada yang nurut...

Aku hanya mengerutkan kening,
" Tadi kamu bilang apa..??" tanyaku asal- asalan.

" Tidak ada kok Fah, maaf..!!"

" Kuperingatkan lagi yah, Mila itu bukan seperti yang kalian pikirkan. Jadiiii... berhentilah ngegosip tentang dirinya Ok..??
Kalau tidak kamu tau sendiri akibatnya, yyyaahhh mungkin berhadapan dengan ibu Nenilah..!!"

Inilah senjataku yang paling ampuh menyebut nama ibu Neni salah satu guru yang tegas dan bisa di katakan sangat sangar, makanya semua santri takut bila harus berhadapan dengannya apa lagi kalau ia melanggar.

" Iiyyaa deh...!!"

Lalu aku kembali ke tempat dudukku yang semula dan melanjutkan ngobrol dan makan cemilan juga sih...
Namun, Mila terdiam sejak aku dari menghampiri mereka, kini ia hanya menunduk.

"Mil cobain nih...??" Nurul menyodorkan cemilannya itu ke arah Mila.

" Iya Mil enak lho..!!" tambahku.

Tapi Mila tidak merespon sama sekali ia hanya tertunduk.

" Mil kamu sakit yah..??" tanya Nurul khawatir sambil memegang pundak Mila.

" Ooohh nggak kok..!!" jawab Mila terburu- buru..

" Terus kenapa..??" tanyaku penasaran juga dengan keadaan Mila.

" Keluar yuukk..!!" ajak Mila tiba- tiba.
Aku dan Nurul mengikut saja, kuraih cemilanku lalu ku ikuti dari belakang. Ternyata di perjalanan menujuh asrama pun banyak santriwati yang ngegosipin masalah Mila tak cuma itu saja, lebih parahnya ada pun santri yang ikut- ikutan gitu....
Aku berniat menghampiri mereka tapi Mila menghentikanku dengan memegang lenganku.

" Jangan Fah..!!" katanya saat itu.

" Kenapa Mil..??" tanyaku tak mengerti.

" Syifah itu mau belain kamu." tambah Nurul menyetujui maksudku.

" Biarkan saja...., lagian apa yang mereka bilang itu benar kok. Semuanya sudah tau siapa aku, bukannya kamu bilang Fah itu akan lebih baik kan..?? jadi sudah..., nggak usah di tegur lagi nanti tambah masalah...!!"

" Iya bukan begitu Mil..., tapi kalau mereka terus begitu kan nggak baik juga dengarnya...!!!"

" Nggak takut dosa apa...,??? bukannya itu perbuatan ghibah....,??" timpal Nurul lagi.

" Iya Rul itu benar..!!" kataku.

Lalu aku dan Nurul menghampiri mereka yang sedang asyik nongrong di sebuah tempat duduk.

" Maaf yah mengganggu.., tapi apa kalian nggak takut dosa kalau ngegosipin keburukan orang..??" tanyaku setelah berada di dekatnya.

" Iyya itukan ghibah..!!" kata Nurul mengingatkan mereka.

Alhamdulillah mereka akhirnya paham dan mulai berhamburan.
Aku dan Nurul juga kembali menghampiri Mila yang berdiri dari kejauhan, kemudian mereka pulang ke asrama dan aku pulang kerumah umi Rumi....

******

Maaf kalau ada yang salah2 yah..
mohon di Vote and coment yang salah atw yang bermsalah...
InsyaAllah sya perbaiki di crita selanjutnya dehhh....!!!

:)

PILIHAN ALLAH YANG TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang