Aku pasti BISA..!!!

253 3 0
                                    

Dimana ada kemauan disitu ada jalan...

" Sibuk amat Fah...!! bikin apaan sih..??"
Umi Rumi menghampiriku yang sedang mengacak- acak tiap- tiap lembar buku.

" Nggak kok umi. Ini Syifah cuma nyari contoh puisi aja, siapa tau ada di buku ini..!!"
Cepat- cepat ku kumpulkan bukuku yang berserakan di atas tempat tidur. Aku malu Umi masuk di kamarku dengan keadaan kamar berantakan seperti ini.

" Maaf Umi sedikit berantakan..!!"
Kataku ketika Umi Rumi membuka pintu kamarku yang hanya separuh terbuka.

" Hhhmm... Syifah ikut lomba itu yah..!??"

" InsyaAllah umi. Ini lagi belajar nulis- nulis buat percobaan."

" Bagus dong sayang nanti juga bisa. Asalkan Syifah rajin berusaha dan berdo'a yah. InsyaAllah Syifah bisa kok..!!"

"Makasih yah Umi...!!"

Kemudian Umi Rumi menarikku dalam pelukannya sambil mengusap- usap kepalaku. Ku rasakan pelukan yang penuh kasih sayang ini. Namun masih tersirat sedikit rasa sedih dalam lubuk hatiku, sungguh aku merindukan umi dan abi yang jauh tak terlihat oleh pandangan mataku saat ini.
Tapi dengan adanya Umi Rumi, kesedihan itu sedikit tertutupi dengan segala perhatian yang ia berikan padaku.

" Yah sudah silahkan di lanjut lagi belajarnya, Umi mau masak dulu.."

" Syifah bantuin umi masak saja dulu belajarnya bentar..!!"
Lalu ku susun buku- buku itu dalam kardus kembali.

" Nggak usah sayang, mau ikut lomba kan..?? sudah Syifah belajar yang giat biar Umi saja.."

" Tapi Umi...."

" Sudah... biar Umi sendiri..!!!"
Lalu keluar dari kamar meninggalkanku.

"Makasih Umi," ucapku dalam hati.

Buku yang aku masukkan dalam kardus itu kembali terhambur di atas tempat tidurku. Sejauh ini aku belum bisa menulis puisi yang akan di perlombakan, tapi aku tidak putus asa. Aku terus saja menulis kata demi kata walaupun sedikit pusing di buatnya.

" Aaahhh pusing...!!!"
Keluhku saat fikiranku sedikit terganggu.

Tak lama kemudian Umi Rumi memanggil kita untuk makan malam. Aku keluar kamar lalu turun menujuh meja makan. Disana sudah ada Umi Rumi dan Pak Imran suami Umi Rumi. Aku sungguh malu dengan situasi malam ini, aku merasa kurang enak dengan mereka. Mungkin karena aku tidak membantu Umi Rumi tadi masak yaahh jadinya begini.
Kami makan tanpa ada komentar lagi sampai selesai. Setelah makan aku langsung mencuci piring terus bereskan meja dan kembali ke kamar lagi buat lanjutin nulis sepatah kata yang tak tau arahnya kemana...

******

"Syifaahh...!!"
Teriak Nurul dari belakang membuatku sedikit terkejut. Aku menoleh kearahnya dengan senyum kecilku.

" Gimana..?? Sudah selesai..??"

" Hhhhmmm sama sekali belum..!!"
jawabku tanpa semangat.

" Sudah jangan khawatir. Bentar kalau proses pembelajaran selesai kita ke perpustakaan buat nulis puisinya. Ohh iya kemarin kak Reza bilang mau kesana juga buat bantuin lho..!!"

"Whhatt...??" Tanyaki syok begitu mendengar nama kak Reza di sebut oleh Nurul.

" Kok kaget gitu sih..? biasa aja dong..!!" Sambung Mila mulai berkomentar.

" Iya Fah kemarin dia bilang..!!"

" Begitu yah..??" kataku senyum menahan malu.

" Cieee... yang lagi kangen nii yeee..!!"

PILIHAN ALLAH YANG TERBAIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang