12_ Hug You Tight

2.1K 206 16
                                    

Masih hening. Mereka masih duduk di meja yang sama, namun dengan pikiran berbeda.

"Gue capek, gue mau tidur duluan...." Akhirnya, Illy lebih dulu meninggalkan tempat itu. Ya, ia hanya ingin segera keluar dari suasana canggung itu. Menurutnya, diarinyalah yang membuat suasana aneh, karena terus memikirkan semua fakta menyesakan mengenai Al.

Tapi, Illy tidak tahu jika dua orang itu juga memiliki alasan sendiri dari atas kecanggungannya.

Tidak berselang lama, Verrel beranjak tanpa berbicara pada Al. Sama seperti Illy, malam itu ia memutuskan untuk tidur dan berharap esok akan mengembalikan keceriaannya seperti biasa.

Bohong! Verrel hanya sedang berbohong, menyembunyikan semuanya. Jika tidak, dia tidak harus berpikir sekeras itu untuk menentukan jawaban dari pertanyaan sesimple tadi, bukan? Tapi aku yakin, jauh di dalam hatinya, ia tidak akan bisa mengelak, tidak akan mungkin berbohong. Ya, dia merasakannya, hanya belum punya keberanian untuk meyakininya. Saat keyakinan itu dia dapatkan... haruskah aku menyerah? Mengalah dan melupakan Bidadariku?

Setelah cukup lama termenung seorang diri di meja itu, Al bergegas ke tenda, bergabung dengan Verrel yang kemungkinan sudah tertidur. Langkah lambatnya terhenti di depan tenda Illy. Ia memperhatikan tenda itu, seolah tengah memperhatikan Illy. Rasanya… aku ingin sekali melihatnya. Dia di dalam sana, mungkin sedang bermimpi indah. Semoga saat terbangun, mimpi indahnya menjadi nyata….

Al masuk ke dalam tendanya dan langsung mendengar suara dengkuran pelan Verrel. Entah itu keberapa kalinya ia tidur bersama Verrel, mendengar suara nafasnya dalam tidur. Akhirnya, ia membaringkan tubuhnya di sisi Verrel, dengan selimut tebal yang ia tarik hingga menutupi lehernya, dan mencoba untuk segera terjaga.

***

Pertama kali kita bertemu, aku sangat menyukainya. Dia pria yang baik, yang seolah bisa mengisi kekosongan posisi Ayah sekaligus Kakak untukku. Secara silsilah keluarga, dia memang adik sepupu dari Ayahku. Setelah kedua orang tuanya meninggal, dia mengikuti Ayahku, pindah ke rumah megah kami. Aku… menyukainya.

Tapi... semuanya berubah semenjak malam itu, saat dia melakukan sesuatu yang membuatku takut. Dia menyakitiku dan tidak membiaranku berteriak, mulutku dibekap. Aku hanya bisa menangis dengan suara tertahan, menjerit di dalam hati seraya menahan sakit yang tak terkira. Usiaku baru enam tahun, dan aku pikir, mungkin aku tidak akan menginjak usia ke tujuhku. Saat itu, aku pikir aku akan mati seketika.... Lebih baik mati.

Aku lupa berapa kali dia melakukannya. Aku hanya bisa mengingat rasa sakit, perih, dan takut yang setiap detiknya menyiksaku. Hingga malam itu… saat semua orang mungkin sedang bermimpi indah, ya, saat-saat seperti itulah dia melakukannya, dia kembali membawaku. Tapi kali ini, aku berhasil meloloskan diri dari cengkramannya, aku berlari dari kamarnya yang mengerikan itu. Entahlah, aku mendapat kekuatan atau keberuntungan....

Dia marah dan mengejarku, tapi aku terus berlari sampai kakiku terhenti tepat di ambang tangga. Aku berpikir, haruskah aku turun...? Belum sempat aku memutuskan, dia yang berlari kencang untuk menangkapku malah melewatiku, tubuhnya yang sudah kehilangan keseimbangan nyaris membawaku bersamanya, tapi tidak. Dia terjatuh sendiri....

Malam itu, aku berdiri tidak jauh darinya, melihatnya tersungkur dan berguling-guling menuruni tangga rumahku yang sangat tinggi. Dia terjatuh hingga tubuhnya berhenti di lantai bawah. Kepalanya dipenuhi darah, tangannya... entahlah, seperti terkilir ke belakang. Dan matanya terbuka, mungkin nyaris keluar.

Dan aku, aku hanya membatu, melihatnya dengan tatapan kosong. Aku tidak bisa menggambarkan perasaanku saat itu. Ya, aku takut, aku bingung. Tapi, seperti ada perasaan lain yang sedikit jahat terlintas dalam benakku. Aku mensyukuri kejadian itu....

   Kecelakaan itu membunuhnya sekaligus menyelamatkanku. Tapi, luka hatiku belum sembuh, justru semakin bertambah. Pamanku mati dengan meninggalkan luka yang teramat sangat menyiksaku....

A Wallflower Love Story (AWLS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang